☀️6☀️

8.1K 990 63
                                    


Pemakaman dilakukan sehari setelahnya.

Keluarga Lee berduka.

Johnny menatap kosong pada pusaran sang istri yang telah tertidur tenang.

Mark, Jeno dan Jaemin berdiri disampingnya, meraung-raung kehilangan.

Mereka marah, sangat marah.

Haechan juga di sana, di gendong oleh salah satu paman dari pihak ibunya.

Keadaan Haechan tidak baik-baik saja, terdapat perban di kepalanya.

Ia diam, tak bersua dari kemarin sejak ia sadar.

Dokter bilang itu trauma.

Ayah Haechan tidak datang menemani Haechan, begitupun ketiga saudaranya.

Hanya Pamannya, Taeyong yang menemaninya.

Taeyong sedih tentu saja, kehilangan adik tercinta untuk selama-lamanya.

Taeyong berusaha tegar, ia merasa kasihan kepada keponakannya, Donghyuck.

Ia tidak tau jelas bagaimana jalan cerita dari tragedi itu.

Tapi melihat kilatan kebencian Johnny pada anak itu, Taeyong merasa prihatin.

Haechan dengan wajah kosong menatap kearah ayah dan saudara-saudara nya yang sedang menangis kehilangan.

Haechan bingung, ia merasa ada yang hilang, ia tidak bisa berpikir.

'Mommy? Dimana mommy Haechan?'

Haechan mengulurkan tangannya, membuat Taeyong sedikit kaget.

"Gg... G...gggg...g"

"Hyuckie kenapa? emmm?" Suara parau Taeyong tidak dihiraukan Haechan.

Bocah itu sibuk mencari-cari sosok malaikat nya.

"gg..gg...g.." Taeyong bingung.

Ia tahu kalau Haechan mengalami trauma, tapi dokter tidak mengatakan apapun mengenai adanya kelaianan atau mungkin kerusakan.

"Hyuck.. lihat paman.."

Mata Haechan tidak fokus. Badan anak itu juga Bergetar.

Bahkan ia mulai terlihat kesulitan bernafas, bisa di dengar dari bagaimana ia menggunakan mulutnya untuk bernafas dan berlangsung cepat.

Taeyong tambah khawatir.

"Hyuckie sayang, lihat paman... Hyuckie... Lihat mata paman"

Cukup sulit untuk membuat Haechan fokus padanya

Namun pada akhirnya berhasil, Haechan mau menatap mata Taeyong.

Taeyong terkesiap ketika matanya bertemu dengan mata hazel yang berair itu.

"Tenang sayang.. dengarkan suara paman, bernafas pelan-pelan.. "

Haechan terlihat kesusahan dan Taeyong dengan sabar menuntun anak itu untuk bernafas secara perlahan.

"Pelan-pelan sayang.. lihat mata paman.."

Perlahan haechan mulai bernafas dengan normal.

Taeyong memandang khawatir pada keponakan kecilnya

Ada sirat ketakutan serta bingung dalam mata bocah manis itu.

Taeyong mendekap erat tubuh mungil Haechan, memberikan tepukan pelan memberi tanda bahwa semuanya baik-baik saja.

Look At Me | HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang