Queen 14

1.5K 213 37
                                    

"Sudah siapkah kamu membaca kisahku? kisah gadis usang yang dipenuhi luka kecewa yang menyeru."

"Semesta. Aku berharap sedikit waktu bahagia. Sedikit waktu, dari sisa hidupku disisa terakhirku."
-Queen Clara Praditya.

Happy reading!
•••••

Setelah lelah menasehati Clara hingga akhirnya Clara mau untuk pulang. Diperjalanan pulang Clara tertidur yang membuat Dion menepi sebentar untuk menchat seseorang.

Si fakboy

Woi!
Jangan lupa ya, jangan ampek telat ok

Iya²
Bawel amat dah lu

Bodo.

Setelah itu percakapan berakhir. Entah apa yang sedang disembunyikan Dion. Hanya Dion dan beberapa orang saja yang tahu.

•••••

Adzan Maghrib berkumandang. Membuat gadis cantik dengan mata yang sembab itu akhirnya terbuka lebar. Lalu melihat jam dinding dan menghela nafas lelah. Sudah berapa jam ia tidur, pikirnya.

Lalu melangkah gontai menuju kamar mandi untuk membersihkan diri serta shalat. Setelah shalat Clara lalu mulai melipat mukena dan menaruh ditempatnya. Setelah itu ia mulai menuju balkon, tempatnya menenangkan diri.

"Tuhan, sampai kapan Clara bisa bertahan?" tanyanya sambil menatap langit malam ini yang nampaknya mendung selayaknya hatinya.

"Semoga, Clara bisa tenang nanti ya. Clara ingin kembali kepadamu dengan keadaan keluarga Clara sudah mau menerima Clara kembali, semoga ada keajaiban yang membuat mereka menyayangi Clara Tuhan," pintanya sambil mencoba tersenyum meski terlihat terpaksa.

Belum sempat termenung, pintu kamarnya sudah di ketuk oleh seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah Dion.

"Makan dulu Clar, belum makan kan?" tanya Dion sambil membawa sepiring makanan dan minuman itu ke dalam kamar Clara.

"Dion ... Clara gak laper, Clara masih kenyang," jelas Clara meski perutnya meronta ingin meminta makan ia tetap tak ingin makan, rasanya tak ada selera.

"Clar, kesehatan itu nomer satu, abaikan mereka yang nyakitin elu, jangan karena mereka nyakitin elu, elu juga jadi turut nyakitin diri elu sendiri. Sedang kita disini, slalu ada buat elu Clar," jelas dion agar Clara mau kembali makan. Ia ikut prihatin akan kehidupan Clara, tapi melukainya dirinya sendiri juga bukan hal yang bagus.

"Maaf,"

Hanya itu yang bisa Clara ucapkan. Saat ini, ia hanya merasa hampa. Seperti dalam ambang antara tertawa dan sedih. Rasanya menyesakan.

"Makan ya," pinta Dion yang dibalas anggukan oleh Clara.

"Good girl!" puji Dion saat Clara mau memakan itu hingga tersisa sedikit.

"Habis shalat isya, langsung tidur okay?" nasehat Dion kepada Clara yang membuat Clara menganggukkan kepalanya lagi.

"Yaudah,"

Setelah mengucapkan hal itu, Dion lantas pergi membawa piring dan minum Clara.

"Ternyata, masih ada orang baik yang mau menampung gadis penuh luka ini," ucapnya sambil melihat kepergian Dion yang mulai hilang dari penglihatannya.

QUEEN Of SADNESS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang