Begitu membuka mata, sebuah pohon besar dengan pemandangan langit sore yang indah menyapa penglihatan Donghyuck
Di samping pohon besar itu, terdapat seorang wanita berambut lurus sebahu dengan dress putih panjang, membuat nya terlihat seperti malaikat andai saja jika terdapat sayap di bahunya.
Wanita itu berbalik, menatap kearah Donghyuck dengan senyuman lembut nan cantik.
"Sudah siap?" Tanya wanita itu yang merupakan ibu dari Donghyuck
Ah, sudah waktunya.
Wanita itu, Ibu Donghyuck mengulurkan tangannya.
"Ayo" Kata Sang Ibu.
Donghyuck bimbang, dia merasa tidak yakin.
"Kenapa nak?" tanya sang ibu ketika donghyuck tidak kunjung meraih tangannya.
"Mark hyung" ucap anak itu, Donghyuck belum bisa tenang karena ia belum tahu bagaimana kabar sang Kakak.
Ibunya Donghyuck tersenyum, pandangannya ia arahkan ke sebelah kanan, membuat Donghyuck tanpa sadar mengikuti arah padangan tersebut.
Terlihat seorang anak laki-laki sekitar 9 tahun, sedang terduduk dengan kedua lutut sebagai titik tumpuan, keduanya tanganya diangkat keatas.
"Ibu sedang menghukumnya" kata sang ibu sembari terkekeh kecil
"Kamu ingin menemuinya?" tanya sang Ibu pada Dongyuck.
Walau ragu, pada akhirnya Donghyuck mengangguk, remaja itu berjalan pelan sedikit terbata-bata, jarak antara dia dan Bocah yang kemungkinan adalah Mark tidak begitu jauh.
Semakin dekat jarak mereka, semakin jelas wajah dari bocah itu.
Wajahnya sedikit memerah dengan pipi cukup gembul, bocah itu menangis sembari berguman mengucapkan bahwa ia kakak yang jahat.
Begitu Donghyuck berada didepan Mark, tangan mungilnya menyentuh pipi sang Hyung.
"Malk yung napa angis?"
Mark yang tadinya masih menangis, seketika mengentikan tangisannya, kepalanya yang menunduk terangkat dengan perlahan.
"Hyuckie?" Tidak lama kemudian Mark kembali menangis, dirinya kaget sekaligus semakin merasa bersalah begitu melihat Donghyuck kecil bertanya padanya.
Di depan Mark sekarang adalah Donghyuck sebelum kejadian mengenaskan merenggut kebahagian mereka.
Mark memeluk erat tubuh kecil adiknya, tidak lupa mengucapkan beribu kata maaf atas semua yang telah ia lakukan selama ini.
Mark benar-benar merasa bersalah, dia sangat menyesal, sungguh.
"Yung, angan angis, hyuck cedih"
Kedua kakak beradik itu kembali, kembali pada wujud mungil mereka sebelum benang persaudaraan mereka merenggang.
Sang ibu yang menonton kembali tersenyum lembut, ia tahu bahwa anak sulungnya bersalah, tapi ia juga tahu bahwa anak sulungnya itu telah menyesal, bahkan ia berhasil menyelamatkan nyawa adiknya.
"Bagimana kalau kalian bermain sebentar?" Tawar sang Ibu.
Mark menyeka air mata Donghyuck dengan lembut, belum terlambatkan untuk dia memberikan kenangan masa kecil pada adiknya.
Walau ia gagal didunia, setidaknya disini ia bisa memberikan sedikit kenangan pada sang adik , bagaimana rasanya bermain dengan sang kakak sulung.
Kedua bocah cilik itu sudah berhenti menangis, dan kini bermain di luasnya padang rumput yang indah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me | Haechan
Fanfiction[COMPLETED] Kesalahpahaman membuat Keluarga Lee terpecah, Rasa amarah serta Ego membuat ikatan yang dulunya erat kian hari kian merenggang. Haechan hanya dapat berdoa, berharap keluarganya akan kembali seperti sedia kala, walau sang Bunda telah perg...