part 38

3.6K 232 1
                                    

Gatau🙄tanganku gatal banget pengen nulis terus T_T

"Beliau tidak enak badan jadi hari ini bapak yang akan menggantikan." Jelas pak Darno kepada anak kelas 11 IPA 1 didepannya. Mereka semua sudah mengenakan baju olahraga. Disamping mereka sudah berbaris dengan rapi anak kelas 12 IPA 2 yang juga memakai baju yang sama.

Hati Fisya sungguh sangat bahagia. Ia benar benar berterima kasih kepada pak Riki. Karena ketidakhadirannya, kelas mereka jadi di persatukan dengan kelas Devan. Lihatlah sekarang, ia sedang mencuri curi pandang dengan laki laki itu.

"Karena semalam hujan deras jadi hari ini kalian bermain basket saja. IPA 1 lawan IPA 2. Yang main pertama perempuan."

"Yah, pak. Saya kan nggak bisa main." Protes Saskia diangguki temannya yang lain."

"Saya juga nggak bisa." Tambah seorang perempuan dari kelas 11.

"Tidak ada alasan. Kalian tetap main pertama." Putus pak Darno. Hampir semua diantara mereka mendengus kasar.

"Aku nggak bisa main, La." Bisik Nadia, cemas.

"Apalagi aku Nad."

Jika jam olahraga, Nabila melepas niqabnya dan menggantinya dengan masker.

Dilapangan, sepuluh perempuan itu sudah bersiap dengan posisi masing masing. Pak Darno tidak berada disana karena beliau sedang pergi mengambil bola. Dari kelas 11 ada Fisya dan empat temannya sedangkan kelas 12 terlihat Saskia, Keyla, Nadia, Sila dan Nabila.

"Yakin kita pasti menang." Ucap Saskia memberi semangat.

"Gw nggak yakin masa."

"Mati aja sana Key."

"Kalau kalah gimana?" Tanya Sila.

"Sans. Nggak ada pialanya juga."

"Van ada yang liatin lo." Ucap Akbar sambil memukul pundak kanan Devan.

"Siapa?"

"Gw."

Sudah biasa.

SUDAH BIASA.

Diam diam mendoakan Akbar segera dihapus dari bumi.

"Devan."

Menoleh. Ia hanya melihat sebentar sebelum akhirnya ikut mengobrol kembali dengan kawan kawannya.

Fisya kesal karena panggilannya diabaikan.

"Mendingan mundur. Dia nggak suka sama lo." Saskia meledek diikuti tawa teman kelasnya yang mendengar ucapannya.

Fisya kembali melihat Devan. Tanganya semakin terkepal kuat kala melihat ekor mata laki laki itu memperhatikan gadis yang saat ini memilin milin celana olahraganya.

"Awas aja lo!" Gumamnya.

***

"Nabila," panggil Sila masih mendrible bola.

Nabila mengangguk. Ia sudah bersiap untuk menangkap bola yang diberikan temannya itu.

"Semangat!" Teriak Sherly dan beberapa teman kelasnya.

Sekarang bola sudah ditangan Nabila. Ia akan melakukan shooting. Kini mereka semua hanya fokus ke satu titik yaitu dirinya.

Nabila terdiam sambil melihat ring basket yang ada didepannya.

"Bismillah."

Cinta Untuk Nabila (SELESAI✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang