part 1

6.1K 391 1
                                    

Seorang gadis saat ini sedang duduk sebuah kursi di depan cermin di dalam kamarnya. Ia sedang memperbaiki khimarnya yang menurutnya sendiri masih belum rapi.

"Kakak." Panggil Nisa yang baru masuk kamar kakaknya.

Nabila menyelesaikan acara memperbaiki khimarnya. Ia bangkit dari duduknya dan mendekati Nisa yang malah duduk di tempat tidurnya.

"Kak Nabila di panggil bunda." Kata Nisa menyampaikan. 

"Oh yaudah kakak ke bawah sekarang." Nabila langsung keluar kamar. Ia melangkahkan kakinya menuruni anak tangga.

"Ihh kok akunya ditinggal." Itu suara Nisa yang malah menggerutu di dalam kamar.

"Astagfirullah lupa. Yaudah ayok jangan lupa pintunya di tutup."

"Iyaa." Nisa menjawab dengan suara keras. Mau tak mau Nabila terpaksa menutupi telinganya.

Sekarang kedua saudara itu sudah berada di dapur dengan sang bunda yang lagi duduk menggunakan kaca mata hitam. Ayah nya tidak ada di rumah karena sedang ada urusan padahal kan hari ini adalah hari minggu. Harinya mengistirahatkan tubuh terlebih otak yang sudah bekerja 6 hari kemarinnya.

"Kakak mau nggak beliin bahan bahan kue di minimarket. Bunda lagi malas keluar soalnya." Ucap bunda dengan cengirannya. Benar benar tidak enak karena alasanya hanya karena malas saja.

Nabila dan Nisa tersenyum. "Aku mau kok bun. Lagipula bunda pasti capek banget. Jadi sekarang bunda istirahat aja dulu nanti sebentar lagi kerjaannya dilanjutin."

"Kita bakal bantu yha kan kak?" Tanya Nisa melihat Nabila.

"Iya. Pasti itu mah."

"Aduh aduh baiknya anaknya bunda. Yaudah gimana kalau adek ikut ke minimarket juga?"

Tanpa pikir panjang dan waktu lama Nisa langsung menjawab cepat. "Mauuu bangettt. Baru ajah tadi mau ijin ikut eh bunda udah peka duluan."

"Hahaha." Keduanya tertawa mendengar kejujuran Nisa barusan.

"Aku siap siap dulu kalau gitu." Nisa izin pamit menuju kamarnya. Kalau Nabila sudah siap tidak perlu mengganti pakaiannya. Ia menarik salah satu kursi agar bisa ikut duduk.

"Kakak pake mobil ajah. Ini kuncinya." Bunda memberikan kunci mobil pada Nabila. Si penerima dengan senang hati menerimanya.

"Makasi bun."

"Makasih juga kak."

Bunda kembali melanjutkan acara membaca bukunya. Sebenarnya beliau daritadi membaca buku hanya saja terhenti sebentar. Ibu Nabila dan Nisa memang hobi sekali yang namanya membaca buku. Bukan! Bukan buku novel atau dongeng melainkan buku buku pengetahuan, resep dan agama. Intinya buku bacaannya bisa menambah wawasan dan pastinya bermanfaat. Bukan sekedar bacaan atau hanya membaca.

Nabila menunggu adeknya sambil memainkan handphone. Ia mengambilnya dari kantong gamis coklat yang di kenakannya. Nabila mengenakan khimar saat ini yang senada dengan pakaiannya.

***

"Kak."

"Iya, kenapa?"

"Yang ditulis bunda ini bakal dibeli semua?"

"Iya dong dek. Kalau nggak dibeli ngapain bunda nulis?"

Nisa tidak menjawab. Ia malah tertawa karena kebodohan nya sendiri. "Iya juga yah." Katanya.

Nabila hanya geleng geleng kepala. Ia fokus lagi menyetir karena tadi menoleh sebentar sebab Nisa memanggil. Keduanya diselimuti keheningan. Nisa memperhatikan keadaan di luar dari kaca mobil.

Cinta Untuk Nabila (SELESAI✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang