Kejadian kecelakaan Ryujin telah terlewati selama tiga hari. Tiga hari itupun Ryujin tidak bisa ikut Club dance karena keadaan tangannya yang masih cedera.
Ryujin lumayan sedih, tetapi apa boleh buat? Keadaan sudah terlanjur seperti ini. Tapi yang penting sekarang ia sudah pulang dan bisa bersenda gurau bersama teman temannya.
Di club dance, keadaan juga semakin serius. Sisa beberapa minggu lagi untuk persiapan lomba, dan mereka harus memenangkan kompetisi itu.
Pasalnya jika mereka menang, hadiahnya adalah uang tunai lima juta dengan piala dan sertifikat. Dari pihak yayasan sekolah juga akan merenovasi studio dance mereka agar lebih luas dan nyaman digunakan.
Tetapi hari ini mereka tidak memiliki jadwal club dance. Hari ini Yuna, Minjeong, Wonyoung, Chenle, dan Jisung akan kerja kelompok dirumah Jisung. Awalnya mereka berencana di rumah Chenle, tetapi Chenle menolak dengan alasan ada tamu di rumahnya.
Saat sampai dirumah Jisung, seperti biasanya, Minjeong yang tidak memiliki urat malu itu memperhatikan sana sini, berjalan kesana kemari, menyentuh ini itu, dan akhirnya terkejut karena dirumah itu terdapat sebuah lift.
Sekarang mereka berada kamar Jisung. Kamar itu bernuansa hitam meninggalkan kesan mewah dan elegan. Kamar itu luas, dengan jendela super besar di sisi kiri. Jendela itu memperlihatkan view taman belakang rumah Jisung yang terlihat sangat indah. Bahkan para perempuan sempat berfoto foto. Dasar ye
Setelah berdiskusi selama kurang lebih dua puluh menit, akhirnya mereka memutuskan untuk membuat miniatur rumah adat asal provinsi Sumatera Barat, rumah Gadang dengan alasan atapnya yang khasㅡatap yang meruncing keatas.
Wonyoung mengamati foto yang tertera jelas di layar ponselnya. Rumah itu berwarna cokelat, terbuat dari kayu, atapnya meruncing keatas, ditambah dengan ukiran ukiran di dinding kayu rumah tersebut menambah kesan estetika yang kuat.
Tugas di kumpul dua hari lagi, dan mereka belum membeli bahan bahan keperluan pembuatan miniatur rumah adat. Sebenarnya bahannya cukup simpel, mereka disuruh membuat miniatur rumah adat dengan menggunakan stik es krim.
Tetapi sekarang mereka tengah kebingungan untuk membelinya, tidak mungkin mereka membeli eskrim dan memakannya satu-satu, kan?
Untungnya, ada toko bahan kerajinan di dekat rumah Jisung. Dengan suruhan sang tuan rumahㅡJisung, akhirnya Yuna dan Minjeong berjalan kaki menuju toko tersebut.
"Pak, stik eskrim berapaan?" Minjeong bertanya, sedangkan Yuna sibuk menghitung uang yang tadi baru saja diberi oleh Jisung untuk membeli stik eskrim.
"Satu kotak dua puluh lima ribu dek!" Ucap laki laki paruh baya itu. Mereka memutuskan untuk membeli tiga kotak. Satu kotak isinya 150 stik es.
Yuna memberi selembar uang merah yang kemudian diterima sang pemilik toko. Bapak itu lalu memberi tiga kotak stik es sekalian dengan kembaliannya.
Setelah mengucapkan terimakasih, mereka kembali berjalan kaki masuk area perumahan Esem. Eh tunggu, ada seseorang yang mereka berdua kenal sedang menjual cilok dengan gerobak berwarna biru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong Number
Fanfiction❝ 𝗗𝗶 𝗮𝘄𝗮𝗹𝗶 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝘀𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘀𝗮𝗺𝗯𝘂𝗻𝗴, 𝗱𝗶 𝗮𝗸𝗵𝗶𝗿𝗶 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗽𝗲𝗿𝗮𝘀𝗮𝗮𝗻 𝘁𝗲𝗿𝘀𝗮𝗺𝗯𝘂𝗻𝗴.❞ [ 𝙅𝙞𝙨𝙪𝙣𝙜 𝙭 𝙔𝙪𝙣𝙖 ] 𝙥𝙪𝙗𝙡𝙞𝙨𝙝𝙚𝙙 𝙤𝙣: 25 April 2021 𝘞𝘢𝘳𝘯𝘪𝘯𝘨! beberapa kata kasar, isi tidak berh...