part 13

3.2K 271 9
                                    

Saat cinta Allah yang kamu kejar. Maka percayalah rejeki, jodoh dan urusanmu diperlancar

💚💚💚

Ceklek

Devan menoleh ke arah pintu kamarnya yang terbuka. Terlihat sang mamah dengan pakaian nya yang begitu rapi berjalan mendekati dirinya.

"Iya mah kenapa?"

Mamahnya duduk di kasur tepat di samping Devan. "Jagain adekmu ya. Papah sama mamah mau keluar. Sekarang Oliv lagi belajar di ruang keluarga ditemani bi Inem."

"Mau kemana?"

"Mau tau ajah atau tau banget." Goda mamah Aisyah.

"Nggak mau tau." Jawab Devan memasang wajah kesal.

"Ngambekan ih anak cowok." Mamah Aisyah mencubit lengan Devan.

"Eh mana ada ngambek." Ucap Devan tidak terima mamahnya mengatakan dirinya ngambek. Dipikir anak cewek apa?

"Jadi mamah mau kemana?" Tanyanya lagi tak akan berhenti sebelum beliau menjawab.

"Ke__________________________________po banget sih." Kata mamah Aisyah sambil tertawa. Membuat cowok di sampingnya ini menatap bingung. "Mamah bahagia banget." Gumam Devan.

Setelah tawanya reda, beliau kembali bersuara. "Yaudah mamah keluar. Ingat ya bang jangan keluyuran! Jakarta lebih bahaya kalau malam dibanding tempat tinggal kita yang dulu."

"Iya." Jawab Devan. Ia menampilkan senyum paling manisnya didepan sang mamah.

"Bye anak cowok."

Devan semakin dibuat bingung. Kenapa mamahnya tiba tiba seperti sekarang ini. Dari sorot matanya nampak sangat bahagia. Apakah ada yang mereka sembunyikan dan dengan sengaja tidak akan memberitahu dirinya?

"Ck! Nambah beban pikiran aja." Gumamnya.

Cowok berkaos hitam itu bangun dari duduknya. Ia melangkah keluar serta tidak lupa menutup pintu. Sendal rumahan yang digunakan menghasilkan suara karena Devan menuruni tangga dengan berlari agar cepat sampai.

"Eh ada Den Devano. Kalau gitu bibi permisi mau kebelakang." Pamit bi Inem. Devan mengangguk menyetujui sedangkan Oliv mengacungkan jempol.

Devan duduk di samping adeknya ketika bi Inem sudah pergi. "Mau belajar atau mau nonton?" Tanya Devan pasalnya televisi didepan sana menampilkan kartun Upin Ipin.

"Nih belajar." Oliv menunjukkan tulisannya.

"Iya kamu belajar. Tapi, cuma tangan ajah yang fokus. Matanya didepan. Pantesan nggak selesai selesai belajarnya.

Oliv nyengir. Betul sekali yang dikatakan abangnya. Daritadi dia belajar tapi belum selesai juga sampai sekarang. "Dikit lagi." Katanya meyakinkan.

Tanpa ijin, Devan langsung mengambil remote yang ada di samping buku adeknya.

"Sekarang abang yang nonton." Finish Devan. Ia mengangganti siaran yang pastinya bukan kartun. Jika kartun, pasti Oliv yang kesenangan dan sudah tentu acara belajarnya tidak akan kelar. Ia akan sibuk nonton televisi saja.

Cinta Untuk Nabila (SELESAI✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang