Chapter 2. Penasaran

291 13 1
                                    

      Disaat gue masih heran, seseorang yang dikerubungi tadi langsung berdiri dan berjalan keluar. 'ITU ANAK YANG TADI'. Karena masih dalam kondisi kaget dan banyak pikiran ,'gue sekelas dengannya?' 'Siapa namanya?', setelah berpikir lama, gue langsung bertanya kepada Rose.

     "ROSE!"

     "Aduuh, apaan?"

     "Anak yang tadi itu namanya siapa?"

     "Yang tadi dikerubungin!"ucap gue tak sabar, jadi tanpa sadar gue setengah berteriak

     "HADOOOOOH, namanya Rian" ucap Rose sambil buang muka

     "Ok, makasih!" sehabis bertanya, gue segera pergi menyusul Rian. Untuk berterima kasih atas kejadian tadi pagi.

      Saat sedang berlari entah kemana, gue menemukan pintu yang bertuliskan 'tangga menuju ROOFTOOP'. Entah apa yang gue pikirkan, gue langsung menaiki tangganya satu persatu, sampai akhirnya tiba di pintu Rooftoop. Betapa terkejutnya gue, saat pemandangan yang kulihat di atas. Rooftoop SMA ini temanya seperti taman, dengan bunga di sepanjang jalan, dan terdapat pula  kursi yang seperti di kantin (atau enggak yang buat piknik~Author). Lebih terkejut lagi, saat kulihat bahwa kursi tersebut ditempati oleh satu orang lelaki, yang tak lain adalah RIAN.

    Saat gue mendekati Rian, kulihat dia sedang bermain dengan hpnya, karena suasananya sepi gue pun memutuskan untuk berbicara dlan.

     "Hai Rian, gue Angel. Orang yang tadi lo tolong di depan gerbang tadi" sementara yang disapa hanya menoleh, dan sibuk kembali ke hpnya.

     "Hm" cuman itu jawaban yang dia keluarkan, tidak menoleh sedikitpun.

      "Makasih udh nolong gue tadi ya!" gue mencoba untuk mengajak dia berbicara lagi, meskipun gue tau bahwa dia takkan menganggap gue.

      "ya" sudah gue duga akan seperti itu jawabannya. Samar-samar, gue mendengar suara bel sekolah yang menandakan bahwa kelas akan dimulai.

      " balik yuk, udh bel nih. Nanti dimarahin ama bu guru" Karena gue terburu- buru, tanpa sadar gue menarik tangannya untuk berlari ke kelas. Sementara yang ditarik hanya memasang wajah datar.

   Sesampainya dikelas, gue langsung heran 'mengapa semua orang memandang kami?', sesaat setelah gue berpikir, gue langsung buru-buru melihat ke tangan gue yang masih dalam keadaan memegang tangan Rian, langsung saja gue melepasnya dan segera meminta maaf.

       "Ma-Maaf tadi g-gue refleks, ma- ma-maaf ya?" gue meminta maaf dengan kepala menunduk, tak berani melihat wajah Rian.

        "Gak papa" gue terkejut mendengar jawaban dari Rian, biasanya dia hanya menjawab 'Hm'. saking terkejutnya gue tak sadar, bahwa Rian sudah berjalan menuju bangkunya. gue pun ikut duduk di bangku gue, karena dari jauh kulihat ada seorang guru yang sedang berjalan menuju ke sini.

        "Selamat pagi, anak-anak" sapa bu guru

        "selamat pagi" ucap anak-anak 10 ipa 1

        "nama ibu, Helena Raqueel. panggil saja Miss Helen" Sambung Miss Helen yang merupakan guru Matematika juga merupakan walas kami.

        "Karena hari ini, hari pertama. jadi gimana kalo perkenalan diri dl?" tawar Miss Helen, yang langsung diiyakan oleh anak kelas.

         "Hai, nama gue Andika Wildon, biasa dipanggil Andi atau enggak Dika" Ucap Dika.


~SKIP SAAT BAGIAN PERKENALAN TENGAH~


        "Hai nama gue Rian Gabriel, biasa dipanggil Ri-"

         "ABANG RIAN!" ucap Chaterine yang memutus perkataan Rian

         "HUUUUUUUUUUUU" sementara anak kelas hanya menyoraki Chaterine, karena dia sudah memutus perkataan Rian.

         "Biasa dipanggil Rian" sambung Rian setelah sekian lama.

         "Nama gue Rivaldi Rosswell, biasa dipanggil Aldi"

         "Hai Teman- teman, nama gue Vanessa Angelic. Biasa Dipanggil A-"

         "BIDADARI" ucap Herman, sama seperti Chaterine. Dia mendapatkan sorakan dari teman sekelas.

         "Biasa dipanggil Angel, hehehe" sambung gue sambil tersenyum melihat teman gue satu persatu.


      Saat sudah selesai perkenalan, kami langsung belajar mengenai Pangkat akar dan Logaritma. Sesekali gue melihat anak anak yang lain menguap, karena materi yang sangat panjang. Beruntung gue sudah menguasainya sejak kelas 9 SMP, untuk persiapan kelas 10. gue berharap bahwa gue bisa ikut Olimpiade yang sempat tertunda saat kelas 9 dl. Olimpiade MATEMATIKA.

     "Ada yang bisa menjawab pertanyaan ini?" tanya Miss Helen, gue langsung mengangkat tangan, berbarengan dengan Rian yang ternyata juga mengangkat tangan. Karena ada dua orang yang mengangkat tangan, Miss Helen pun membuat satu soal lagi (karena tadinya cuman ada satu soal).

      "Ok, Rian Angel, silahkan jawab" Miss Helen mempersilahkan kami untuk menjawab soal di papan tulis, sementara yang lain hanya memperhatikan. Setelah selesai, gue langsung menjawab

      "SUDAH Miss!" ucap kami berdua, ternyata Rian juga sudah selesai. Sementara kami saling tatap, Miss Helen dan yang lain langsung menyoraki kami.

      "saya duluan Miss" ucap Rian, gue pun terkejut dan langsung membantah

      "saya dlan Miss" desak gue tak mau kalah dari Rian, sementara Rian hanya melotot, tanda bahwa dia yang dlan.

      "sudah sudah, kalian barengan" lerai Miss Helen, sambil sesekali cekikikan. Akhirnya, kami pun duduk di bangku masing masing. Sementara Miss Helen menilai, gue menggambar teman teman. Tiba-tiba, ada secarik kertas yang diberikan padaku dari kayla. isinyaa....

~selesai chapter 2~

   Hai guys, jadi aku mau ngasih kalian gambar salah satu tokoh dari The Ice Boy ini diaaa

   Hai guys, jadi aku mau ngasih kalian gambar salah satu tokoh dari The Ice Boy ini diaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


 itu yang diatas adalah Vanessa Angelic, nanti di episode berikutnya aku bakal kasih fhoto Tokoh lainnya.

  Terus baca sampai Tamat yaaa, follow aku juga biar aku bisa bikin cerita lain, dan comment untuk cerita yang akan aku buat nanti..... Dadaaaaaah :)

The Ice BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang