part 3

5.1K 353 3
                                    

Nabila baru saja menyelesaikan shalat Isya. Ia melipat mukena dan sajadah nya kemudian memakai kembali khimar nya. Di keluarga Nabila makan malam akan dilaksanakan setelah shalat Isya.

Sesampainya di meja makan, Nabila langsung menarik kursi di samping Nisa. Adeknya itu ternyata sudah turun duluan.

"Ayah mana?" Tanya Nabila.

"Dikamar lagi ganti baju. Nah itu dia." Ucap Nisa melihat sang ayah berjalan ke arah meja makan. Nabila mengikuti pandangan adeknya. Ia tersenyum ketika melihat beliau.

"Ayah kan udah duduk. Kalau gitu ayo kita makan." Ajak bunda. Suaminya mulai memimpin doa setelah selesai semuanya langsung makan dengan tenang.

Beberapa menit berlalu,,,

Sekarang keluarga kecil ayah Raka sedang berkumpul di ruang keluarga. Nisa sibuk menonton acara televisi sambil mengunyah nextar yang dibuatnya tadi pagi.

"Besok kakak udah bisa pake mobil." Ucap ayah memulai obrolan.

Nabila dengan cepat menoleh ke ayahnya. "Mobil nya udah beres?"

"Iya. Besok udah ada di garasi."

"Yah kalau aku kapan dibeliin mobil?" Tanya Nisa.

"Nanti dek. Masa sekarang adek kan masih kecil. Belum bisa bawa mobil. Bahaya." Jawab ayah. "Sabar ajah." Tambah bundanya. Nisa mengangguk mengerti. Tadi itu dia hanya bertanya saja bukan ingin mempunyai mobil sekarang. Oh ayolah Nisa masih anak smp mana bisa punya mobil sendiri. Kedua orang tuanya pasti khawatir jika memberikan mobil.

"Besok mau nggak dek ke sekolah bareng kakak?" Tawar Nabila. Nisa memang setiap harinya kesekolah selalu di antar oleh ayahnya.

"Boleh deh. Aku juga pengen berangkat nya bareng kak Nabila."

"Okeeyyy."

"Ayah ini ambil." Bunda memberikan setoples kue nextar pada suaminya.

"Udah berapa kali sih bun dikasih tau. Jangan sering sering buat kue nanti kecapean. Ayah nggak mau bunda sampe sakit." Ayah menegur istrinya padahal ia belum tau siapa yang membuat kue di dalam stoples.

"Bukan bunda yang buat ayah tapi aku sama kak Nabila tadi pagi."

"Bukan bunda?"

"Bukan." Jawab Nabila dan Nisa kompak.

"Ayah minta maaf kalau gitu. Biasanya juga kan bunda yang buat."

"Makanya ditanya dulu." Sindir istrinya terlihat kesal.

"Istri ku ngambek." Goda ayah lalu mengelus kepala sang istri yang tertutup khimar.

"Aku nggak liat mataku kelilipan." Ucap Nisa membuat semuanya tertawa. Ia memang mudah membuat orang disekitarnya tertawa karena ucapannya yang banyak mengandung candaan.

***

Pagi yang cerah di hari senin membuat Nabila bersemangat untuk menimba ilmu di sekolah. Sekarang dia sudah berada di dalam mobilnya sambil menunggu Nisa yang katanya melupakan buku paket di meja belajarnya. Adeknya itu terkadang ceroboh.

"Huh huh, lama yah nunggunya?" Tanya Nisa baru membuka pintu mobil.

Nabila mengggeleng. Nisa akhirnya masuk lalu menutup pintu mobil. Sekarang sedan putih itu mulai keluar  dari lingkungan rumah. Ikut bergabung dijalan raya bersama dengan kendaraan lainnya.

"Ah iya aku kan ini hari bakal jadi petugas upacara." Kata Nisa.

"Bagus dong. Kamu udah nggak malu malu lagi?"

Cinta Untuk Nabila (SELESAI✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang