Queen 24

1.5K 300 72
                                    

someone : Ceritamu banyak pembaca gelapnya

Me : hah?

Someone : baca doang kaga vote

Me : dibaca aja udah syukur,

Someone : kalo mereka vote, itu artinya mereka mengapresiasi karya lu dan yah, lu kenapa gak pernah kasih jangan lupa tinggalkan jejak gitu?

Me : kalo karya gua bisa diterima, tanpa gua minta pun mereka akan vote. Gua gak mau memaksa mereka, mereka vote itu artinya gua berhasil membuat mereka ngikutin cerita gua, kalo enggak ya gua pasrah takdir aja yang penting udah usaha.

•••••

"Hal yang terus bertahan dan tak pernah meninggalkanmu, ialah dirimu."—Raja

"Sudah siap membaca kisahku? kisah gadis usang yang dipenuhi oleh luka kecewa yang menyeru."

Happy reading!
Dermaga luka, si gadis yang bercerita.

Matahari mulai menerangi bumi, membuat gadis remaja itu menggeliat dan membuka mata. Ia, dia Clara. Ia melihat sekeliling dan sudah tak menemukan siapapun, hingga langkah kaki mulai terdengar jelas dan saat itulah ia melihat Raja masuk ke dalam ruangannya sambil tersenyum cerah.

"Morning Clar," sapa raja yang dijawab clara dengan anggukan senyum tipis.

"Abang, boleh clara keluar? Clara pengen menghirup udara segar," ungkapnya lantas membuat raja berpikir keras sebelum akhirnya menganggukan kepalanya menyetujui.

"Terimakasih," ujar clara tulus sambil mulai bangkit dibantu oleh raja.

Lalu raja mulai memapah tubuh clara dan membawanya di kursi roda. Setelah clara sudah duduk di kursi roda, ia lantas mendorong kursi roda itu dengan pelan.

Diperjalanan clara melihat seorang anak kecil yang tengah termenung membuatnya lantas menyuruh raja menghentikan mendorong kursi rodanya.

"Kesana," tunjuk clara pada seorang anak kecil yang membuat raja mengangguk setuju dan mulai mengarahkan kursi roda tersebut.

"Kenapa melamun?" tanya clara lembut namun membuat anak kecil tersebut lantas kaget.

"Kenapa hm?" tanya clara kembali, yang membuat anak kecil itu justru menangis.

"Jangan nangis, cowok harus kuat," ujar clara lalu tersenyum tipis.

"Adik," gumam anak kecil tersebut yang membuat Clara dan raja lantas terdiam.

"Kenapa sama adik?" tanya clara namun hanya dijawab gelengan lalu berlari pergi meninggalkan clara dan raja.

Setelah melihat kepergian anak kecil itu, Clara lantas tertawa, menertawakan nasibnya melihat pemandangan yang membuat panas hatinya.

"Kamu kenapa?" tanya raja heran melihat clara tertawa tapi air matanya mengalir.

"Clara pengen gak punya hati aja," ujar clara sambil tersenyum hampa.

"Clar—" belum sempat melanjutkan ucapanya clara sudah lebih dulu menyelak.

"Clara capek, clara pengen disayang mamah dan papah, clara capek bang, kenapa clara gak bisa disayang seperti kakak? kenapa? apa salah clara kak?" tanyanya dengan nada getir.

"Clara yang slalu menahan segalanya agar tak merepotkan mereka, tapi tetap clara yang disalahkan atas biaya hidup clara yang mereka bilang mahal,"

"Katanya jadi anak kedua akan disayang, mereka bohong kak, nyatanya jadi anak kedua slalu tidak dianggap, clara capek kak," ungkapnya dengan air mata yang terus mengalir tanpa ia minta.

QUEEN Of SADNESS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang