☀️12☀️

7.9K 882 89
                                    

Haechan berkeringat dingin, didepan sana orang yang cukup ia takuti keberadaanya, telah berdiri menatap lurus kearahnya.

Dia kembali, Begitu batin Haechan.

Tadinya Haechan berniat ke Perpusatakaan untuk belajar karena hari ini kelasnya mendapatkan jam kosong hingga pelajaran ke enam, jadi dari pada ia memperlihatkan diri dan membuat Jeno tidak senang dengannya lebih baik ia keperpusatakan.

Namun belum juga ia sampai, Ia merasa merinding.

Batinnya mengatakan bahwa seseorang sedang menatap lurus kearahnya.

Awalnya Haechan enggan berbalik untuk mencari tahu, tapi rasa ingin tahu anak itu terlalu besar dan pada akhirnya ia menoleh.

Haechan menyesal mengikuti rasa ingin tahunya.

Mark, Kakak tertua trio kembar akhirnya kembali setelah masa pertukarannya berakhir.

Banyak yang berubah dari Kakak tertuanya itu, terutama bagian rambut, terakhir Haechan ingat rambut Mark berwarna blonde, sekarang sudah berubah menjadi hitam kecoklatan.

Serta pipi pria itu yang semakin tirus.

Mark berjalan mendekati, sendiri. Membuat Haechan segera menundukkan kepalanya, takut.

Pemuda beralis camar itu menarik paksa tangan Haechan menyeretnya dengan paksa tanpa peduli rintihan tanpa suara yang Haechan keluarkan karena tangannya sakit.

Genggaman Mark tidak main-main.

Pemuda itu membawa Haechan ke arah belakang sekolah yang jarang dilewati, mendorong paksa anak itu ke dalam Gudang.

Pandangan Mark dingin, membuat Haechan kembali gemetar ketakutan, demi apapun ia takut dengan Hyungnya.

"Sudah berapa kali ku bilang? Jangan pernah muncul dihadapan ku! Kenapa kau tidak mati saja?!" Teriak Mark sembari memukul keras tubuh Haechan dengan tendangannya.

Haechan berteriak tanpa suara, rasa sakit itu kembali.

Diantara banyak orang yang membencinya, mungkin Mark yang memegang posisi pertama. Jeno walau tidak jauh berbeda, anak itu tidak pernah benar-benar memukul Haechan hingga babak belur.

Tapi berbeda jika itu Mark. Pemuda itu akan memukulnya dengan seluruh kekuatan yang ia miliki, tidak peduli apakah Haechan akan mati atau tidak akibat perbuatannya.

Terakhir kali Haechan dipukul Mark, hidungnya patah serta ada retakan pada rusuk dan tulang pahanya.

Mark selalu menyuruh Haechan untuk segera mati, dia terus berteriak mengatakan bahwa ia benci dengan Haechan.

Ia muak melihat wajahnya.

Ia muak melihat mata yang memandang sendu dirinya.

Ia muak dengan fakta bahwa Donghyuck adiknya.

Dia tidak sudi memiliki adik yang merupakan seorang pembunuh ibunya.

Mark muak.

Semakin ia memikirkan itu, semakin kesal dia, dan semakin keras pula tendangan yang haechan dapatkan.

Hingga akhirnya, badan yang lebih muda tidak lagi meringkuk serta kedua tangannya tidak lagi dalam posisi bertahan, Mark menghentikan tindakan gilanya.

Dengan nafas yang naik turun serta wajah yang merah karena marah dan kesal, Mark menatap benci ke bawah.

"Demi Tuhan, Aku benar-benar berharap kau mati dan tidak pernah ada di dunia ini." katanya sebelum akhirnya sekali lagi menendang tubuh ringkih adiknya dan berlalu pergi Begitu saja.

Look At Me | HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang