Taehyung menarik napas. Menatap pintu kaca yang menampilkan kerumunan orang yang tengah memegang kamera di depan gedung apartemennya. Manajer menepuk bahunya dan mengangguk memberi tanda untuk melanjutkan langkah. Pria itu kemudian berjalan keluar dari gedung sambil memasang ekspresi datar di balik kaca mata hitamnya.
"Taehyung-ssi, tolong berikan tanggapan Anda mengenai kabar yang beredar."
"Apa benar Anda berselingkuh dari Kim Bora-ssi?"
"Apa benar Anda mengencani putri Min Yoongi-ssi?"
"Kim Taehyung-ssi, bagaimana tanggapan Anda?"
Suara puluhan bidikan kamera berdenging di kepalanya. Taehyung berhenti melangkah saat merasa dunianya berputar sebelum lelaki itu mengerjap dan membuka mata lebar-lebar. Mendapati dirinya berbaring di lantai studio latihan tari dengan tangan menutupi dahi.
Taehyung menghela napas lega.
Syukurlah hanya mimpi.
Dia bangkit dari posisi berbaring dan terduduk menghadap cermin. Melihat pantulan dirinya yang sendirian berada di sana.
Setelah mencari Juhoon dan menyuruh lelaki itu menemui Jiyoon, dia memilih menyendiri di dalam studio tari dan entah bagaimana malah berakhir terbangun dengan napas memburu akibat mimpi yang tidak terduga. Bahkan alam bawah sadarnya tidak bisa berhenti mengkhawatirkan kemungkinan terburuk.
Lagi-lagi Taehyung menghela napas sebelum beranjak. Berjalan gontai menyusuri koridor yang masih cukup ramai dengan suara musik yang terdengar dari ruang latihan para trainee. Padahal ini sudah hampir pukul sebelas malam.
Menggunakan masker juga topinya, Taehyung sudah siap keluar melalui pintu utama gedung agensi mengingat dia memarkirkan mobil di pinggir jalan. Beruntung mobilnya tidak dibawa paksa oleh polisi.
Saat hendak menuruni undakan tangga, atensinya mendapati seorang gadis tengah berdiri sambil berusaha memeluk tubuhnya sendiri. Demi Tuhan, cuaca sangat dingin dan gadis itu malah mengenakan gaun pendek tanpa lengan. Dia jelas mengingat gaun itu, pemberian darinya.
"Jiyoon-ah!" Taehyung berseru sembari mengambil langkah lebar mendekati Jiyoon. Melepas mantel dan menyampirkannya pada pundak sempit gadis itu. "Apa yang kau lakukan di sini? Apa konsernya menyenangkan?"
Jiyoon menatap pria di depannya tanpa ekspresi. Beralih melirik mantel di pundaknya. Menghirup aroma yang tertinggal.
"Sunbae bilang Oppa sedang sibuk."
"Ah ... ya, begitulah."
Jiyoon memperhatikan bagaimana Taehyung tampak gelisah. Pria itu sepertinya tengah menghindari tatapannya.
"Apa Juhoon tidak mengantarmu pulang? Bocah itu benar-benar keterlaluan. Padahal aku sudah menyuruhnya menjagamu."
"Kenapa Oppa meminta Sunbae menggantikanmu? Kau bilang saat itu tidak suka aku pergi dengan pria lain."
"Bukan begitu. Hanya saja situasinya tidak memungkinkan." Taehyung berkata pelan. "Lagi pula kupikir Juhoon pemuda yang baik."
"Bagaimana perasaan orang bisa berubah secepat itu? Oppa bilang sebelumnya tidak suka, tapi sekarang kau tampak menyukainya."
"Kita tidak bisa menilai seseorang dari luarnya, kan?"
"Kalau begitu apa aku boleh mengencaninya?"
"Oh? Apa?" Taehyung terkejut bukan main. Matanya melebar menatap gadis di depannya tidak percaya. Tapi kemudian dia berusaha menenangkan dirinya. "Tentu saja. Kau boleh mengencaninya kalau kau menyukai bocah itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Girl
Romance[COMPLETED] Min Jiyoon tumbuh dewasa di bawah asuhan tujuh pria tampan. Memilih dan mengikuti sifat-sifat baik dari mereka untuk membuang bagian buruknya. Setidaknya itu yang diperintahkan ayahnya hingga dia tumbuh menjadi gadis yang baik. Seiring b...