23 - daddy's heartfelt

3.9K 474 241
                                    

Sudah dua bulan sejak Jiyoon sembuh dari demam. Sejak saat itu pula dia berhenti bertemu dengan Taehyung. Gadis itu bahkan tidak tahu bagaimana dia bisa bertahan selama ini.

Tidak ada perubahan besar yang nampak dari sikap gadis itu. Ini liburan akhir semester pertamanya, jadi gadis itu lebih sering menghabiskan waktunya di rumah, membuat lagu, atau pergi jalan-jalan bersama teman-temannya.

Baik Yoongi maupun Jiyoon bersikap seolah tidak terjadi apapun selama mereka ada di rumah. Tapi meskipun gadis itu selalu menampakkan wajah ceria, Yoongi sering kali mendapati wajah murungnya. Terkadang dia tanpa sengaja melihat Jiyoon sedang melamun. Bahkan gadis itu sama sekali tidak antusias di ulang tahunnya yang ke-19 tahun ini. Walau begitu Yoongi berpikir kalau itu hanya akan berlangsung untuk sementara.

"Aku pulang."

"Ji-ya, kau sudah pulang."

Jiyoon mengangguk melihat kehadiran ayahnya. Dia berjalan menuju dapur dan mengambil minum.

"Bagaimana liburanmu?"

"Menyenangkan."

Jiyoon menjawab tanpa minat. Selama lima hari terakhir dia pergi berlibur ke Pulau Jeju bersama Saerin dan Woori. Meskipun Saerin belum pernah bertemu dengan Woori yang merupakan teman dekat Jiyoon saat SMA, tapi selama liburan kedua sahabatnya itu tidak terlihat canggung dan mereka bersenang-senang di sana.

Awalnya Yoongi tidak mengizinkan anaknya berlibur dengan teman-temannya. Bagaimanapun mereka hanya tiga orang gadis remaja. Dia khawatir terjadi sesuatu pada putrinya. Apalagi udaranya masih terlalu dingin meskipun sudah memasuki musim semi. Tapi melihat bagaimana Jiyoon terlihat murung belakangan ini, Yoongi terpaksa memberi izin. Dia pikir mungkin dengan begitu perasaan putrinya akan menjadi lebih baik.

"Kau sudah makan?"

"Sudah," sahutnya. Sambil menyeret koper besarnya, Jiyoon menaiki tangga menuju kamar.

Setelah tiba di kamar, gadis itu melempar tubuhnya ke atas kasur. Menatap langit-langit tanpa ekspresi. Dia pikir bisa berlibur dengan tenang bersama teman-temannya, tapi siapa yang mengira kalau di hari terakhir Jiyoon berada di Jeju, dia akan bertemu dengan pria itu.

Bahkan dengan bodohnya mereka bersikap seperti orang asing.

"Ayo cepat! Liftnya akan menutup!"

Saerin menarik Jiyoon diikuti Woori di belakang mereka. Setengah berlari menuju lift setelah tiba di lobi hotel tempat mereka menginap. Ketiga gadis itu baru pulang setelah berjalan-jalan malam di sekitar hotel dan membeli beberapa barang.

"Tunggu! Tolong tahan liftnya!"

Teriakan Saerin tampaknya terdengar oleh orang yang ada di dalam lift. Mereka segera berlari mengejar. Walaupun Jiyoon sebenarnya cukup heran kenapa mereka harus berlari seperti itu. Mereka 'kan bisa menunggu liftnya turun lagi.

"Terima kasih."

Ketiga gadis itu menunduk sopan sambil mengucapkan terima kasih ketika mereka telah berada dalam kotak besi itu. Tapi saat Jiyoon mendongak, dia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

"Oh, Jiyoon-ssi." Heoryung, laki-laki yang diketahui Jiyoon sebagai manajer Kim Taehyung, tersenyum melihatnya. Hampir semua staf Big Hit yang bekerja sama dengan BTS mengenal Jiyoon sebagai putri Min Yoongi karena dia cukup sering mengikuti ayahnya saat bekerja di studio. "Kau di sini juga?"

Jiyoon tersenyum canggung. Pandangannya kemudian beralih menatap pria jangkung yang berdiri di samping Heoryung. Kalau manajer Taehyung ada di sana, sudah pasti laki-laki di sebelahnya adalah pria itu. Dia dapat mengenalinya hanya dengan sekali lihat meskipun Taehyung menutup wajahnya dengan masker dan topi.

Daddy's GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang