Bab 4 : Balapan Maut

1.5K 244 14
                                    

"Kenapa harus gue sih?" Mocca protes untuk kesekian kali. Bukannya tak mau memperjuangkan genk-nya, tapi Mocca merasa tak yakin genk Warrior bisa dikelabui. Memang benar dia mirip Devano, tapi..Ah, tetap ada bedanya kan?

"Wajah lo mirip Bos Devano, Bro! Tinggal ngubah sisiran rambut lo doang,"

"Ta..Tapi..,"

"Ini pake jaket si Bos yang ketinggalan di markas," sodor Guntur saat mereka berkumpul di markas sepulang sekolah. "Biar tambah mirip,"

"Motor gue masih di bengkel, jadi gue gak bisa..,"

"Lo bisa pake motor gue, Moc!" Raffa langsung menawarkan.

"Wah gimana ya ?"

"Anak Warrior gak bakalan tau kalo lo  bukan Bos Devano, gue yakin!"

"Lo yakin?"

"Pliis Bro??"

"Gue..,"

"Persahabatan Di Atas Segalanya, Bro!"

" Iya gue tau, tapi..,"

"Ini soal harga diri, Moc,"

"Gue..,"

"Yes! Mocca mau!"

"Hee tunggu! Gue belom bilang setuju!"

"Besok malem, ok? Kita semua dateng untuk ngedukung lo, Bro!"

Semua menepuk bahu Mocca yang terbengong - bengong pasrah disuruh menggantikan Devano melawan Bobbi di arena balap liar  jalan Diponegoro, besok malam.

                                 *******

Yang gue pusingin sekarang gimana cara gue mo ngebohongin Emak yak, pikir Mocca gelisah. Karena pulangnya pasti malem, hmm ato gue bilang gue nginep di rumah si Raffa aja yak?  Pemuda itu berulang kali melirik arlojinya, saat itu dia sedang menunggu Raffa yang akan menjemputnya pergi ke jalan Diponegoro, tempat balapan itu. Secara motornya masih bersemayam di bengkel.

Sambil berpikir - pikir, susu rasa mokka yang dibuatkan Emak diteguknya perlahan - lahan, penuh kenikmatan. Tampang boleh sangar a la anak genk motor, tapi minuman tetap susu, men! Bodo, anjrit, sontoloyo, peduli amat, yang penting gue suka! Jangan salah, ini ada sejarahnya bo! Kata Emak, dulu waktu gue masih balita, gak ada yang bisa membuat gue berhenti mewek, sebelum diberi susu rasa moka, Mocca memandangi gelas susunya, manggut - manggut sendiri, dan kembali meneguk susunya lagi. Sesuai dengan nama gue kan? Wkwkwk..Kebetulan banget yak?

"DOOR!! Hayoo, Kak Mocca mo balapan motor yaa?" Tiba - tiba Vava menghentak punggung Mocca, hingga susu moka yang sedang diminum Mocca dengan gemilang tersembur  keluar.

"Anjrit! Adek Durhaka! Gak liat gue lagi minum?" Mocca jelas mengamuk. Tapi Vava bukannya takut, justru cekikikan melihat T-shirt putih Mocca berlumuran susu moka.

"Kak Mocca mo balapan, gue bilangin Emak yaa!!"

"Heh, sini lo!" Mocca menarik baju Vava yang hendak berlari, mengadu pada Emak yang sedang serius menonton drakor di TV ruang tengah. "Awas kalo  lo ngomong dengan Emak!"

Mocca mendelik sambil  membuat gerakan seperti sedang menyembelih.

"Wah kalo begini kasusnya, harus ada penutup mulutnya nih!" Kata Vava sambil menunjuk bibirnya. "Hmm kayaknya mulut gue udah kangen dengan es krim Cornetto Silverqueen deyh, soalnya yang kemaren belom jadi dibeliin kan?"

"Busyet malem - malem gini mo makan es krim? Yang bener aja, ini udah jam 9, tauk!"

"Ya udah, gue hapus kata Cornetto-nya, jadi Silverqueen aja deeyh!"

Aku Bukan DevanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang