part 25

3.5K 279 5
                                    

Pagi ini disekolah, Nabila benar benar diuji. Semenjak menginjakkan kakinya sampe ke dalam kelas, banyak sekali tatapan aneh yang diberikan teman teman nya. Bukan hanya mereka bahkan adek kelas juga menatap aneh dirinya.

Ini karena dia menggunakan niqab kesekolah.

"Gw kira siapa yang make cadar ternyata lo, Nabila." Ucap Saskia seperti mencibir.

"Udah sih nggakpapa. Disekolah nggak ada aturan dilarang pake cadar." Tutur Keyla baru memasuki kelas.

"Tapikan aneh aja gitu liatnya."

"Kalau aneh nggak usah lo liat. Kayak gini nih tipe manusia yang selalu mempersulit diri sendiri."

"Kenapa sih lo selalu nyaut. Gw nggak ngomong sama lo ya Ndi."

"Nye nye nye." Ejek Andi menye-menye.

Saskia membuang matanya malas. "Nggak baik berdebat sama orang gila."

"Assalaamu"alaikum penghuni kelas."

"Wa'alaikumus salaam." Jawab mereka membalas salam Nadia.

Saskia langsung keluar kelas. Malas melihat Andi yang selalu membuat nya kesal. Entah sejak kapan keduanya sering adu mulut?

"MasyaAllah cantik banget." Puji Nadia sudah duduk di kursinya.

"Udah Nad." Ujar Nabila melarang Nadia memuji nya.

"Devan mana? Kok nggak keliatan."

"Masih di jalan."

"Kalian nggak kesekolah bareng?"

Nabila mengggeleng. "Aku nggak mau dibicarain."

"Perlahan semua nya pasti bakal tau. Kamu nggak akan bisa rahasiain ini semua, La."

Nabila hanya bisa tersenyum dibalik niqabnya. Yang dikatakan Nadia memang benar. Sesempurna apapun dia menyembunyikan sesuatu lama kelamaan pasti akan ketahuan juga. Ia tau dampaknya. Tapi untuk sekarang ini, Nabila belum siap menerima omongan omongan orang tentang hubungannya dengan Devan.

"Van, tugas fisika lo udah selesai?" Tanya Latif. Dua laki laki itu mungkin bertemu pas dikoridor.

"Hah? Tugas? Woylah gw lupa." Teriak Keyla begitu mendramatis. "Anjir! Mana jam pertama."

"Nadia atau Nabila pleasee gw contek dong. Gw nggak mau di hukum."

Nabila cepat cepat mengambil buku tugas di dalam tas nya. Memberikannya pada Keyla yang sudah pusing.

"Aww thankyou. Lo emang paling paling terbaik diantara yang baik."

Kedua matanya menyipit. Nabila tertawa kecil mendengar ucapan Keyla yang menurutnya terlalu berlebihan.

"Untung gw udah kerja. Nggak nyesel punya adek." Andi berbangga diri karena tugasnya sudah selesai. Dibantu adeknya. Ralat, mungkin andi yang membantu adeknya karena yang lebih banyak menulis sudah tentu bukan dia.

"Lo pake cincin?" Tanya Latif baru sadar Devan memakai cincin.

Devan yang ditanya malah Nabila yang ketakutan. Kenapa bisa ia lupa melepas cincin?

"Mm i__________ini hadiah dari makanan ringan yang dimakan adek gw. Belum gw lepas aja."

"Gw pikir lo udah kawin njir." Latif memukul pundak Devan. Syukurlah dia percaya.

***

Devan dan teman temannya kini berada dikantin. Disana ada Latif, Andi, Zein dan Akbar.

Cinta Untuk Nabila (SELESAI✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang