☀️13☀️

8.6K 924 108
                                    

Suasana lapangan basket tampak ramai, berapa siswi memekik ngeri Begitu sebuah pukulan kembali melayang diantara dua orang yang sedang berkelahi saat ini.

Para Siswa tidak ada yang berani memisahkan mereka karena merasa ngeri dengan perkelahian yang mereka lihat.

Baik kedua belah pihak tidak ada yang tampak mengalah atau menahan diri, noda darah bahkan sudah terlihat dimana-mana.

Perkelahian ini bermula saat Mark, sedang asik bermain basket Bersama teman-temannya tiba-tiba mendapat pukulan di wajahnya hingga tersungkur.

sang pemukul terlihat marah, bahkan tanpa memberikan jeda pada mark untuk menyadarai siapa yang memukulnya, dia kembali memukul Mark.

"ATAS DASAR APA KAU BERANI MELUKAINYA SEPERTI ITU?!" Teriak Jeno -sosok yang memukul Mark Murka-

Teman-teman Mark berusaha melerai tapi bukannya berhasil mereka malah ikut terkena bogem mentah dari jeno yang mengamuk.

"AKU SUDAH BERUSAHA MENAHAN DIRI SELAMA INI! DAN KALI INI KAU KETERLALUAN!" Teriak Jeno

Tendangan kuat Mark layangkan pada Jeno membuat yang lebih mudah jatuh, Mark mengambil kesempatan mendominasi perkelahian.

Suasana semakin menyeramkan ketika wajah keduanya sudah mulai berbeda warna dengan noda merah ikut menghiasi.

Hingga akhirnya para guru datang meneriaki mereka dan menyebut nama ayah mereka, akhirnya kedua nya berhenti.

Diantara keduanya, wajah mark yang paling parah. mata Pemuda beralis camar itu bahkan sudah beda sebelah disertai warna ungu di ujung bibir, pipi dan pelipisnya, baju nya sudah tidak beraturan.

Tidak jauh berbeda dengan Mark, Jeno pun Begitu hanya saja dia sedikit lebih baik.

Keduanya kini sudah berada di ruang BK, bertiga dengan seorang guru perempuan.

"Jelaskan pada saya, apa yang membuat kalian berdua berkelahi?" Tanya sang guru.

Kedua pelaku diam, enggan menjawab.

"Kalian bersaudara, tidak baik berkelahi seperti ini. Katakan pada saya segera, atau saya panggil Ayah kalian" kata Sang guru.

Jenp berdecih, "Panggil saja" katanya menantang, cukup mengagetkan sang guru.

"Lagipula orang tua itu harus tau bagaimana sikap anak kesayangannya pada saudaranya" Kata Jeno lagi.

"Selamat Mark, tampaknya doa mu tidak lama lagi terkabul" Kata Jeno sebelum akhirnya berdiri meninggalkan ruangan itu, tanpa peduli teriakan sang guru yang memanggil namanya berulang kali atau Mark yang terdiam karena ucapannya tadi.

***

Jaemin duduk dengan wajah kosong, tadi malam sekitar pukul 2 pagi jeno menelponnya untuk segera pergi ke alamat yang ia kirimkan.

Jaemin bingung, Ia sudah bingung dengan Haechan yang tidak juga pulang, kini si sulung kembar juga ikut membuatnya bingung.

Jaemin mau tidak mau menuruti, mau bertanya telponnya sudah lebih dulu di matikan.

Tapi setibanya ia disana, Jaemin lagi-lagi dibuat bingung.

Jeno ada di kursi Tunggu, didepan UGD.

Wajahnya jelas tersirat khawatir.

Jaemin mendekatinya, menyentuh panggung kakaknya.

"Ada apa?" tanya Jaemin.

Mata Jeno perlahan berair, Pemuda itu menarik Jaemin ke pelukannya, kemudian menangis keras.

Look At Me | HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang