Taehyung memarkirkan mobilnya setelah tiba di depan kediaman Yoongi. Sesaat dia mengulum bibir. Tampak ragu sebelum melirik gadis yang duduk di sampingnya.
"Sudah sampai."
Jiyoon menoleh keluar jendela. Dengan malu berkata, "Oh, sudah sampai rupanya."
Taehyung mengangguk. Sedikit merasa canggung dan tidak berani untuk menatap langsung ke mata gadis itu.
Astaga. Pria berumur 36 tahun mana yang masih tersipu pada seorang gadis? Akhir tahun ini bahkan umurnya akan bertambah.
Setelah Jiyoon turun dari mobil, Taehyung tidak langsung pergi. Dia malah membuka jendela saat melihat gadis itu masih menunggu di samping mobilnya.
"Kenapa belum masuk?"
"Aku akan masuk setelah Oppa pergi."
"Tidak, tidak. Kau masuk saja dulu. Aku akan pergi setelah memastikanmu di dalam."
"Hm ... baiklah. Hati-hati di jalan. Selamat malam, Oppa."
Taehyung membalas dengan gumaman. Dia sempat tersenyum sekilas saat Jiyoon hendak berbalik.
Gadis itu berjalan menaiki beberapa anak tangga menuju rumahnya. Sebelum benar-benar masuk, Jiyoon sekali lagi berbalik dan melambai riang ke arah Taehyung yang masih menunggu.
Jiyoon kemudian bersandar pada pintu setelah berada di dalam. Senyuman tidak bisa menghilang dari wajahnya. Jantungnya bahkan berdebar cepat sejak Taehyung bilang ingin berjuang bersamanya.
Jiyoon memegang dada kirinya dengan antusias. Menggigit bibir untuk menahan perasaan senang. Tetapi pada akhirnya gadis itu tetap saja memekik dengan riang hingga Yoongi keluar dari kamarnya. Memasang wajah panik menatap putrinya.
"Hei, kau sudah pulang? Kenapa berteriak? Ada apa?"
Menatap ayahnya terkejut. Dia menggeleng sebagai jawaban. "Bukan apa-apa. Tadi 'ku kira aku melihat tikus, tapi sepertinya aku hanya salah lihat."
"Aish. Kau ini, mengagetkan saja."
Jiyoon nyengir.
"Oh, iya. Kau pulang dengan apa?"
"Oh, itu ... aku pulang dengan taksi."
"Taksi? Kenapa tidak memintaku menjemputmu?"
Gadis itu menggeleng-geleng. Senyum tipis terpancar di wajahnya. "Tidak apa-apa. Lagi pula aku sangat suka naik taksi."
Yoongi mengerutkan kening melihat kelakuan putrinya. Mencurigakan.
"Ya, sudah. Aku mau mandi dulu," ujar Jiyoon. Sebelum melewati ayahnya, gadis itu berhenti dan mengecup kedua pipi Yoongi bergantian. "Ayah, kau tahu kalau aku sangat mencintaimu, kan?"
Dia kemudian membentuk hati dengan kedua tangannya di atas kepala sambil berkata, "Aku mencintaimu, Ayah!"
Pria itu memasang wajah malas. Tapi kemudian matanya menyipit saat melihat putrinya itu bersenandung dengan riang menuju kamar.
"Ada apa dengannya?" gumam Yoongi heran sambil bertopang dagu. "Hm ... apa dia memberi kode agar aku membelikannya mobil?"
.
.
.Ibu jari yang tampak kokoh itu tidak berhenti bergerak naik dan turun di atas layar ponsel keluaran terbaru. Matanya membaca tiap cuitan yang mampir di beranda. Sebuah retweet yang berasal dari akun yang dia ikuti menarik perhatian Taehyung.
Jiyoon baru saja me-retweet sebuah cuitan akun temannya yang bernama Saerin. Disana terpampang foto dari teman gadis itu yang tengah memeluk lengan seorang lelaki di Hongdae—yang tercantum sebagai lokasinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Girl
Roman d'amour[COMPLETED] Min Jiyoon tumbuh dewasa di bawah asuhan tujuh pria tampan. Memilih dan mengikuti sifat-sifat baik dari mereka untuk membuang bagian buruknya. Setidaknya itu yang diperintahkan ayahnya hingga dia tumbuh menjadi gadis yang baik. Seiring b...