epilogue

1.6K 210 72
                                    

Jiyoon menutup pintu studio musiknya dan berjalan menyusuri koridor. Beberapa trainee menyapanya dengan riang ketika berpapasan dengannya. Senyum ramah selalu menghiasi wajah gadis itu. Sore ini dia pulang lebih awal karena sudah punya janji.

Di usianya yang kedua puluh empat, Jiyoon sudah bekerja sebagai produser musik di sebuah agensi ternama. Wajahnya yang cantik seringkali membuat orang lain salah paham bahwa dia seorang idol atau trainee. Tapi semenjak lagu-lagu yang diciptakannya selalu populer, namanya semakin dikenal dan dia bahkan sudah disejajarkan dengan produser musik ternama lainnya. Banyak penyanyi yang mengantre untuk lagunya.

Tidak banyak yang menduga bahwa Jiyoon adalah anak dari seorang produser musik terkenal yang dulunya juga menjadi anggota grup musik dunia. Gadis itu tidak pernah membahas soal keluarganya di tempat kerja, tapi sejak namanya semakin dikenal, mau tidak mau informasi pribadinya juga ikut tersebar. Orang-orang sempat meragukan kemampuannya mengingat latar belakang gadis itu, tapi setelah beberapa waktu akhirnya Jiyoon bisa membuktikan dirinya. Dan kini gadis itu bisa berdiri di atas kakinya sendiri.

"Min PD-nim!"

Seseorang menyerukan namanya ketika Jiyoon tiba di lobi. Dia menoleh untuk mencari suara bariton yang sangat dikenalinya. Seorang pria melambai di depan sebuah mobil yang terparkir di pinggir jalan. Pria yang mengenakan topi dengan setelan rapih itu tersenyum lebar ke arahnya. Senyuman yang anehnya terlihat begitu manis untuk pria yang sudah berkepala empat.

Kim Taehyung adalah jenis pria yang akan semakin tampan setiap dia bertambah umur.

"Apa-apaan panggilan itu."

Jiyoon menahan senyum ketika dia tiba di dekat Taehyung. Suara tawa renyah dia dapatkan sebagai balasan.

"Tentu saja karena sekarang kau seorang produser musik ternama, PD-nim." Taehyung membalas dengan nada jenaka sambil membuka pintu mobil dan memastikan Jiyoon duduk dengan aman. "Kita berangkat sekarang?"

Jiyoon mengangguk dan mobil mulai melaju. Dia membiarkan tangan kirinya digenggam Taehyung ketika pria itu mengulurkan tangan. Dia selalu suka saat bisa bersama dengan kekasihnya seperti ini. Senyum bahagia tidak pernah luput dari wajahnya.

"Kau sudah mengirimkan alamat restorannya pada ayahmu, kan?"

"Tentu saja."

"Apa menurutmu dia akan memberikan restunya?"

Jiyoon menatap tangan keduanya yang masih bertaut. Dia bisa merasakan kegugupan pria itu dari sana, jadi Jiyoon mengusap punggung tangan Taehyung dengan lembut. Bermaksud menenangkan.

"Tidak perlu segugup ini. Memangnya kalian sudah kenal berapa lama?"

"Tetap saja. Mana ada orang tua yang merelakan putri satu-satunya begitu saja untuk dinikahi oleh pria sepertiku."

"Kau begini lagi." Jiyoon menghela napas. "Berhentilah merasa rendah diri. Orang sepertimu adalah pria yang sangat ingin aku nikahi, bukan pria lain. Aku yakin Ayah pasti akan merestui kita."

Taehyung menarik lengan gadis itu dan mencium punggung tangannya dengan cepat. Dia semakin merasa gugup. Seminggu yang lalu Jiyoon menerima lamarannya di hari jadi mereka yang kelima. Dan sekarang mereka akan menemui Yoongi untuk meminta restu.

Rasanya waktu berlalu sangat lambat selama satu minggu terakhir hingga Taehyung menjadi sangat tidak sabaran untuk menunggu hari ini tiba. Tapi ketika waktunya semakin dekat untuk berbicara dengan Yoongi, Taehyung malah ingin melarikan diri saja.

Dalam pikirannya sudah terbayang berbagai macam reaksi yang akan diberikan oleh Min Yoongi.

"Apa katamu? Beraninya kau ingin mengambil putriku!"

Daddy's GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang