Queen 4

3K 392 61
                                    

Hay, aku menulisnya dengan sepenuh hati, maukah kau berbaik hati? Dengan membacanya sepenuh hati.

"Sudah siapkah kamu membaca kisahku? Kisah gadis usang yang dipenuhi luka kecewa yang menyeru."—Queen Clara Praditya


Happy reading!
Dermaga luka, si gadis yang sedang bercerita.
•••••

Langkah kaki yang gontai, berjalan tak tentu arah. Dia Clara, setelah ia tadi menemukan sedikit kebahagiaan kini kembali dihantui trauma kesedihan. Entah kenapa kakaknya seperti bukan ingin membunuhnya secara perlahan, tapi juga membunuh psikisnya secara perlahan. Sakit, itu yang ada di dalam seluruh batin dan fisiknya.

"Kenapa Tuhan? kenapa dia begitu jahat? kenapa dia ingin membunuh psikis dan juga fisikku? kenapa? salahkah aku hidup Tuhan?" tanyanya dengan penuh nada pilu.

"Aku iri, melihat dia slalu diistimewakan dulu oleh orang tuaku. Kini, dia juga ingin merebut jiwaku untuk pergi kembali disisimu," ucapnya kembali dengan lirih.

"Tuhan, beri aku satu waktu, aku ingin merasakan kasih sayang kakak, beri aku kasih sayang itu sebelum ajal menjemput ku, Tuhan," ujarnya kepada langit malam.

Dia, lantas terduduk disebuah halte. Tanpa sadar, langkah kakinya menuntunnya menuju hujan yang sedang turun cukup deras membuatnya semakin kehujanan dan dia menikmati hujan itu.

"Hujan, kamu jatuh berkali-kali tapi tak pernah mengeluh. Tapi, kenapa aku tak bisa jadi dirimu? Kenapa aku slalu mengeluh atas rasa sakit ini, kenapa hujan?" tanyanya kepada hujan sambil memejamkan mata, menikmati setiap usapan lembut hujan.

"Bila nanti Tuhan izinkan aku pergi, izinkanlah aku pergi dengan tenang Tuhan. Aku ingin pergi setelah tak ada dendam dihati kakaku, aku ingin tenang dari kematian ku," ucapnya dengan lirih sambil berharap rasa sakit itu hilang.

•••

Disisi lain, seorang pemuda tengah cemas karena kehilangan seseorang. Ia lantas mondar-mandir kesana kemari seperti tak ada tujuan, terus menelfon seseorang yang bisa membuatnya menemukan seseorang itu, namun nihil. Hingga akhirnya ia harus segera mencari sebelum terjadi apa-apa dengan seseorang itu.

"Siapkan mobil, sekarang!" bentaknya meluapkan segala emosi dan kekhawatiran.

"Baik pak!" jawab seseorang ditelfon itu, lalu terputus.

Ia lantas menaiki mobil dengan pelan, sambil melihat kanan kiri, berharap seseorang yang ia cari ada. Namun nihil, ia tak menemukan seseorang itu. Membuatnya lantas frustasi dan mengacak rambutnya, ia lalu menepi dan segera menelfon Seseorang kembali berkali-kali.

•••••

Disisi lain, seorang remaja tengah mengendari sepeda motor sportnya, tak sengaja netranyabmelihat seperti seseorang duduk ditengah  hujan. Bodoh, satu kata yang saat ini ia umpatkan ke wanita itu, sudah tau hujan, tapi masih tetap diam tanpa mengiup. Ia lantas menepi, dia masih punya jiwa manusiawi.

"Heh! lu gila ya!" teriaknya, berharap gadis itu mendengarnya tapi nihil, sepertinya gadis ini melamun.

"Woi!" teriaknya lagi, namun gadis itu hanya menatap sebentar lalu kembali menatap depan, kosong, itulah yang ia lihat dari tatapan gadis ini.

Merinding, apakah dia hantu? fikir pria itu, lalu mulai mendekat dan mulai menepuk pelan bahu gadis itu sambil terus merapalkan doa, berharap dia manusia bukan setan.

"Eh," kaget gadis itu, tersadar dari lamunannya dan melihat cowok yang tiba-tiba ada didepannya.

"Siapa kamu?" tanya wanita itu lalu ketakutan, ia takut jika lelaki ini adalah orang suruhan kakaknya yang akan membuatnya menderita.

QUEEN Of SADNESS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang