"Dek sini Mas ajarin input data pensiunan."
"Iya Mas! Bentar beresin denimalz dulu."
Milka mewakili jawaban kita, pagi yang cerah ini aku dan Milka sepakat membawa denimalz kita ke kantor untuk dijemur. Karna kalau ditinggal di kos bahaya, bahaya banget kalau sampai Jengki, Bangkit, Pilus, Downi, sama Kkepiw dicuri anak kos lain.
Milka juga punya denimalz lengkap, tapi aku lupa namanya. Karena Mas Satria udah gak sabar ngajarin anak PKL entah apa itu, aku taruh denimalz di meja depan TV. Kalau sampai hilang tinggal salahin salah satu dari empat bawahan Mas Satria.
Mas Satria duduk didepan loket 3, loket yang jarang di pakai kecuali kepentingan ambil gaji pensiun, scan paket, otorisasi pajak diatas 5 juta, dan beberapa hal penting lainnya.
Selama empat puluh menit penjelasan Mas Satria aku cuma ngangguk - ngangguk sok paham, padahal nol besar. Kan aku dah bilang aku salah masuk jurusan, waktu mau ganti jurusan gurunya sinis katanya gak boleh ganti (padahal gurunya yang gak mau ribet, apalagi guru BK HAHAHA KETAWA KERAS BANGET).
Haduh maaf kalau ada yang kesindir, tapi itu beneran wkwk.
"Mil, ngerti gak?"
Milka senyum - senyum sambil tengok kanan kiri. "Woiya jelas,"
"Enggak." Aku menjitak jidat Milka.
"Nah itu tau Re!" Milka balas menjitakku, bisa makin edan kena jitak terus.
Kita jalan ke depan TV mau jemur boneka denimalz, tapi kok...
"BANG WILDAN?!"
Aku panik dong, Bang Wildan ngapain Pilus dimasukin mulut Waifi (boneka serigala Bang Dino). Mana ekspresi Bang Wil kayak gak punya dosa.
"BANG APA MAKSUD HEH?!"
"BONEKA TIGARATUS RIBUKU~"
Aku berlari ke Bang Wildan dan merebut Pilus paksa. Bang Wildan keliahatan bingung, dia malah ngambil Downi terus dimasukin ke cangkir kosong bekas tehnya Bang Dino.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ Day6 ] Encounter
Fanfiction❛❛Bimbing anak PKL aja saya bisa, apalagi bimbing kamu ke jalan yang benar.❜❜ Lah dikira masuk aliran sesat...