Part 5

5.4K 666 16
                                    

Sudah terhitung 6 bulan lebih Jisung belajar pada high school itu. Dan 3 bulan lagi ia akan lulus! Terbebas dari sekolah itu.

Tapi sungguh, selama ia bersekolah disana, ia masih belum terbiasa pada tatapan murid-murid disekolahnya.

Dan juga, tatapan lelaki manis yang selalu disisinya.

Untuk menganggunya?

"Zhong! Tidak bisakah kau—"

Belum sempat Jisung melanjutkan kalimatnya, mulutnya sudah disumpal dengan sesendok nasi, oleh lelaki keturunan China itu.

Mereka sedang makan.

Ah! lebih tepatnya, Jisung sedang membaca buku didalam perpustakaan lalu lelaki manis itu mengintil sembari mambawa bekal yang harus ia makan karena saat ini waktunya jam makan siang.

Oh ayolah! Siswa bodoh mana yang mau menghabiskan jam istirahat dan melewatkan jam makan siang hanya untuk membaca didalam perpustakaan?

Oh! Ada satu orang yang seperti itu disekolahnya.

Dia, Park Jisung!

Lelaki bodoh, yang akan kenyang hanya dengan membaca setumpuk buku.

"Makanlah. Aku tau kau lapar." Chenle kembali menyendok bekal tadi, kali ini ia masukkan kedalam mulutnya sendiri. Membiarkan Jisung yang terdiam sambil mengunyah makanan yang ia suapkan tadi.

Menelan. "Ini perpustakaan, Zhong! Kita tidak bisa makan disini. Ah, aku salah seharusnya, kau tidak bisa makan disini." tegur Jisung.

"Bisa. Tentu saja bisa. Ini sekolah ayahku. Aku bebas melakukan apapun. Makan didalam perpus hingga makan diruang guru. Aku bisa melakukan apapun." ingat Chenle.

Menghela nafas. Baiklah Jisung menyerah. Lelaki manis dihadapannya benar-benar keras kepala dan selalu pamer kekuasaan! Menjijikkan!

"Dan lagi. Apakah kau bisa kenyang hanya dengan membaca buku? Kau selalu melewatkan jam makan siang hanya untuk mengisi otakmu. Cih! Kenapa aku menyukai seorang kutu buku sepertinya!" cicitnya diakhir kalimat.

"Apa katamu?!" Jisung meninggikan suaranya. Ia bisa mendengar Chenle yang kembali berbicara omong kosong! Suka? Matanya dikepala!!

Orang mana yang akan menyukai gurauan  seperti itu. Ya, Chenle selalu melontarkan kata-kata itu. Lalu berakhir membuat darahnya naik.

"Tidak ada." ucap Chenle acuh. Ia kembali memakan bekalnya, tidak memperdulikan Jisung yang terus terusan mengekuarkan sumpah serapah. Toh nanti juga berhenti sendiri, pikirnya.

Dan benar saja setelahnya Jisung terdiam, entah memfokuskan matanya pada buku atau mungkin menahan rasa laparnya.

Masa bodo, Chenle tidak perduli.



Tbc

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rich Man『JICHEN』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang