part 12

3.3K 269 0
                                    

Beberapa bulan berlalu, sekarang Nabila sudah menduduki kelas 12. Bukan lagi saatnya banyak bermain dan malas malasan! Sekarang saatnya fokus dan perbanyak waktu belajar. Sudah tau kan betapa riweuh nya kelas akhir.

"La, lihat tuh ada yang liat liatin kamu." Bisik Nadia, becanda. Keduanya saat ini sedang menonton anak anak cowok bermain basket. Nabila sebenarnya menolak tidak mau menonton. Menurutnya mendingan di dalam kelas saja. Udah nggak ribut, nggak banyak orang kayak gini. Rasanya Nabila ingin cabut saat ini juga.

"Nadia ih nyebelin."

Semangat Devan! Lo pasti menang

Itu teriakan dari Saskia dan teman temannya. Entah sudah keberapa kalinya perempuan itu memberi semangat pada para cowok cowok yang bermain basket. Tapi, jika dihitung hitung Saskia lebih banyak menyemangati Devan.

Dirga semangat! Ih ganteng banget anjir tuh adek kelas

Fiki juga semangat! Oleng gw liat adek kelas handsome handsome semua

Nadia geleng geleng kepala. "Astaga Sas nggak sekalian aja kamu sebut satu satu biar adil."

"Nggak mau. Gw tuh mau nyemangatin yang ganteng dong." Balas Saskia.

"Apalah dayaku yang hanya butiran debu." Ucap Andi membuat membuat mimik mukanya seperti seseorang yang tersakiti.

"Mendingan lo Ndi. Apalagi gw nih yang butiran asap angkot." Timpal Akbar.

"Tuh kan nyadar diri juga." Ucap Sherly lalu mereka semua tertawa.

Nggak ganteng, nggak cantik, nggak terkenal di sekolah emang susah ya buat dihargai

"Nadia kita ke kelas yuk." Ajak Nabila dengan memperlihatkan puppy eyesnya. Semoga saja Nadia luluh terus dia bilang deh "Ayo kita balik ke kelas"

"Nggak! Disini ajah dulu." Tolak keras Nadia.

Nabila menghela napasnya pasrah. Ok, gadis itu akhirnya ikut nonton walau sedikit tidak ikhlas. Berbanding terbalik dengan sahabatnya. Lihatlah Nadia begitu semangat. Sesekali ikut bersorak juga.

"Ayo semangat!" Teriak Nadia tiba tiba membuat gadis di sampingnya terkejut. Nadia menoleh ke samping. Melihat Nabila sambil senyum senyum tidak jelas. "Maaf ya Nabilaku. Refleks tadi." Alasannya.

Nabila awas

Ada bola woy

Nabila yang tidak cepat menangkap maksud teman temannya lansung melihat ke depan.

"Aaa bundaaa." Ucap Nabila menutup mukanya.

3 detik,,,

6 detik,,,

"Lo nggakpapa?" Suara bariton seorang laki laki di depan Nabila. Sontak gadis itu membuka matanya dan ternyata Devan lah yang dengan cepat menangkap bola basket itu. Ia menghela napasnya lega.

"Nggakpapa. Makasih ya."

"Iya." Jawab Devan. Ia langsung kembali ke lapangan dengan bola ditangannya.

Cinta Untuk Nabila (SELESAI✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang