Time, Two Part Six

138 30 0
                                    

"Asik ada reunian mantan nih!"

"Iya mantap lah bro, pajak reunian harusnya."

"Mana ada pajak reunian ego, lo kira pajak tanah." Balas Bang Jae sambil mengaduk es buahnya.

"Anjay ke notice orangnya, Jemika mantan lo kangen katanya."

Oalah ternyata Bang Jae sama Kak Echa mantanan, kasihan belum mantenan udah bubaran. Emang ya jodoh gak ada yang tau, tapi siapa tau mereka mau balikan gitu.

Soalnya kalau di bayangin lucu aja, Bang Jae galak - galak tsundere terus Kak Echa blak - blakkan tapi perhatian. Pas pacaran gimana ya? Mereka gak ngeributin bau badan kan?

Kak Jemika di balik panggangan daging balas berteriak ke Bang Bian. "Hah apa gak denger? Kurang keras bro."

"Wkwk Jae kalau latah ke Echa pasti jadi Echayang. Utututu gemes banget sepupu gue..."

"Najis alay lo Babi."

"Eits omongannya di jaga Om, ada anak kecil disini." Bang Wil menegur sambil memutup kupingku. Bang Dino juga ikutan nutup kuping Milka.

Hah maksudnya kita anak kecil gitu?

Tolong ya, Reyna sama Milka dua bulan lagi udah dapet KTP. Bentar lagi udah boleh ikut nyoblos.

"Ih Malika omongannya kasar, Echa gak suka ih." Bang Bian menirukan suara perempuan tapi jatuhnya kayak banci.

"Najis Bian kayak banci, pergi sono ke gang sebelah."

:::

Jadi setelah Kak Echa ngerjain aku pakai cerita horor berujung Zyopee, dia lanjutin cerita sebenarnya. Jadi Kak Echa punya tetangga misterius nan menyeramkan. Tetangganya belum pernah kelihatan keluar rumah semenjak tinggal disitu lima tahun lalu.

Tiap matahari terbit sampai tenggelam rumahnya adem ayem gak ada keributan bahkan jendelanya gak pernah kebuka. Nah tiap hari ada aja mobil mewah yang bertamu kesitu sampai Kak Echa catetin plat sama mereknya buat di bikin teori.

Suatu malam Kak Echa kebangun karena denger suara gergaji, dia kira itu cuma di mimpinya. Gak taunya suara dari rumah tetangga, waktu itu jam satu malem. Tetangganya pasti kurang kerjaan sampai nyalain gergaji tengah malem. Kak Echa orangnya kepoan tuh, dia intip jendela yang ngehadap rumah tetangga horornya.

Apa yang Kak Echa lihat?

Bener tetangganya lagi pegang gergaji, tapi─

"DORRR!"

"ASTAGHFIRULLAH KAK ECHA! JANGAN NGAGETIN DONG."

─Kak Echa gak mau lanjutin ceritanya. Malah dia ceritain cerita horor tetangga sebelahnya.

"Hati - hati Rey, di belakang sini bekas rumah sakit."

"Kakak kira aku anak SD yang bisa di kibulin sekolahnya bekas rumah sakit?"

"Lah SD lo juga? SD gue juga gitu katanya, egonya gue percaya."

"Iya aku juga ego bisa - bisanya percaya."

Kak Echa duduk di sampingku, halaman belakang kantor di sulap jadi tempat pesta dadakan. Ada lampu tumblr menggantung melintang, meja kayu di tengah lingkaran bean bag, dan alat barbeque di dekat tembok belakang.

Karena bean bag cuma ada lima, Mas Satria sama Bang Bian terpaksa ngangkat sofa cadangan di gudang. Gak ngerti sama kantor ini, sofa juga ada cadangannya. Kak Echa dan aku duduk di bean bag, Milka bantu Bang Bian bakar daging, Mas Satria jagain arang buat bakar jagung, Bang Dino ngerusuhin Mas Satria, terus Bang Wildan dan Bang Jae mabar PUBG.

[ Day6 ] EncounterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang