Twenty Two

656 34 0
                                    

Dua minggu kemudian..

Pagi ini, mentari mengintip dari balik sekat gorden navy di kamar Zaira. Gadis itu masih nyaman tanpa berniat mengubah posisinya untuk menyingkap selimut tebal itu.

6.30 WIB

Alarm Zaira berbunyi, hari ini adalah hari dimana dirinya melaksanakan ujian praktikum terakhir untuk semester ini.

Gadis itu baru memejamkan mata sekitar pukul 2 dini hari akibat menyelesaikan laporan praktikum terakhirnya.

Zaira memaksakan dirinya untuk bangun walaupun magnet kasur empuk itu sangat lah kuat. Sedikit mengucek mata dan meregangkan tubuh, dilanjutkan menggaruk salah satu lengan disertai mulutnya yang menguap lebar.

"good morning world," ujarnya masih dengan suara serak.

Gadis itu melangkah menuju kamar mandinya untuk sekedar menjalankan ritual pagi, entahlah seharusnya memang begitu. Namun siapa sangka, ketika memasuki kamar mandi, gadis itu kembali duduk di kloset duduk tanpa melakukan apapun.

Hampir lima menit, dia kembali melanjutkan ritual mandinya.

Tiga puluh menit, Zaira menyelesaikan persiapan kilatnya. Rambut yang dijepit dengan jedai, menyandangkan tas ransel di bahu kanan, jas putih praktikum di bahu kiri dan buku jurnal di tangan kanannya.

Rumahnya ramai, ketika gadis itu menurunkan kakinya ke lantai bawah.

"Pagi ma, pagi pa, pagi semua," ujar Zaira.

Kediaman Zaira memang ramai sejak kemarin, karena tiga hari lagi acara sakral Zaira dan Abi akan segera berlangsung. Namun sayangnya Zaira masih harus menuntaskan kegiatannya di semester ini menjelang hari penting itu.

Zaira mendudukkan dirinya di kursi meja makan, saat ini hatinya gundah.

Zaira melakukan kegiatannya dengan pikiran yang melayang kemana - mana.

"Zaza, makan ayo buruan, biar Pak Iman anter ke kampus, ga telat kamu ujian," Itu Deka yang saat ini tengah memotong kue dan kemudian meletakkannya di piring ceper yang panjang.

"Zaza jam berapa pulang? Nenek mau ajak luluran," Tanya Deka.

Zaira langsung menolehkan kepalanya ke arah sang nenek yang saat ini sedang mengadon kue yang Zaira pun tak mengerti itu kue jenis apa.

"Nanti Zaza pulang jam 1 siang nek, tapi sampenya paling jam 2 - an," Ujar Zaira.

"Yasudah, berarti setelah Zaza pulang aja nenek siapin lulur, supaya nanti calon suami kamu adem liatnya," Ujar sang nenek.

Zaira menganggukkan kepala kemudian melanjutkan makan.

-----

"Yon, kalo cewe jadi cuek biasanya lu ngapain?" Abi langsung bertanya ketika Rion membuka ruangannya.

"Ha? Maksud lu? Tiba - tiba nanya begitu kenapa lu?" Tanya Rion.

"Gue minta saran, menurut lu gimana?" Tanya Abi lagi.

"Calon bini lu ye?" Hal tersebut diangguki oleh Abi.

"Ya menurut gue si wajar, lagian kata orang nih menjelang hari H tuh suka ada aja masalahnya, ada aja cobaannya. Yaudah sekarang lu bikin dia seneng, kirim makanan kek atau kirim bunga," Abi merenung sejenak memikirkan perkataan Rion.

Zaira sejak 3 hari ini memang terkesan cuek dan susah untuk dihubungi. Abi yang sudah uring - uringan memikirkan sebab Zaira menjadi seperti itu yang menurutnya dia tidak memiliki kesalahan apapun kepada Zaira-nya.

Ineffable✔ [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang