How, Three Part Three

141 34 0
                                    

"Siapa tadi Sat yang dateng?"

"Bidan dari Puskesmas, mau kasih vaksin katanya."

Kening Bang Bian mengerut, "ngevaksin siapa? Kagak ada yang hamil. Milkita lo hamil ya?"

"Hoax macam apa itu Bang? Milka ini masih polos dan suci, jangan menebar kebohongan."

Milka mendelik kaget, dia lagi nyapu sama aku sedangkan Bang Bian dan Mas Satria lagi ngobrol disebelah kulkas.

"Kirain lo dah kebelet kawin Mil,"

"Lambene Bang Bi emang babi." Milka mengelus dada tapi satu tangannya memegang sapu erat - erat.

Reyna mencium bau - bau keributan disini. Dan benar habis itu Bang Bian kena pukul sama Milka, terus aku ngajak Mas Satria biar gak perlu misahin mereka. Biarin aja nanti juga akur lagi.

"Mas tadi mau vaksin apa?"

"Hah siapa di vaksin?"

Astaga Bang Jae suka muncul tiba - tiba. Bisa gak sih kalau muncul kasih kode dulu?

"Oh itu Puskesmas ada jadwal vaksin Coronce buat kekebalan tubuh, biar gak kena Coronce. Katanya minggu depan giliran Medipos sama toko sepanjang jalan."

"Oalah vaksin itu, gue kabur aja deh." Bang Jae taruh tas di kursi loketnya terus nyalain komputer.

"Waahh Bang Jae takut jarum ya?"

"Apaan anjer, mana ada. Noh Kiwil yang takut jarum."

Bang Wildan? Takut jarum? Muka lempeng macam dia takut jarum. Hm keren - keren.


:::


"Sebelum makan siang hari ini gue ada pengumuman penting." Mas Satria berdiri didepan kursinya, mengamati satu per satu wajah di meja makan.

Meja makan ini berbentuk persegi panjang diisi delapan kursi, satu - satunya kursi kosong di samping Mas Satria. Lalu urutan duduk dari kanan Mas Satria ada Bang Bian, Bang Jae, Bang Wildan terus di depannya ada Bang Dino, aku, dan Milka.

"Tadi ada bidan dari Puskesmas dateng, katanya lusa giliran Medipos di vaksin. Datanya udah gue kasih ke sana, jadi jangan coba - coba kabur. Terus buat anak PKL juga kebagian jatah di vaksin, kalian juga jangan coba - coba kabur."

"Sat, hari rabu gue ada jadwal les piano."

"HAHAHA KAN BENER KIWIL MAU KABUR!"

"MANA ADA GUE KABUR, MAMA GUE NYURUH LES PIANO!"

"DIA TAKUT TUH, KIWIL KAN TAKUT JARUM."

Dan mulailah keributan jilid dua, antara Bang Jae dan Bang Wildan. Mas Satria langsung melerai karena waktunya makan siang dan belum sholat dzuhur.



:::


Hari di vaksin...

"Eh udah jam satu, gue nganter paket dulu ya." Bang Wildan mau berdiri pamit tapi ditarik Bang Bian dan Bang Jae.

"Eits anda berbohong, hari ini libur bro kalem lah duduk." Bang Bian sampai kekepin Bang Wildan di keteknya.

Kita lagi duduk di ruang tunggu Puskesmas, nunggu nomor antrian bukan nunggu jodoh. Bang Wildan dari tadi gelisah pengin pulang, dia takut di suntik katanya. Terus Bang Jae sama Bang Bian kompak kawal Bang Wildan sampai di vaksin.

"Nomor antrian sebelas."

Semua menengok ke Bang Wildan, ahaha selamat datang penderitaan. Sementara ekspresi Bang Wildan pucat ketakutan, ditambah senyum jahat dua temannya.

[ Day6 ] EncounterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang