Suasana kelas 2-1 tengah ramai, lantaran sedang terjadi sebuah pertunjukan yang tidak manusiawi namun malah menjadi bahan candaan serta tawa untuk menghibur mereka.
Di sudut kelas, terdapat seorang namja, berbadan mungil dalam keadaan setengah sadar setelah dipukul serta disiram Air bekas pel.
Siswa dan siswi yang berada disana hanya tertawa, seakan-akan itu bukan lah sesuatu yang salah, sesuatu yang menyalahi kemanusiaan.
"Cih! Dasar lemah! Sudah ku katakan jangan dekat dekat dengan si bisu! Inilah akibatnya! Dasar cupu!" Kata Jeno sebagai ketua dari pembullyan yang terjadi di kelas tersebut.
Haechan yang baru saja datang setelah sebelumnya dari ruang Guru, kaget.
Tak kala, melihat teman, ah bukan teman karena mereka baru berpapasan kemarin dan hanya saling melempar senyum.
Sudah tidak sadar diri, akibat perbuatan seorang Lee Jeno.
Haechan dengan segera menghampiri namja mungil itu, tidak peduli dengan wajah meremehkan dari Jeno.
"Cih, kau ingin menjadi pahlawan dengan melakukan itu, Bisu?"
Jeno dengan tidak berperasaan, menginjakkan kakinya pada punggung Haechan.
Haechan tentu meringis sakit, Kekuatan Jeno tidak main-main.
Haechan dengan segera membantu menopang tubuh si namja mungil, berusaha mengabaikan pukulan-pukulan yang kian menjadi yang diberikan oleh Jeno padanya.
Merasa kesal diabaikan, Jeno akhirnya memberikan tendangan terakhir dengan sekuat tenaga ke punggung Haechan.
Haechan hampir saja kehilangan keseimbangan, lalu terbatuk-batuk.
"Cih, Ayo!" Kata Jeno mengajak kawanannya untuk pergi meninggalkan ruang kelas tersebut.
Haechan menatap Jeno sebentar, sebelum akhirnya fokusnya kembali pada namja yang sedang ia topang.
Dengan menahan rasa sakit yang ada di punggungnya, Haechan dengan sekuat tenaga membawa si namja mungil menuju UKS.
* *
Huang Renjun, namja mungil yang tadi dibawa Haechan.
Merupakan seorang anak konglomerat asal China. Kedatangannya ke Seoul adalah untuk mencari adik laki-lakinya yang kabur kemari dengan berdalih hendak menjadi idol, 1 tahun yang lalu.
Renjun sudah terbiasa berpenampilan sederhana karena itu merupakan ajaran Ayahnya, namun kata 'sederhana' tampaknya tidak memiliki arti apa-apa di SM High School.
SM High School, merupakan salah satu sekolah elite yang berada di Seoul.
Sekolah dengan biaya termahal di Korea Selatan, serta kebanyakan lulusannya memiliki lulusan terbaik yang berkecimpung di dunia kerja.
Kawasan SM High School terbilang sangat luas dengan fasilitas yang sangat memadai, ditambah lagi sekolah ini berpredikat sebagai sekolah internasional karena guru serta muridnya tidak hanya berasal dari Korea Selatan saja.
Selain tingkat Senior High School, SM juga memiliki tingkatan dari SD hingga perguruan tinggi
Rata-rata para siswa dan siswi disana, saling mengenal satu sama lain karena well, kalau kau termasuk jajaran murid terkaya atau murid berpengaruh sudah pasti keberadaan mu diketahui serta di junjung tinggi.
Sistem kasta benar-benar berlaku di sekolah itu.
* *
"Akhirnya kau sadar" ucap seorang anggota PMR, tak kala melihat pergerakan Renjun.
Han Jisung, pemuda si anggota PMR itu membantu Renjun untuk duduk, kemudian memberikan segelas teh hangat kepadanya.
"Tadi kau dibawa Haechan dalam keadaan pingsan dan juga basah kuyup. Aku sudah menggantikan pakaianmu, memar ditubuh mu juga sudah di obati, ada baiknya sekarang kau istirahat, aku akan memberikan surat izin ke kelasmu." Kata Jisung dengan cepat.
Fyi, Han Jisung selain anggota PMR, ia juga merupakan anggota Band.
"Haechan?"
Jisung mengangguk, "yah, si siswa dengan nilai terbaik di sekolah ini, sayangnya asal usulnya tidak jelas, dia juga bisu dan lagi, dia juga dari rakyat kelas bawah jadi you know, santapan empuk buat para pem-bully di sekolah ini" kata Jisung.
Renjun mengernyit heran, "melihat bullying yang mereka lakukan padaku, apa Haechan juga sering mendapatkan nya?"
"Hmm? Tidak begitu sering. Hanya ketika mood Jeno atau Mark sunbae-nim sedang buruk. Dia bagaikan kacung mereka berdua. Tidak ada yang berani mengganggu-nya, kecuali dua anak itu." Jawab Jisung.
Renjun makin mengernyit bingung, "kenapa begitu?" Tanyanya lagi.
"Aku juga tidak begitu paham, tapi setahu ku. Siapapun yang mendekati Haechan akan bernasib seperti Haechan, yah semacam itu."
Aneh sekali, batin Renjun.
Pemuda China itu meringis perih, saat ia hendak mengganti posisi menjadi duduk.
"Ckk.. istirahat, nanti kalau pulang kau bisa berkaca, ada berapa banyak lebam di tubuhmu. Lee Jeno itu benar-benar, huh~"
Yah, rasa sakitnya sudah menjelaskan berapa banyak tanda yang telah di ciptakan oleh Jeno dan teman-temannya.
"Baiklah"
"Good boy, aku tinggal dulu. Cepat sembuh" Ucap Jisung sebelum akhirnya beranjak pergi meninggalkan Renjun di UKS seorang diri.
Adakah yang menunggu book ini??
Wkwkwk, gimana-gimana? Maaf pendek nih..
Kyu masih bingung nentuin gimana konflik serta alur nya.. :(
Jadi yah.. gitu..
Btw, yang sebelumnya baca 127 Days, karena banyak yang minta sequel, jadi bakal Kyu buat jadi, mohon ditunggu ya..
Sedang proses pengetikan.
And...
Seperti biasa, Kyu bakal ngingatin.
Jaga kesehatan dan jangan lupa cuci tangan 💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me | Haechan
Fanfic[COMPLETED] Kesalahpahaman membuat Keluarga Lee terpecah, Rasa amarah serta Ego membuat ikatan yang dulunya erat kian hari kian merenggang. Haechan hanya dapat berdoa, berharap keluarganya akan kembali seperti sedia kala, walau sang Bunda telah perg...