19. d-1

329 65 2
                                    

Setelah lelah uring-uringan sekitar tiga puluh menit, akhirnya kini waktunya makan malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah lelah uring-uringan sekitar tiga puluh menit, akhirnya kini waktunya makan malam.

Jae mengetuk pelan pintu kamar adiknya, lalu tak lama kemudian pintu itu di bukaㅡmenampakkan wajah kusut Jisung. Jae terkikik, ia merangkul adiknya untuk segera ke bawah.

Mereka sampai di ruang makan malam. Jisung duduk di sebelah Jae, di hadapan Chaeyoung. Setelah berdoa, mereka pun menyantap makanan mereka.

"Eh iya, adek udah anter dessert box-nya?" Tanya sang ibu.

Jisung meringis pelan, ia benar benar melupakan dessert box itu. Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Anu-"

Jisung melirik Jaeㅡberniat meminta bantuan, tetapi abanganya itu terlihat menahan tawanya. Jisung akhirnya menggeleng,

"Ih kok belom sih? Kan tadi udah mamah suruh anter." Chaeyoung mengomel.

"Ya maaf mah, tadi tuh-"

Jisung menggantung kalimatnya, kemudian kembali menatap Jae yang juga sedang menatapnya dengan tersenyum lebar.

"Tadi tuh- macet banget." Lelaki itu menghela napas pasrah. Maafkan Jisung karena telah berbohong ya mah.

"Idih boong banget." Jae menyeletuk. Jisung melebarkan kedua matanya yang sipit, menyuruh pria itu untuk diam.

Bukannya diam, pria itu tambah menjadi-jadi, membuat Jisung mengumpat dalam hati.

"Tadi tuh pas udah sampe depan rumahnya, ada co-"

"BANG!"

Jae tertawa, lalu melanjutkan ceritanya.

"Ada cowo nyamperin si cewe, terus diajak masuk, terus a-"

"BANG CEPU BANGET!"

Jae tertawa untuk yang kesekian kalinya.

"Terus adek bete, langsung muter balik ke rumah."

"APAAN? GAADA GITU YA!" Jisung mendelik sinis, sedangkan Jae terkikik. Perlahan-lahan kedua telinga Jisung memerah.

Semuanya tertawa, termasuk Chaeyoung yang melupakan dessert box-nya. Anak bungsunya ternyata sudah besar.

"Adek suka anaknya tante Jihyo?" Tanya Chaeyoung. Jisung menggeleng.

"Iya ma, kemaren aja lengket bener sama Yuna." Jinhee beraksi untuk menggoda adiknya. Bekerja sama dengan Jae.

"Udah kak, kasian muka adeknya merah sampe gitu." Chanyeol terkikik melihat wajah anak bungsunya.

Kalau di keluarga Shin yang ternistahkan bapaknya, kalau di keluarga Park yang ternistahkan ya anak bungsunya.

-

Menjelang satu hari sebelum ulang tahun Jinhee, Yuna sibuk mencari gaun yang pas untuk berpesta. Lebih tepatnya, Yuna dan Ryujin.

Wrong NumberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang