Twenty

455 38 3
                                    


Halo! Aku balik lagi, berhubung kuliah lagi agak free dan aku bisa lanjut bikin part nya.

-----

"Loh? Abi?"

Zaira yang awalnya menunduk pun sontak menegakkan kepalanya. Jantungnya berpacu lebih cepat. Zaira tidak mencoba untuk berdiri, dia takut pertahanannya runtuh.

Abi tidak kalah kaget dengan pemandangan di depannya. Hampir dua tahun lebih dirinya tidak melihat Zaira, gadis itu semakin cantik dan anggun.

Degup jantung Abi tidak kalah cepatnya dengan Zaira. Namun bedanya Abi cepat mengontrol hal itu.

"Halo om, tante, apa kabar?" Ujar lelaki tampan itu sambil menyalami tangan Virzie dan Deka. Namun lelaki itu melewati Zairanya yang masih terdiam saat ini.

Semesta lagi - lagi mengejutkan mereka. Rencana tuhan memang tidak terduga.

Apakah ini awal untuk kembali? Atau hanya kejadian semu sebagai pemanis jalan cerita?

"Sebentar, ini Virzie sama Deka udah kenal Abi gimana ceritanya?" Itu suara Aretta.

Kini posisinya Abi duduk di depan Zaira, di samping Abi kedua orang tuanya, sama halnya dengan Zaira.

Tanpa berniat menjawab pertanyaan Aretta, Virzie kemudian mengajak dan mempersilahkan semuanya makan.

Abi menatap Zaira diam - diam, Zaira yang masih menunduk mencoba menetralkan detak jantungnya.

"Zaira sekarang semester berapa?" Itu Aretta.

"Semester tiga tante," Ujarnya.

Abi menyadari, Zairanya tidak berubah. Apakah rasa itu masih ada?

"Ga terlalu jauh ya, ayah," Ujar Aretta tersenyum menghadap Salman.

"Om tante, semuanya, kita - kita pamit ya, karena udah malem juga, makasih banyak om, tante," Itu dari Nara, dan akhirnya semua teman - teman Zaira pamit pulang menyisakan dua keluarga ini saja.

"Jadi, sebenarnya kita sebagai orang tua, punya alasan lain untuk berkumpul disini, untuk menjadi keluarga." Ujar Salman dan diangguki oleh yang lainnya kecuali Abi dan Zaira yang masih bertanya - tanya saat ini.

"Om Salman ini dulunya kakak tingkat papa di perkuliahan, kita dulu juga sempat ikut program exchange student bareng, berhubung kita dekat sekali dan karena kesibukan masing - masing jadi baru ketemu nya sekarang." Jelas Virzie.

"Iya, makanya supaya kita lebih sering ketemu, kita semua berniat mengenalkan kalian berdua yang ternyata sudah saling kenal." Ujar Salman lagi.

"Gimana?" Sambung Salman.

"I-ini maksudnya Kak Abi sama Zaira dijodohin?" Tanya Zaira yang masih cukup shock dan mendapatkan anggukan dari para orang tua.

"Ekhem..Ayah bunda, om tante, Abi boleh izin ajak Zaira ke rooftop sebentar?" Kali ini Abi yang bersuara.

"Wahh, yasudah silahkan, beri kami keputusan terbaik ya," Ujar Salman.

Orang tua melanjutkan perbincangan sesekali bernostalgia, Aretta dan Deka pun tak jarang bergosip tentang dunia fashion saat ini.

-----

Zaira duduk di gazebo yang menghadap kerlap - kerlip lampu kota dan Abi di sampingnya.

"Ekhem.." Abi berdeham. Zaira masih diam.

"Udah 2 tahun," Ujar Abi. Zaira hanya mengangguk kemudian menunduk, seolah karet rumput di bawahnya lebih menarik dibanding pemandangan indah malam ini.

Ineffable✔ [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang