Chapter 10. Tragedi

139 6 2
                                    


                Angel membuka pintu kamarnya dan mendapati Rian sedang berdiri dengan wajah dinginnya yang biasa. Hening, keduanya tidak ada yang berbicara sampai akhirnya Rian membuka pembicaraan

                     "Angel" panggil Rian sambil menatap intens mata Angel yang hijau, Angel merasa gugup ditatap intens oleh Rian

                     "i-iya?" tanya Angel

                     "em, mau keliling gk?" tanya Rian sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

                     "em sama siapa aja?" tanya Angel sambil memainkan jari2nya

                     "eh, em berdua aja" ucap Rian sambil mengusap hidungnya gugup. 'berdua?' pikir Angel

                     "Gino?" tanya Angel, Rian langsung gugup karena ditatap oleh Angel

                     "Gino udh dluan" ucap Rian sambil menunjuk belakang

                      "ooh yaudah, gue siap2 dl" ucap Angel sambil berbalik

                      "ok" ucap Rian meskipun tidak didengar oleh Angel

             Rian segera berbalik dan langsung mengganti bajunya. Setelah selesai, Rian berpikir apakah dia harus menembak Angel saat jalan2? tanyanya pada diri sendiri. Pikiran Rian terputus, saat terdengar ketukan pintu.

             Rian bangkit dari kasur, lalu membuka pintu. Rian terdiam melihat penampilan Angel. Saat ini Angel memakai kaos lengan pendek dilapisi dengan jaket jeans. Dan dipadu dengan celana jeans. Angel yang ditatap oleh Rian langsung mengibaskan tangannya didepan wajah Rian.

                    "jadi gk?" tanya Angel sambil menurunkan tangannya saat Rian berkedip

                    "ehm, jadi. Ayo" ucap Rian sambil menutup pintu kamar dan berjalan keluar diikuti Angel di belakang


~SAAT DI TAMAN~


            Tidak ada yang berbicara diantar Rian dan Angel. Dua2nya terdiam karena tidak tahu harus berbicara apa. Angel yang melihat2 sekitar, menangkap kandang hewan. Angel segera berlari mendahului Rian yang menatapnya dengan pandangan terkejut

                    "waah, bagus banget burungnya" ucap Angel sambil mendekati kandang burung tersebut.

            Rian yang baru sampe, langsung menghela nafas saat Angel berlari lagi menuju kandang yang lain

                    "gue baru tau kalo misalnya ada kandang hewan di belakang penginapan" ujar Angel sambil terkagum2 dengan pemandangan yang ada didepannya

                    "sama" ucap Rian sambil menyusul Angel yang sudah berlari lagi. 'Aktif banget nih cewek' batin Rian sambil terus mengejar Angel

                    "Angel, jangan lari2an. Nanti ja-" ucapan Rian terhenti saat melihat Angel berjalan dengan sempoyongan

                    "Angel lo kenapa?" tanya Rian sambil berjalan mendekat, saat membalik tubuh Angel. Rian langsung membelalakkan matanya.

                    "ANGEL" panggil Rian sambil memegang tubuh Angel yang sudah ambruk. Hidungnya mengeluarkan darah, sangat banyak.

            Rian langsung membopong tubuh Angel, dan langsung membawanya menuju kamar. Disana, Rian langsung membaringkan tubuh Angel di kasurnya. Rian mencari2 dimana kotak P3K. Dibukanya lemari dapur satu persatu.

            Rian langsung berlari ke kamar setelah menemukan kotak P3K. Sesampainya di kamar, Rian langsung mengelap darah yang masih menetes. Rian langsung menghubungi Gino, 'setau gue ibunya Gino dokter, mudah2an bisa membantu' pikir Rian sambil menggigit bibir bawahnya karena Gino belum mengangkat teleponnya.

            Setelah menelpon 2 kali, Gino mengangkat teleponnya dan sebelum Gino sempat mengucapkan sesuatu, Rian langsung menyuruh Gino untuk pulang. Gino yang merasakan firasat buruk langsung berlari menuju kamarnya.

            Saat Gino sudah masuk ke dalam kamar Angel, Gino langsung duduk di samping ranjang

                        "Hidungnya dikompres pake es batu dl, biar berhenti" ucap Gino sambil menarik kotak P3K

                         "ok, gue ambil" sahut Rian sambil beranjak, tetapi tangannya di tahan oleh Gino

                         "gue aja, lo tugasnya dudukin Angel" ucap Gino sambil berjalan keluar kamar

               Rian langsung mendudukkan tubuh Angel, belakang kepala Angel diberi bantal agar nyaman. Rian menatap Angel dengan pandangan Sendu, dia merasa kasihan dengan Angel. Saat tangannya hendak menyentuh kepala Angel, Gino masuk.

                          "acia, mau ngapain lo tadi?" ledek Gino sambil berjalan mendekati Rian

                          "udh, cepetan kompres hidungnya" ucap Rian mengalihkan topik

                Gino langsung mengompres hidung Angel dengan teliti. Rian yang melihat langsung berjalan keluar. Gino yang melihat Rian keluar, langsung berhenti mengompres. Gino membereskan semuanya, dan menyusul Rian keluar

                Rian yang mendengar suara pintu tertutup langsung menoleh ke belakang, Rian melihat Gino yang sedang tersenyum dengan aneh berjalan mendekatinya. 'gila nih bocah'

                           "Kenapa lo keluar?" tanya Rian dingin, terdengar jelas dari suaranya bahwa Rian cemburu

                           "udh selesai, lagian kalo kelamaan nanti ada yang cem" ledek Gino sambil berjalan melewati Rian yang mengerutkan alisnya

                            "siapa?" tanya Rian masih tak mengerti

                            "ya elo lah yang cemburu, siapa lagi" ledek Gino sambil menuangkan air

                            "wah kurang ajar" sahut Rian sambil melempar kotak tissue ke arah Gino, tetapi Gino sudah lebih dl menghindar

                            "jadi gimana, berhasil?" tanya Gino

                            "ya kagaklah, orang Angelnya pingsan" ucap Rian sambil mendelik kesal

                            "yah, pokoknya ikutin aja deh saran gue" ucap Gino sambil merapikan bekas minumnya

                            "yahin aja" sahut Rian cuek. Dia memainkan Hp-nya, tidak memedulikan Gino yang menatapnya dengan pandangan jahil. 'Semoga beruntung Rian'

_______________________________________________________

yak jadi chapter 10 udh selesai.

Makasih buat kalian yang udh baca, jangan lupa vote aku biar semangat ya!. soalnya akhir2 ini sering ada rasa malas yang hinggap. tapi pas inget kalian yang udh baca cerita ini, aku gk jadi malas. Vote terus yak, biar semangat!. maaf kalo misalkan ada bagian yang membosankan

Jangan lupa kritik sama sarannya di coment. makasih guys

The Ice BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang