Happy reading..
Author POV
Pagi ini, Zaira terbangun dari tidur di tempat yang berbeda. Nuansa putih dari dinding rumah sakit dan infus di lengan kirinya.
"Ma.." panggilnya pelan, membuat sang mama yang tengah tertidur di ranjang sebelah pun terbangun.
Virzie memilih kamar dengan dua brangkar agar mereka tidak perlu tidur di sofa. Tapi semalam kondisinya malah berbeda.
Karena ada 2 orang lagi yang menjaga Zaira selain Deka. Iya, Virzie dan Abi.
Nara, Safira, dan Vio pulang karena kondisi tidak memungkinkan mereka untuk menginap. Sedangkan Abi memang tidak berniat untuk pulang sama sekali. Pemuda itu hanya pulang sebentar untuk mengganti pakaian, dan setelan kerjanya untuk keesokan hari.
"Ma.." panggil Zaira lagi.
"Kenapa Za? Masih pusing?" tanya Deka.
"Mau minum.." rengek Zaira.
Benar, semandiri apapun Zaira tidak dapat menghilangkan sifat manjanya sebagai anak tunggal.
Deka memberikan minum disertai sedotan untuk Zaira agar tidak terlalu susah untuk bangkit. Karena bagian tulang Iga Zaira memar karena benturan saat kejadian kemarin.
"Papa mana?" tanya Zaira.
"Lagi beli sarapan sama pacar kamu tuh!" kata Deka sambil menggoda Zaira.
"Ish, mama apaan sih?!" Sungut Zaira yang pipi sampai telinganya sudah memerah.
"Lah? Emang bener kan?" tanya Deka balik.
"Udah deh mama, nyebelin banget, aku ngambek nih!" ujar Zaira akhirnya.
"Duh, udah gede anak mama, udah punya pacar--" ujar Deka terputus sebelum,
Cklek!
Menampilkan dua lelaki dengan kresek di tangannya.
"Abi jam berapa ke rumah sakit?" tanya Virzie sambil meletakkan satu kresek di atas nakas.
"Jam 10 an om, cuma sebentar, Abi cuma ngumpulin laporan mingguan doang." jelas Abi.
"Nanti om sama tante mau pulang dulu, beres - beres ambil perlengkapan Zaira. Om titip Zaira dulu ya." ujar Virzie dan diangguki Abi disertai cengengesan.
"Seneng banget kamu emang deket - deket Zaira," ujar Virzie lagi.
"Ma, ini sarapan, mama sarapan dulu, baru kita pulang."
Deka memakan sarapannya di sofa, Virzie sudah membolak - balikkan channel televisi mencari tayangan menarik. Sedangkan Abi duduk di kursi dekat Zaira sambil memandangi wajah cantik Zaira walau belum cuci muka sejak kemarin.
Tetap cantik, batin Abi.
Dasar bucin.
"Kak Abi kenapa liatin Zaira mulu?" Zaira salah tingkah ternyata.
"Kan punya mata, masa ga boleh?" Abi santai sekali menjawabnya, tidak memikirkan kondisi jantung Zaira saat ini.
"Kak, ambilin Hp Zaza dong tolong.." ujar Zaira.
"Dimana?" tanya Abi.
"gatau lupa.."
"Ma, Hp Zaza mana ma?" tanya Zaira akhirnya kepada sang mama.
"Nih." ujar Deka menyerahkan tas Zaira yang berisi Hp.
Abi langsung mengambil tas tersebut dan mengeluarkan Hp Zaira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable✔ [BELUM REVISI]
JugendliteraturStart : 23 Juni 2020 Finish : 4 Maret 2021 "Orang tua aku mau ke rumah buat ketemu orang tua kamu." - Abiyaksa Al Fatih "Ha? Ngapain kak?!" - Zaira Dhiya Ulhaq Bagaimana rasanya kalau kamu yang merupakan siswi kelas 12 baru berumur 17 tahun sedang m...