Happy reading..
Author POV
Abi tiba sesegera mungkin ke rumah sakit tempat Zaira dirawat.
Tanpa pulang dulu ke rumahnya, bahkan setelan kerjanya masih sama, kemeja kotak - kotak biru dan celana bahan chinos nya, hanya saja kemeja itu sudah tidak terkancing lagi dan dikeluarkan dari celana memperlihatkan kaus putih polos di dalamnya.
"Permisi suster, saya mau nanya, pasien atas nama Zaira Dhiya Ulhaq ada dimana ya sekarang?" tanya Abi kepada perawat di ruang administrasi.
"Pasien sudah dipindah ke ruang rawat di kamar 307 pak." jelas sang perawat.
"Oh iya, makasih banyak sus." ujar Abi kemudian bergegas menuju ruangan dimana Zaira berada.
"Om?" panggil Abi saat melihat Virzie sedang duduk di kursi depan ruang rawat Zaira.
"Eh Abi, apa kabar?" tanya Virzie setelah Abi menghampiri dan menyalami tangannya.
"Baik om, Zaira gimana om?" tanyanya masih dengan sorot khawatir yang jelas sekali.
"Tadi udah operasi, kakinya digips, pergelangannya patah. Untungnya pas kecelakaan helm Zaira ga lepas, jadi kepalanya gapapa." jelas Virzie kepada Abi.
"Sekarang Zaira gimana om? Udah sadar?" tanya Abi.
"Alhamdulillah udah, kamu masuk aja ke dalem." suruh Virzie pada Abi.
Cklek!
Seketika semua yang sedang ada di dalam menoleh ke arah pintu.
Nara, Safira, dan Vio yang sedang duduk di pinggir ranjang langsung otomatis berdiri dan Deka di kursi samping ranjang pun hanya tersenyum memandang Abi.
"Assalamualaikum." ucap Abi pelan, kemudian berjalan ke arah Deka untuk menyalami tangannya.
"Waalaikumussalam" jawab semua yang ada disana kecuali Zaira yang saat ini tengah memejamkan matanya.
"Tante, Nara sama yang lain keluar dulu ya." pamit Nara dan mereka bertiga pun keluar dari ruangan, takutnya mengganggu ketenangan Zaira.
"Gimana keadaan Zaira tante?" tanya Abi pelan.
"Udah bangun tadi, sekarang tidur lagi, masih pusing kepalanya." balas Deka sambil mengusap sayang kepala Zaira.
"Tante titip Zaira dulu ya, Abi udah makan malem belum?" tanya Deka.
"Gapapa tante, nanti Abi makan pas tante balik kesini lagi aja." jawab Abi tak enak hati.
"Udah gapapa, nanti tante bawain ya." ujar Deka kemudian langsung keluar ruangan.
Sekarang disini, hanya tersisa Abi dan Zaira.
"Sshh.." Zaira meringis dan dahinya berkerut.
Abi yang paham dengan kondisi itupun mulai mengusap dahi Zaira agar gadis itu merasa nyaman.
Zaira perlahan membuka matanya karena merasakan sentuhan Abi di puncak kepalanya.
"Saya bangunin kamu ya?" kata Abi masih sambil mengusap kepala Zaira.
"Kak Abi kenapa disini?" tanya Zaira sambil mencoba mengalihkan tangan Abi dari kepalanya.
"Emang ga boleh?" tanya Abi balik.
"Kak Abi urusin aja itu pacarnya sana! ngapain repot - repot kesini" Zaira jutek, karena masih kesal dengan Abi.
Lagian, secara tidak langsung Zaira mengalami kecelakaan karena sedang memikirkan Abi. Walaupun sebenarnya semua ini adalah qodrat dari yang di atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable✔ [BELUM REVISI]
Teen FictionStart : 23 Juni 2020 Finish : 4 Maret 2021 "Orang tua aku mau ke rumah buat ketemu orang tua kamu." - Abiyaksa Al Fatih "Ha? Ngapain kak?!" - Zaira Dhiya Ulhaq Bagaimana rasanya kalau kamu yang merupakan siswi kelas 12 baru berumur 17 tahun sedang m...