Jiyoon baru saja selesai mengemasi alat tulisnya. Dia menghela napas memikirkan hasil tesnya hari ini. Tidak sepenuhnya yakin dengan jawabannya. Tak terasa satu semester hampir selesai dilalui. Dan sekarang Jiyoon sedang disibukkan dengan berbagai latihan untuk resital yang memang diadakan di setiap akhir semester.
Gadis itu beralih mengambil ponsel saat panggilan masuk dari Taehyung memenuhi layar. Senyuman terbit di bibirnya saat suara berat pria itu terdengar menyapa.
"Kelasmu sudah selesai?"
"Iya. Oppa jadi menjemputku hari ini?"
"Sebentar lagi aku sampai."
"Baiklah. Kalau begitu aku akan menunggu di lobi."
Setelah mengakhiri panggilan, Jiyoon segera keluar dari kelas menuju lobi fakultasnya. Tidak sabar bertemu dengan Taehyung. Rasanya sudah beberapa hari sejak terakhir kali mereka bertemu. Tentu saja, itu terjadi karena Min Yoongi.
Entah kenapa pria bermarga Min itu sedikit berbeda akhir-akhir ini. Yoongi lebih sering menjemput putrinya dan berada di rumah lebih lama dibanding tempat kerjanya. Hal itu membuat Jiyoon tidak punya alasan untuk keluar menemui Taehyung selain berbohong pada ayahnya untuk menemui Saerin atau ketika ada jadwal untuk les. Jadi saat pagi tadi Yoongi berkata bahwa dia tidak bisa menjemput, Jiyoon memanfaatkannya untuk bertemu dengan Taehyung.
Angin musim dingin menerpa wajahnya ketika dia tiba di lobi. Jiyoon merapatkan mantelnya dan menggigil sesaat. Matanya berputar mencari keberadaan mobil milik kekasihnya, tapi yang dia temukan malah ayahnya yang saat ini tengah melambai dari mobil dengan kaca terbuka sepenuhnya.
"Ayah?"
"Ji-ya!" seru Yoongi dengan panggilan kesayangannya. "Ayo masuk."
"Kenapa Ayah ada di sini?"
"Memangnya kenapa? Apa ada larangan bagi seorang ayah untuk menjemput putrinya?"
"Bukan begitu. Ayah bilang tadi pagi banyak pekerjaan yang menumpuk."
"Pekerjaan memang selalu menumpuk. Tapi bukan berarti aku tidak bisa menjemputmu, kan," sahut Yoongi retoris. Dia kemudian membuka pintu penumpang disampingnya dari dalam dan menunggu hingga Jiyoon masuk ke dalam mobil dengan wajah ditekuk. "Kenapa wajahmu itu? Kau tidak senang aku menjemputmu? Atau kau kesal karena tidak bisa bertemu dengan pacarmu?"
Secara refleks mata bulat Jiyoon melebar menatap ayahnya. Terkejut mendengar perkataan Yoongi yang diucapkan dengan nada jenaka.
"Pacar apanya! Aku hanya tidak ingin membuat Ayah semakin repot. Lagi pula aku kan bisa pulang dengan Tae-taxi." Jiyoon langsung menggigit bibirnya. "Iya, taksi."
Yoongi tidak memberi tanggapan. Pria itu malah menatap putrinya dengan tatapan yang sulit dibaca.
Apa ayahnya sudah tahu?
"Aku tidak percaya dengan taksi."
Kening gadis itu mengerut. Kenapa jadi membahas taksi, sih?
"Kita langsung pulang? Atau kau ingin mampir ke suatu tempat?"
Jiyoon menghela napas berat. "Langsung pulang saja."
Beberapa saat setelah mobil Yoongi menghilang dari pintu keluar, mobil Taehyung tiba dan berhenti di bawah pohon maple yang rindang. Dia mencari keberadaan Jiyoon di sekitar gedung fakultas. Setelah mesin mobil mati, pria itu memutuskan untuk melakukan panggilan pada gadis itu. Namun sayangnya panggilan tersebut ditolak hingga membuatnya khawatir. Taehyung berniat menelepon kembali tapi pesan masuk dari gadis itu menghentikan niatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Girl
Romance[COMPLETED] Min Jiyoon tumbuh dewasa di bawah asuhan tujuh pria tampan. Memilih dan mengikuti sifat-sifat baik dari mereka untuk membuang bagian buruknya. Setidaknya itu yang diperintahkan ayahnya hingga dia tumbuh menjadi gadis yang baik. Seiring b...