Rian berjalan menyusuri koridor dengan wajahnya yang dipasang datar. Meskipun begitu, tak sedikit siswi yang memperhatikannya. Bahkan, ada beberapa yang mencegat Rian hanya untuk sekedar meminta nomor HP-nya.
Rian yang beberapa kali dicegat, menjadi risih. Setiap kali ada siswi yang mendekat, Rian langsung menatapnya dengan tajam seolah2 mengatakan 'deketin gue, mati kalian'.
Sesampainya di depan ruangan khusus untuk berlatih sepak bola, Rian berjalan menuju teman2nya berada. Dika yang melihat Rian berjalan, melambaikan tangan dan menyuruhnya untuk duduk di sampingnya.
"jadi, menurut kalian gue harus gimana?" tanya Rian to the point
"sebelum itu gue mau nanya, Lo sejak kapan suka sama dia?" tanya Zane
"sejak, pertama kali ketemu. Gue ngerasa kalo dia cewek yang menarik" ucap Rian
"hmmm, gimana ya?" ucap Bryan, yang lain tampak berpikir begitu pula dengan Rian
"kalo menurut gue, mending lo tembaknya sebelum pertandingan" ucap William
"jangan, nembaknya mending lo kasih bunga ke dia" ucap Chris
"basi lo semua. Pake cara yang bisa bikin baper. Lo maunya kayak gimana?" tanya Aldi
"gue maunya, cewek2 yang kejar gue diam saat gue ungkapin perasaan" ucap Rian sambil tersenyum miring
"berarti lo maunya di tempat yang banyak orang?" tanya Chris
"hm" ucap Rian
"kalau gitu, lo nembaknya pas selesai pertandingan aja" usul Aldi
"gimana caranya?" tanya Dika
"pertama, kita harus bener latihannya. biar menang" ucap Aldi
"yeu, apa hubungannya nembak ama latihan" ucap Zane
"ada hubungannya bego. makanya dengerin dulu napa" ucap Aldi sambil menoyor kepala Zane
"jadi, pas kita menang- mudah2an. Lo ambil mikrofon terus ucapin satu dua kata lah, jangan langsung ungkapin" ucap Aldi
"contoh?" tanya William
"contoh, 'makasih semuanya, yang udh ngedukung kita untuk menang. Kemenangan ini untuk membanggakan sekolah kita, dan untuk ditunjukkan kepada seseorang yang amat berarti bagi gue. Vanessa Angelic' gitu" ucap Aldi panjang kali lebar
"wiih, lo jago bikin baper tapi kenapa lo jomblo mulu yak?" ceplos Dika
"GUE UDH SUKA SESEORANG YA" ucap Aldi yang sudah tersulut emosinya. Yang lain menatapnya dengan tatapan tak percaya
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ice Boy
RomansaIce boy. Apakah maksutnya lelaki itu memiliki sifat yang dingin? Atau memiliki hati yang sedingin es? Entahlah, Aku tidak tahu. Mungkin dua duanya benar. Jika begitu, Aku akan mencoba untuk menjadi sang mentari yang dapat mencairkan hati yang sudah...