(Season 2 EP. 20)

28 4 0
                                    

"RIAN!" Angel maju dan menahan gerakan tangan Rian.

"Lepas! Biar aku kasih hajar ni orang!" Rian menatap Angel tajam.

"Kenapa kamu mukul abang aku?" Ucapan Angel membuat Rian berhenti bergerak.

"Abang kamu?" Rian menatap Angel dengan heran.

"Iya, abang aku! Udh minggir dulu!" Angel menarik Rian agar menjauh dari Hendry.

Angel memapah Hendry dengan sedikit kesusahan. Rian hanya menatap Angel dan Hendry dengan tatapan yang gk dapat diartikan.

"Ini... Abang kamu?" Rian menatap Hendry dari atas kepala sampai ujung kaki.

"Iya Rian..." Angel menatap Rian dengan anggukan kecil.

Hendry menatap sekitar mereka yang sudah ramai akibat Perbuatan Rian tadi. Angel yang melihat abangnya celingukan juga ikut melihat ke sekeliling.

"Kenapa pada kumpul?! BUBAR SANA! INI BUKAN TONTONAN!" Hendry berteriak dengan lantang. Dia menatap satu persatu murid yang ada di sekelilingnya.

Dengan cepat, seluruh siswa dan siswi yang tadi berkumpul langsung berpecah belah. Angel memapah Hendry ke bangku samping pos.

"Emm... Maaf ya bang" Rian menatap Hendry dengan tatapan bersalah.

"Jadi ini pacar kamu dek?" Hendry menatap Rian dari ujung kepala sampe ujung kaki.

"Iya abang..." Angel mengangguk kecil.

"Awas lo! Gue gak kasih restu baru tau rasa!" Rian menatap Hendry yang sekarang menatapnya dengan tajam

"Lo gk berubah ya, masih sama suka ngancem -_-" Rian menatap Hendry sinis. Angel menatap Hendry dan Rian bergantian.

"Kamu kenal ama Abang aku?" Angel menatap Rian dengan heran.

"Iya, waktu k-" Set!. Dengan cepat, Hendry menutup mulut Rian.

"Mmhmm!!!" Rian memegang tangan Hendry yang menutup mulutnya.

"Diem!" Angel menatap Hendry dengan pandangan heran.

Angel berpikir di dalam hati 'kenapa abang bisik² kalo ujung²nya kedengeran juga?'. Angel menatap Hendry dengan jengkel.

"Bang! Ngapain sih! Kesian itu Rian gk bisa napas! Abang mau bikin Rian mati hah?!" Angel maju dan melepas tangan Hendry.

"Whoa! Hufft haah haah! Gila lo! Gue mau dibunuh ya? Sesek tau!" Rian menarik nafas beberapa kali.

"Dek! Duluan gih! Abang mau Ngomong dl sama si anak ayam" Angel menatap Abangnya dengan bingung.

Angel menatap Hendry dan Rian bergantian. Hendry menatap Angel, tatapannya menyuruh Angel agar cepat pergi. Angel menoleh ke arah Rian, lupakan. Rian masih sibuk menarik nafas.

"Yaudah, Adek duluan... Rian jan sampe telat juga lho! Abang juga! Kl telat, Adek aduin ke Ayah!" Angel melotot ke arah Hendry.

"Iya iya... Udh sana!" Hendry mengangkat tangan kanannya dan mengusir Angel.

Angel berbalik dan berjalan cepat menuju kelas. Hendry menatap Punggung Angel sampe Punggung itu menghilang. Hendry menatap Rian.

"Jadi, lo pacar adek gue? Si anak ayam ini?" Hendry menatap Rian dan tersenyum remeh.

"Emang kenapa sih? Bersyukur, yg jadi pacar adek lo itu gue. Bukan yg lain." Rian menatap Hendry dengan tajam.

"Dan lagi, kenapa lo panggil gue anak ayam? Gue anak manusia dari ujung kepala sampe ujung kaki. Mata lo picek ya" Hendry melotot mendengar perkataan Rian.

The Ice BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang