Chapter 11. perlahan demi perlahan

106 4 3
                                    

               Angel membuka matanya, kepalanya sakit saat cahaya lampu tertangkap oleh matanya. Angel melihat sekelilingnya, Dia menghela nafas lega karena ternyata dia berada di kamarnya. Bukan di rumah sakit.

              Saat Angel hendak turun dari kasur, Angel Memekik keras, karena kepalanya yang kembali sakit. Rian dan Gino yang sedang menonton tv, langsung berlari menuju kamar Angel saat mendengar Pekikan.

                      "gel, lo gk papa?" tanya Rian sambil memegang tangan Angel, Angel mendongakkan kepala dan mengangguk

                      "lo kenapa bisa pingsan?" tanya Gino sambil menuntun Angel untuk duduk di kasur

                       "maaf belom cerita ama kalian berdua" ucap Angel menundukkan kepala

                       "cerita apa?" tanya Rian sambil memegang bahu Angel

                       "gue....gue.." ucap Angel terbata2, Rian yang melihat Angel resah mengusap bahunya. Menyalurkan ketenangan

                       "rileks aja, kita gk bakal kasih tau yang lain" ujar Rian sambil menunduk, untuk melihat wajah Angel yang kini sudah lebih rileks

                       "gue punya trauma di kebun binatang. Dan saat Rian ngajak gue ke kebun yang banyak binatangnya, gue lupa soal trauma gue ini" ujar Angel. Rian dan Gino menatap Angel dengan tatapan terkejut, 'Trauma?' begitu yang ada di otak mereka

                       "trauma apa?" tanya Rian

                       "saat di kebun binatang, Gue sedang melihat2 hewan yang sekiranya menarik di mata gue. Saat itu gue gak nyadar, kalo misalnya dibelakang gue ada 2 orang berpakaian serba hitam. Saat gue berbalik, 2 orang tersebut langsung menarik paksa tangan gue. Mereka nyeret gue kedalam sebuah ruangan. Di ruangan itu, gue bisa lihat dengan mata kepala sendiri bahwa gue dikelilingi hewan buas. Hewan2 itu menatap gue dengan tatapan yang siap akan menerkam siapa pun. Saat itu juga, gue mimisan dan langsung pingsan ditempat saat hewan2 sudah mendekat. Saat itu juga, gue diselamatin sama cowok dia ngebawa gue ke rumah sakit, karena darah mimisan gue gak berhenti" ucap Angel panjang lebar, Rian dan Gino saling tatap. Mereka tak mengerti hubungan mimisan dengan trauma

                        "apa hubunganya?" ceplos Gino

                        "sejak saat itu, dokter bilang kalo misalnya gue udh gak diperbolehkan lagi untuk ngunjungin kebun binatang. Dan dokter juga bilang kalo misalnya gue terkena Virus, yang berasal dari hewan" ucap Angel

                        "makanya lo pingsan karena hewan2 yang ada di taman?" tanya Rian yang dibalas anggukan dari Angel.

               Setelah Rian bertanya, Angel langsung mimisan kembali. Rian yang melihat Angel mimisan, langsung mengambil handuk yang berisi es batu dan langsung menyodorkannya kepada Angel untuk menyumbat mimisannya.

               Sudah 10 menit Rian mengurusi Angel, selama itu pula Gino pergi bersama teman2nya. Rian menawarkan Angel untuk makan, tetapi hanya dibalas gelengan kepala.

                         "lo harus makan, biar ada energi"

                         "masih kenyang"

                         "kenyang apaan, lo gak makan dari pagi" Angel langsung terdiam, dia melirik makanan yang berada di atas nakas

                         "gue suapin" Rian langsung mengambil makanan tersebut, dan langsung menyendokkan nasi serta lauk.

               Angel hanya membuka mulutnya saat makanan tersebut disodorkan, belum ada percakapan di antara keduanya. Angel sibuk mengunyah, dan Rian tetap setia menyuapi makanan ke mulut Angel.

               Tanpa Angel sadari, Rian terus memerhatikan setiap bentuk wajah Angel. Hidung mancung, mata belo, bulu mata lentik, serta kulit yang putih, Rian terus menatap wajah Angel sampai Angel mengalihkan mukanya menatap Rian karena sedari tadi Angel merasa Risih ditatap seperti itu.

                           "kenapa?" tanya Angel sambil mengangkat sebelah alisnya

                           "eh, ehm. Enggak" Rian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

               Angel yang melihat Rian salah tingkah, tertawa terbahak2. Rian yang kaget akibat tawa lepas Angel langsung menaikkan satu alisnya

                            "kenapa lo ketawa?" tanya Rian sambil menaruh makanan yang sudah habis ke atas nakas

                            "abisnya, lo salah tingkah" ucap Angel yang masih tertawa, Rian memalingkan mukanya yang sudah merah akibat malu.

                            "berisik" ketus Rian sambil hendak bangkit dari kasur

                Sebelum Rian berjalan, Angel mencekal tangan Rian. Rian hanya melirik sambil terus menekuk wajahnya

                             "sorry, sorry. Duduk atuh, jan ngambek" ucap Angel sambil berusaha meredakan tawanya

                 Rian kembali duduk, dia menatap manik mata Angel. Hal itu membuat Angel salah tingkah, Angel langsung mengalihkan mukanya yang sudah merah akibat Rian yang menatapnya. Rian menyeringai puas saat melihat Angel salah tingkah

                              "salting lo?" Goda Rian sambil menaik turunkan alisnya

                              "eh eng-enggak" Ucap Angel terbata2, Rian yang melihat itu langsung memajukan mukanya, Angel langsung buru2 mengalihkan mukanya, enggan menatap wajah cowok itu

                               "kenapa pipi lo merah?" tanya Rian sambil tersenyum jail, Angel langsung memegang pipinya yang sudah memanas

                                "apaan sih, udh sono keluar lo!" ucap Angel sambil menunjuk pintu, Rian hanya terkekeh geli melihat  reaksi Angel.

                 Rian berjalan keluar sambil mengulum senyum, begitu pula Angel yang menatap punggung Rian yang hilang di belokan.

                'selamat Rian lo udh membuat gue jatuh cinta, dan membuat debaran jantung gue tak bekerja dengan normal saat berada di dekat lo' batin Angel sambil menutup mukanya dengan bantal.

                'nice job Angel, lo berhasil mencairkan hati gue dan membuat gue jatuh cinta dan membuat jantung gue berdetak lebih cepat hanya dengan bersama dengan elo' batin Rian sambil mengulum senyum.

The Ice BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang