54.Siuman

21.7K 1.4K 233
                                    

Haii

Akhirnya ketemu lagi ahaha.

Masih setia nunggu kan? Haha.

Baru selesai ujian nii jadi lama ga up:(
Soryyyyyy hmm:((((


Oke jangan lupa coment!

Selamat membacaa

~••~••~

54. Siuman

    Nara dan Ayahnya tergesa-gesa menuju ruang rawat Ale. Tadi sebelum Ale sadar memang ruangannya sempat di pindahkan karena kondisinya sudah lumayan stabil. Ale memang lelaki yang kuat. Buktinya tadi ia di nyatakan stabil dan sekarang sudah siuman. Nara bersyukur akan fakta itu.

Nara dan Ayahnya langsung masuk setelah sampai di depan ruangan Ale. Saat mereka masuk terlihat Ale yang sedang makan dengan di suapi oleh Bunda mereka. Wajahnya masih terlihat pucat. Ah Nara ingin segera memeluk adik satu-satunya itu.

"Ale" Panggil Nara dengan parau. Syukurlah adik nya masih selamat. Ia tidak bisa membayangkan jika Ale.. Sudahlah tidak perlu di pikirkan. Hanya menambah kesedihan.

Ale yang sedang di suapi oleh bunda lantas menoleh dan menatap Kakak nya itu dengan binggung. Mengapa Nara meneteskan air mata? Apakah Nara tidak senang jika dirinya siuman? Kakak macam apa itu?

Tanpa menunggu lagi Nara langsung berlari untuk memeluk adik kesayangannya itu. Sampai sampai Bunda harus memundurkan kursi yang ia duduki agar Nara bisa leluasa memeluk adiknya itu. Dasar putrinya ini

"Hiks hiks" Isak Nara di dalam pelukan Ale. Lagi-lagi Ale mengernyitkan dahi nya dalam. Mengapa kakak nya ini malah menangis?

"Lah kenapa malah nangis? Gak seneng gue sadar? Yaudah gue koma lagi aja" Gurau Ale yang mendapat pukulan keras di dadanya.

"Maafin kakak ya Le. Gara-gara kakak kamu jadi kayak gini" Ujar Nara dengan tangis yang sudah mereda.

"Lo gak salah kak. Oh iya yah mobil yang mau nabrak kakak udah ketemu? " Tanya Ale menatap Ayahnya yang berdiri di belakang kakaknya.

"Artha sama teman-temannya sudah punya tersangka. Tapi ayah masih mau menyelidiki orang itu. Semoga aja cepat terungkap. Kamu istirahat aja Le. Biar ayah sama pacar kakak kamu juga teman-temannya yang menyelidiki hal ini. Kamu masih belum pulih" Ujar Ayah panjang lebar.

"Tapi kayaknya bukan kak Dea deh yah. Kak Dea baik kok sama aku. Gak mungkin kan dia mau nyelakain aku?" Ujar Nara masih tak percaya jika Dea yang hendak menabraknya. Dea kan baik kan kepadanya

"Kita selidiki dulu Ra. Siapa tau memang Dea Dea itu yang mau nyelakain kamu. Percaya sama Ayah dan Artha. Pasti mereka bakalan cepet nemu pelakunya" Ujar Bunda yang berdiri di samping Nara. Nara menatap Bunda nya lalu mengangguk pasrah.

Nara menghembuskan nafasnya pelan. Biarlah Ayahnya dan Artha menyelidiki hal ini. Satu hal yang Nara harap kali ini. Semoga saja bukan Dea pelakunya. Tapi bisa jadi kan? Entahlah ia juga tak yakin.

Arthaya [Open Pre Order]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang