Seminggu berlalu sejak hari ulang tahun Park Jisung. Apartemen milik lelaki jangkung itu terasa sangat sepi meskipun kini sudah memiliki anggota lain di dalamnya.
Itu akibat dari kebodohan keduanya sejak kejadian minggu lalu. Saat bibir mereka saling bertaut untuk menyalurkan rasa cinta dan juga kerinduan yang tidak pernah mereka ungkapkan sebelumnya.
Kedua anak Adam itu selalu diam dilanda kecanggungan saat mereka sedang berada di ruangan yang sama.
Seperti saat ini, saat Chenle hendak mengambil air di dapur dan bodohnya di sana terdapat lelaki jangkung yang selama ini sedang ia hindari.
Lelaki jangkung itu sedang duduk di kursi makan, seperti sedang mengerjakan sesuatu pada laptopnya. Lelaki jangkung itu tidak akan menyadari keberadaan si manis karena ia duduk membelakanginya.
"Balik badan bodoh, balik badan!" Seru Chenle pada diri sendiri. Lelaki manis itu memutar tubuhnya untuk kembali ke kamar dan mengurungkan niat awalnya yang hendak mengambil air.
Duk.
Namun naasnya saat si manis hendak membalikkan tubuhnya ia tak sengaja menubruk pembatas kaca antara dapur dan ruang tengah.
Hal itu juga menarik perhatian Jisung. Ia menoleh, menatap lelaki manis yang ia pikir sudah tidur dengan raut aneh karena lelaki itu malah beracak pinggang dan menuding-nuding ke arah kaca pembatas; terlihat seperti sedang mengomeli benda mati itu.
"Kau sedang apa?" Tanya Jisung.
"Dasar kaca gila! Menghalangi jalanku saja!" Umpatan yang terdengar seperti bisikan itu keluar dari mulut Chenle, ia lontarkan pada benda mati itu sebelum akhirnya menghela napas dan bergumam di dalam hatinya.
"Tamat sudah riwayatmu, Zhong!"
Membalikkan tubuh, Chenle memperlihatkan wajah bodohnya yang sedang tersenyum pada Jisung. "Eum, tidak ada, hehe.." ucapnya sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
"Ku pikir kau sudah tidur, mengingat ini sudah hampir larut." Ucap Jisung, ia melirik pada jam dinding yang menggantung pada dinding yang ternyata jarum jamnya sedang menunjuk pada angka 11.20 malam.
Setelah berucap demikian, Jisung kembali mengalihkan pandangannya pada si manis. "Airnya habis? Ingin mengambil air lagi?" Tanya Jisung saat menyadari tangan Chenle sedang membawa teko kaca yang biasanya ada di kamar si manis.
"Kemari biar ku ambilkan."
Chenle menunduk saat Jisung mengambil teko kaca itu dari tangannya. "Eh, aku bisa melakukannya sendiri."
"Diam dan tunggu saja di sana."
Chenle menurut, membiarkan si tampan mengisi teko kacanya. Lelaki manis itu pun duduk di samping kursi yang diduduki oleh Jisung. Menatap layar laptopnya yang sedang menampilkan banyak sekali kata dan juga angka di dalamnya; sepertinya untuk urusan pekerjaan.
"Semalam ini kau masih bekerja? Padahal sejak tiga hari yang lalu kau selalu pulang telat." Si manis mengomel bak seorang istri dari si tampan.
Jisung terkekeh, "Bukankah itu suatu keuntungan karena kau tidak usah repot-repot untuk menghindari ku?" Tanya Jisung.
Wajah si manis sontak langsung memerah. Ia memalingkan wajahnya saat Jisung berjalan mendekat, menaruh teko air itu yang kini sudah terisi oleh air.
"Kenapa wajahmu memerah? Kau sakit?"
Chenle melebarkan matanya saat Jisung mendekatkan wajah ke arahnya, "T-tidak!" Tangannya terjulur untuk mendorong tubuh si tampan.
"A-aku ingin tidur." Ucap si manis, ia mendorong kursinya kebelakang hendak meninggalkan si tampan.
Namun teguran dari lelaki itu membuatnya berbalik dan kembali.
"Airmu?" Teguran dari si tampan membuat Chenle menepuk pelan dahinya sendiri. Bagaimana ia bisa melupakan airnya?
Si cantik pun berbalik untuk mengambil teko kacanya, menatap Jisung yang mulai merapihkan laptopnya, "terima kasih, selamat malam." Ucapnya lalu pergi memasuki kamarnya sendiri bahkan sebelum Jisung membalas perkataannya.
"Hm, selamat malam." Jisung berucap setelah melihat pintu kamar Chenle yang mulai tertutup. Lelaki tampan itu pun terkekeh.
Sepertinya si Zhong rich Chenle saat ini mulai melemah saat dihadapkan dengan dirinya, padahal dulu waktu mereka masih menjadi siswa lelaki manis itu selalu seenaknya tapi sekarang ia malah melemah dan malu-malu hanya karena wajah Jisung yang mulai mendekat pada wajahnya.
Atau mungkin lelaki manis itu takut? Entahlah, lebih baik ia masuk kedalam kamarnya juga. Karena sungguh Jisung benar-benar sangat lelah jika terus bekerja.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Rich Man『JICHEN』
Historia Corta❝If i'm given a choice: Live rich but alone or live simply but with you? Then i will choose: rich and live with you.❞ ➤ BXB || GAY || HOMO || YAOI ➤ JISUNG X CHENLE ➤ ROMANCE - FLUFF ➤ HOMOPOBIC (❓) GET OUT (❗)