☀️4☀️

9.3K 1K 53
                                    

Dampak pertemanan Renjun pada Haechan sangat besar.

Haechan yang biasanya selalu memasang wajah datar kini menjadi lebih banyak tersenyum.

Sudah terhitung 3 hari mereka berteman, beruntung pula mereka sekelas.

Dan selama itu pula, haechan dan renjun tidak mengalami gangguan apapun dari Jeno dan antek-anteknya.

"Haechan bagaimana kalua tugas Matematika ini kita kerjakan di rumahku" tawar Renjun saat mereka sedang makan siang di taman belakang sekolah.

Haechan menggeleng, ia tidak bisa.

dengan gerakan pelan ia memberikan kode pada renjun.

'Aku tidak bisa, aku harus bekerja'

Renjun mengernyit bingung.

"Kau bekerja? Dimana Orang tua mu?" Tanya Renjun.

Raut wajah Haechan mendadak keruh, Renjun yang mengerti hanya bisa menepuk pelan punggung tersebut.

"Maaf. Kalau begitu aku akan datang ke tempat kerjamu dan menemani mu" kata Renjun

Haechan menggeleng, 'tidak perlu, aku tidak bisa menemanimu'

Kata Haechan melalui bahasa isyarat yang ia lakukan.

Renjun terkekeh, "kan sudah kubilang, aku akan menemanimu. Bukan kau yang menemaniku. Sudahlah, ayo ke kelas. Sebentar lagi bel masuk"

* *

Jeno berdecak kesal, melihat Haechan bersama Renjun.

"Anak itu benar-benar merasa bebas" ucap Jeno menatap kesal Haechan yang duduk di bangku belakang bersama Renjun yang entah sedang bercerita apa.

"Menjijikan" ucapnya.

Jeno beranjak dari kursinya, memberi kode pada teman-temannya.

Total ada 7 anak, termasuk Jeno.

Mereka berjalan mendekati meja Haechan lalu tanpa aba-aba Jeno menendang keras Meja Haechan , membuat buku buku pemuda itu jatuh berserakan.

Seluruh mata memandang kearah mereka, sambil berseru heboh layaknya menonton tontonan seru.

"Apa yang kau lakukan?!" Marah Renjun.

Jeno mengernyit, berani sekali anak ini. Begitu batinnya.

Jeno hendak menjambak rambut Renjun, namun segera ditepis.

Membuat Jeno menyeringai. Mata pemuda itu menatap tajam pada Haechan yang berdiri dibelakang Renjun.

Membuat Nyali Haechan ciut seketika.

"Kau! Temui aku di rooftop sekarang" perintah Jeno dengan nada mutlak, kemudian melangkah lebih dulu bersama teman-temannya.

Haechan hendak mengikuti, tapi segera ditahan oleh Renjun.

"Kau ingin mati?" Tanya Renjun kesal.

"Jangan kesana, tetap disini" ucap pemuda itu lagi.

Haechan menggeleng, 'aku akan baik-baik saja. Jeno tidak sekejam itu'

Renjun melotot, tidak kejam katanya?

Apa pemuda itu lupa, kalau Renjun sampai pingsan akibat kelakuan keparat satu itu.

Renjun kukuh melarang Haechan untuk mengikuti Jeno, tapi Haechan juga kukuh untuk pergi.

Sampai akhirnya, Jaemin yang sedang asik membaca buku jengah sendiri.

Ia bangkit dari kursinya, melangkah mendekati dua sohib baru itu.

Look At Me | HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang