Twenty One

462 30 0
                                    

Selamat membaca teman - teman!

-----

Tidak terduga.

Senyum Zaira tak pudar sejak tadi dirinya keluar dari pintu restoran itu.

Dirinya melepaskan sepatu yang dikenakan nya, digantikan dengan sandal rumahan dengan motif koala kesayangannya.

Pikirannya melambung jauh menuju lelaki yang masih menyinggahi hatinya selama ini.

Zaira masih tidak menyangka ternyata semesta memiliki alur cerita yang sangat tidak diduga - duga oleh dirinya.

Kembali bertemu setelah dua tahun lamanya berpisah, dan tiba - tiba dipersatukan kembali karena perjodohan.

Gadis itu merebahkan dirinya di kasur empuk itu, tepat sekali suara deringan telepon masuk dari orang yang memang akan dihubunginya.

"Halooo tuan putrii.." Suara Nara nyaring dari seberang sana.

"Naraaa, gue kaget setengah mati tadi.... " Zaira mulai menceritakan kisahnya yang akhirnya dijodohkan dengan Abi. Safira pun ikut menimbrung, sehingga mereka melakukan video call hingga tengah malam.

-----

"Mamaa, Zaza berangkat sekarang ya, nanti Zaza sarapan di kampus aja," Zaira berkata sembari menuruni tangga rumahnya berniat menuju ke meja makan.

Zaira memiliki jadwal praktikum pagi ini, jarak rumahnya menuju kampus cukup jauh sehingga harus tiba lebih pagi. Ini sudah kesekian kalinya Zaira tidak pergi sarapan bersama kedua orang tuanya, dikarenakan hal tersebut.

"Loh? Kak Abi?" Zaira terkejut karena melihat Abi sudah duduk di meja makan bersama Deka dan Virzie.

Lelaki itu menatap Zaira kemudian tersenyum kemudian mengisyaratkan Zaira untuk duduk disampingnya.

"Kamu itu bilangnya sarapan, tapi ujungnya tetep dirapel ke makan siang," Deka mengomeli Zaira.

"Kan jadwal praktikum Zaza mepet ma setiap hari Senin, ga sempet sarapan," Gadis itu akhirnya mengalah kemudian duduk di kursi samping Abi.

"Udah sarapan dulu, nanti aku anter ke kampus, ga bakal telat." Ujar Abi yang mendapatkan senyuman dari Deka dan Virzie.

"Dih males banget," Cibir Zaira sok kesal.

"Ini kenapa belum pada makan, ayo sarapan keburu Zaza telat nih!" Sungut Zaira.

Gadis itu dengan cekatan menuangkan kopi hangat ke gelas milik Abi, dilanjutkan dengan mengambilkan nasi goreng untuk lelaki itu.

Sungguh istri idaman.

20 menit berlalu, acara sarapan selesai, Zaira dan Abi berpamitan menuju kampus Zaira.

"Ma, Pa, Zaza pamit ya, Assalamualaikum." Zaira berujar kemudian memasuki kursi samping kemudi dimana sudah ada Abi di balik kemudinya.

-----

"Safira, gue kelupaan bawa jas lab!" Nara yang baru saja tiba langsung menemui salah satu sahabatnya yang sedang duduk di bangku depan laboratorium.

"Ish lo kebiasaan banget deh! Pinjem dulu sama anak jurusan lain sana!" Ujar Safira.

"Ihh temenin, Zaza kemana lagi belum sampe tumben banget!" Sungut Nara.

Oh iya, Zaira, Nara, dan Safira dipertemukan lagi di kampus dan jurusan yang sama, bahkan ujung NIM mereka pun kompak, sama - sama berujung genap yang membuat mereka kembali satu kelas.

"Ayo gue temenin, ntar kalo Zaza sampe biar suruh bawain tas kita berdua ke lab." Tukas Safira kemudian segera menarik Nara untuk meminjam jas lab.

Di parkiran depan

Zaira baru saja tiba,

"Nanti aku jemput nanti sore ya," Kata Abi pada Zaira.

"Ga ngerepotin nih? Kamu ga ada jadwal di rumah sakit?" Tanya Zaira.

"Hm, bolos sesekali gapapa kali," Canda Abi.

"Awas aja kalo beneran bolos! Lagian aku bisa pulang sendiri kok, kak." Balas Zaira lagi.

"Orang tua aku mau ke rumah ketemu orang tua kamu." Tukas Abi.

"Ha? Ngapain kak?!" Zaira kaget.

"Ya ngomongin urusan kemarin, makanya nanti aku jemput, hari ini aku ga ada jadwal." Ujar Abi.

Zaira baru menyadari ternyata Abi tidak berpakaian rapi seperti Abi yang biasanya. Pagi ini Abi menggunakan hoodie hijau dengan kaos abu - abu di dalamnya disertai celana jeans hitam dan jangan lupakan sandalnya.

"Yaudah, aku turun kalo gitu, dah kak hati - hati nyetir nya." Ujar Zaira.

Zaira benar - benar turun kemudian menunggu Abi meninggalkan pelataran parkir kampus.

"Ciee, dianterin calon imam!" Goda Nara saat Zaira baru tiba menemui mereka.

"Ihh apaan si! Loh jas lab lo kenapa gede banget?" Tanya Zaira.

"Ketinggalan, jadi gue minjem dulu sama anak sebelah," Ujar Nara.

"Yaudah gais, ayo ke lab, gue belum siap belajar buat pretest btw." Ajak Safira dan mereka menyusul teman - teman yang lain ke laboratorium.

-----

Pukul 17.00

Saat ini, dua ibu tengah berada di suatu butik.

Aretta dan Deka bila sudah disatukan ternyata klop sekali.

Deka sudah tidak bekerja saat ini dan memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga sejak Zaira memasuki dunia perkuliahan.

"Mbak, kayanya paket yang ini aku lebih suka deh, Zaira itu tipe anak yang simple soalnya tapi elegan gitu, ornamen lilac ini cocok kayanya," Jelas Deka.

"Aku juga suka yang kaya gini dek, ini bisa ga ya kita tambah dekorasi hitam gitu?" Ujar Aretta.

"Mamaa," Panggil seseorang.

Kedua ibu itu menolehkan kepala mereka menuju sumber suara.

Zaira menghampiri kedua ibu itu dengan Abi yang berjalan di belakangnya. Kemudian mereka menyalimi tangan kedua ibu itu

"Udah makan siang kan Zaza?" Tanya Deka.

"Udah kok ma," Zaira mendudukkan dirinya di samping sang ibu.

"Zaza coba sini liat deh, tadi bunda sama mama kamu pilihin design gaunnya." Ujar Aretta.

"Mau liat dongg!" Zaira langsung meraih album yang berisi kumpulan design gaun.

Zaira dan para ibu asik menentukan segala pernak - pernik menyangkut pernikahan Zaira dan Abi yang akan dilaksanakan kurang dari satu bulan lagi, lebih tepatnya ketika libur semester yang akan didapatkan Zaira nanti.

Menjelang maghrib mereka berkutat dengan segala pernak - pernik pernikahan yang cukup menguras pikiran.

"Abis ini mau kemana kalian berdua?" Tanya Aretta.

"Ya pulang bun, Zaza juga mau nugas besok masih harus ke kampus, iya kan sayang?" Abi yang menjawab berujung mendapat toyoran dari Aretta yang ditertawakan oleh Zaira.

"Sayang - sayang palamu, yaudah kalo gitu kita langsung pulang aja semua,"

"Yah bunda ga asik, biar abang sama Zaza aja pulangnya kaya tadi, ih bunda mah," Abi bersungut karena Aretta tidak mengizinkan dirinya mengantarkan Zaira pulang.

"Dahh Kak Abii," Ujar Zaira sambil menjulurkan lidahnya lalu pergi bersama Deka.

--------

Duhhh ga ngerti lagii, aku stuckk yeorobunn..

Maaf banget hue, kayanya sbeentar lagi mau end nih :')

Regard, author cantik

Ineffable✔ [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang