Queen 12

1.5K 222 16
                                    

"Saat semua terasa menyemukan penglihatan. Saat itulah rasa sesak datang memberi kesakitan."

"Sudah siapkah kamu membaca kisahku? Kisah gadis usang yang dipenuhi luka kecewa yang menyeru."—Queen Clara Praditya
••
Happy reading!
Akan banyak flashback
•••••

Pagi mulai datang. Membangunkan gadis cantik yang sedang berusaha membuka mata. Setelah semua kepulihanya sudah sadar sepenuhnya. Ia lantas mulai duduk sebentar, sebelum suara pintu terbuka itu mengalihkan pemandangannya.

"Clar," sapa Dion sambil tersenyum yang dibalas senyum balik.

"Papah mamah kamu kembali," ujar Dion dengan senyum manis. Tapi tidak dengan Clara. Ia justru diam membisu. Yang membuat Dion terheran.

"Are you okay?" tanya Dion kepada Clara yang dibalas keterdiaman Clara, sebelum akhirnya mulai menangis histeris yang membuat Dion panik bukan main.

"Hey, kenapa? sini bilang," tawar Dion sambil mengusap rambut Clara.

"Kasih sayang apa yang mereka bilang? rasa cinta apa yang mereka tawarkan? saya rasa tidak. Mereka hanya kasihan, mereka tidak mencintai dan menyayangi saya, mereka semua hanya kasihan kepada saya!" teriak Clara yang langsung dibalas dekapan hangat oleh Dion.

Dion tau, saat Clara sudah berkata saya itu artinya Clara sudah muak dengan keadaan.

"Hey tenang, kenapa kamu ngomong gitu hm?" tanya Dion dengan penuh lembut.

Ia tidak akan berbicara lu gua jika ada disaat seperti ini, ia akan berbicara selembut mungkin.

Flashback on

Seorang gadis kecil disalahkan oleh kedua orangtuanya hanya karena tak ingin menuruti sang kakak. Setiap hari, ia harus menahan segala rasa sakit itu. Sakit saat semua kasih sayang justru terlimpahkan oleh kakaknya. Tapi kakaknya justru tidak menyukainya karena merasa kasih sayang orang tuanya untuknya. Itu semua bohong.

"Kasih sayang apa yang kalian ucap? Mamah tak pernah menyayangiku sepenuhnya, ia hanya kasihan terhadap ku. Papah tak pernah menyayangiku, kasih sayangnya hanya untuk kakak. Aku yang setiap hari menahan segala inginku hanya karena tak ingin menambah beban, tapi dia? dia slalu meminta segalanya pada kalian," lirih Clara sambil melihat dari jauh, dimana kedua orangtuanya sedang menenangkan kakaknya.

"Satu kesalahan yang kubuat bisa membuat kalian mencercaku dengan penuh bisa. Tapi,  berkali-kali kesalahannya slalu tertutupi dengan beberapa kebaikannya. Jadi, sebenernya aku harus apa Mah? Pah? saat semua menghantam diri ini tapi tak bisa berbuat apa-apa. Aku sendirian memeluk diriku. Saat kakak curhat kalian mendengarkannya dengan baik, tapi terhadapku kalian justru menjambakku-" tak kuasa melanjutkan ucapannya. Terasa kelu saat ingin mengucap sebuah kata yang pedih sebelum akhirnya menyelesaikan ucapannya.

"Saat kakak mengulang banyak kesalahan, ayah hanya mencerca. Tapi ketika aku berbuat sebuah kesalahan yang tak tau mana letak kesalahanku, tamparan yang begitu menyesakan kuterima. Jadi, sebenernya omong kosong apa yang kalian ucapkan? kasih sayang apa yang kalian tunjukan? keadilan apa yang kalian berikan? saat semua terasa begitu meremukan batin dan jiwa seorang," jelas Clara sambil menangis dalam diam.

Hari ini, ia sadar sepenuhnya. Mereka tidak mencintainya, mereka hanya kasihan terhadapnya. Mereka tidak mencintainya, itu yang sebenernya terjadi.

Flashback off

"Aku gak mau ketemu sama mereka Dion, gak mau," tolak Clara kepada Dion yang dibalas anggukan oleh Dion.

"Okay, kita gak akan ketemu okay?" ujar Dion menenangkan Clara yang langsung dibalas anggukan oleh Clara.

Beberapa saat setelah Clara tenang dan mulai tertidur kembali, mungkin karena kelelahan. Hari ini guru-guru sedang ada rapat, itu sebabnya para siswa-siswi diliburkan berhari-hari.

QUEEN Of SADNESS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang