Aku juga ingin sepertimu, cepat terbiasa dan sudah baik-baik saja.
------ Na Jaemin & Choi Jisu -
^-^
Belum juga genap sebulan berpacaran dengan Jeno, tapi kesabarannya sudah hampir habis. Dari awal Lia sudah menjelaskan kalau hubungan mereka adalah backstreet, dan kesepakatan itu juga sudah disetujui oleh Jeno.
"Oke oke aku delete, tapi kita ga break, right?" Ucapnya mencoba menenangkan Lia.
Kalau bukan karna ingin move on dari Jaemin dan kebetulan Jeno bucin, mana sudi Lia memacarinya.
"Key!"
"Kamu nanti habis balik mau kemana, aku temenin ya?"
Inilah untungnya punya bodyguard, ia tidak akan merasa sendiri walau sedikit tidak nyaman. Jeno juga adalah orang yang royal dan selalu ada, walau tetap tidak sebanding dengan Jaemin.
"Nope, gua keluarnya lusa. Ke gramed mau beli novel." jawab Lia ketus.
Ia tidak pernah menggunakan nada yang halus atau memanggil orang lain dengan kata 'aku-kamu'. Semua itu hanya untuk manusia dengan predikat spesial.
"Ok nanti aku anter, kal--"
Lia mematikkan sambungannya secara sepihak, ia tidak suka basa-basi terlalu lama. Moodnya sedang buruk.
Tiba-tiba tangannya memencet kolom chat yang bertuliskan 'Jae-mine-'.
Orang itu baru saja aktif beberapa menit yang lalu. Biasanya jam segini Lia sibuk mengirimi beberapa chat, seperti ucapan selamat pagi dan hati hati dijalan. Tapi mungkin sekarang ia bukan lagi orang yang akan mengatakannya. Pasti Minju pikir Lia.
"How are u J.."
~🌼~
Jaemin tidak berekspektasi tinggi untuk hasil olimpiade, ia terlalu sadar diri kalau ada banyak hal yang mempengaruhi mood belajarnya akhir-akhir ini. Dan dihari pengumuman tiba, hanya Doyoung yang berhasil lanjut menuju provinsi, Jaemin juga baru tau kalau orang itu adalah ketua osis dan punya sedikit kontroversi dengan Taeyong.
Entah kenapa hanya hatinya yang terasa sakit, tidak ada sedikitpun air mata yang keluar. Segala cara sudah ia coba, mulai dari tidak mengedipkan mata selama 3-5 menit sampai berdiri dijalan raya agar matanya terkena debu dan polusi.
Pikirnya dengan menangis maka perasaanya akan terasa jauh lebih lega, tapi melupakan dan menangis ternyata adalah 2 hal yang sulit untuk ia lakukan.
Selama berhari-hari ingatan buruknya selalu timbul, kadang menjadi mimpi yang membuatnya takut untuk tidur.
Semakin lama dirinya menjadi semakin pendiam, tidak ada hal yang ingin dilakukan, tidak ada minat untuk sesuatu, ia hanya tidak mau melakukan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
I. Orang Ketiga 🌼 [✔]
Fanfiction- Done - S1 - Kata takdir, "pelan-pelan yang selalu ada bakal kalah sama yang banyak kebetulan." 🅹︎🅰︎🅴︎🄻🄸🄰!¡