Siang itu seusai menghadiri pemakaman Neysha, anak - anak Doppelganger yang bermaksud berkumpul di markas mereka, menjadi sangat terkejut mendapatkan markas diobrak - abrik, kursi - meja jungkir - balik, dinding dicorat - coret dengan pylox.
"BANCI PENIPU!"
"DOPPELGANGER PEMBOHONG!"
"CURANG!"
Kata - kata sumpah - serapah itu terpampang jelas di dinding markas, membuat panas mata memandang.
"Anjrit!! Siapa yang ngelakuin ini?!" Dido begitu murka melihat semua itu. Bengkel motor yang ada di sebelah markas juga terlihat berantakan, para montir pekerja bengkel segera mendekati mereka.
"Bos, ada yang ngamuk di sini tadi pagi, ini mereka ninggalin surat ini dengan kita," sodor salah satu montir pada Mocca yang notabene Devano bos pemilik bengkel.
Mocca yang sedari tadi bengong di samping Dido, kalah cepat, Dido yang emosi sudah menyambar surat itu terlebih dulu. Dan membaca isinya.
'Ternyata kalian hanya sekelompok banci penipu! Kalian sudah maen curang malam itu, yang balapan dengan Bos Bobbi ternyata bukan Devano, tapi Mocca!!
Terbukti Devano, bos kalian yang dungu itu datang ngebuka kedok sendiri kemarin! Kalian harus bayar semua kebohongan ini ! Tunggu pembalasan dari Warrior!!
Tertanda,
WARRIOR"Apa maksudnya ini Devano Alanza Dirgantara??!" Dido mengacungkan surat iitu ke depan hidung Mocca. "Coba jelasin!!!"
"Mana gue tau?"
BUUK!!
Tanpa ba - bi - bu, sebuah pukulan mendarat di wajah Mocca, membuat pemuda itu nyaris tersungkur jatuh.
"LO GOBLOOOK!! TOLOOL!!" Teriakan Dido mungkin sampai terdengar hingga radius 100 meter, menggelegar penuh amarah. "Ada apa dengan lo, Bego?!"
"Emangnya gue kenapa, maen tonjok sembarangan lo!" Mocca terperangah, mata coklat mudanya mendelik pada Dido, sembari mengusap wajahnya yang sakit dibogem Dido.
"Kenapa maen nyungsep sendirian ke markas Warrior?!! Mau cari mati lo??!" Dido tampak begitu emosi. "Pake otak lo, men!!"
"Do, sabar, Do!" Raffa ikut bicara melihat gelagat tak baik dari dua pimpinan Doppelganger itu.
"Sabar dudul lo!" Sembur Dido, membuat Raffa langsung mundur, mengangkat tangannya.
"Gue punya urusan sendiri," Mocca berkata datar.
"Urusan?! Urusan ngejeblosin diri sendiri gitu? Coba lo pikir, men, udah jelas anak Warrior ngirain lo mampus, kenapa lo maen dateng ke markas mereka?! Tanya dulu kek dengan gue!! Lo aneh, Bro! Biasanya lo gak gegabah gini, Dev!"
"Lalu?!"
"Apa maksud lo dengan 'Lalu'? Ini akibatnya, Bro!!" Dido menunjuk markas mereka yang porak - poranda. "Hancur reputasi kita gara - gara lo!"
"Berarti Warrior yang bego!"
"LO YANG BEGO!!" Dido benar - benar kehilangan kesabaran, pemuda itu mengguncang tubuh Mocca keras - keras, sementara Mocca hanya memandang Dido dengan kedua alis bertaut. "Kenapa sih lo, Dev?"
Kenapa? Yeah, mungkin gue salah. Mungkin gue bego. Tapi gak ada yang ngerti rasa sakit gue kehilangan segalanya, tidak hanya orang - orang yang dicintai, tapi juga kehilangan jati diri. Gak ada yang ngerti. Kalo lo jadi gue, apa yang lo lakuin, Do?
"Do, plis?" Raffa menahan tangan Dido. "Kita bicarakan baik - baik, oke?"
"Iya, lebih baik kita bicarain rencana kita turun, daripada ribut gini," Guntur ikut mendamaikan. "Lagian semua udah terlanjur terjadi,"
"Rraaagh!" Dido melepaskan Mocca.
"Udah puas lo?" Mocca berkata pada Dido, sambil membetulkan letak jaket Doppelganger yang dikenakannya.
Pemuda bermata coklat muda itu kemudian berbalik tanpa bicara apa - apa lagi, menaiki Kawasaki Nnja H2R-nya.
"Lho, mo kemana, Bro?" Raffa yang berusaha menahan sia - sia saja, Mocca sudah menstarter motor dan langsung melesat pergi, Raffa menoleh pada Dido. "Do, plis, susul Devano, ini pasti cuma salah paham,"
"Biarin aja si Devano pergi! Dia aneh kalo kata gue, suka maen solo belakangan ini, padahal yang gue tau dia juga yang selalu nekanin soal kekompakan dengan kita, semua harus dilakuin bareng - bareng, tapi sekarang??! Sejak dia O.D, dia berubah, men!"
"Mungkin dia lagi ada masalah, Do,"
"Masalah apa? Bikin masalah sih iya!"
"Gue yakin, ini masalah yang dulu, Do. Devano kan sepupuan dengan Bobbi,"
"Trus??"
"So, mungkin ini masalah Amanda, karena itu kan awal segalanya, awal kenapa Doppelganger dan Warrior berantem mulu,"
Dido mengangkat bahu. Pemuda itu mengambil kunci motornya.
"Tauk ah, pusing gue! Kita c'mon, guys!"
"Kemana?"
"Kita selesaiin urusan kita dengan Warrior!"
"Si Bos gimana? Ntar marah lagi dia, kita turun tanpa ngasi tau,"
"EGP!"
"Do, plis? Inget, Bos Devano seorang Dirgantara, jangan dikacangin, ntar lo dikeluarin,"
"Gue gak takut! Bukan berarti dia seorang Dirgantara, lalu dia bisa bertindak seenaknya!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Bukan Devano
Teen FictionIG : mocca_doppelganger Bebas, kalo mo chat ama Mocca, dm aja ===================================== Kisah kocak tapi mengharukan, bikin baper, seorang badboy anggota genk motor, Doppelganger, bernama Mocca. Mocca bukan ketua genk motor, hanya anggot...