Part 15

19.2K 1.1K 16
                                    

Fera memandang jengah Wanda yang sedari tadi bolak balik sembari menelfon Mawar namun tidak ada jawaban, telinga Fera sampai terasa panas karena wanda sedari tadi menggerutu tidak jelas

Wanda sangat khawatir karena Mawar tidak juga menghubungi nya bahkan telfon nya pun tidak dijawab

"coba kamu cari rumah ibu Sofia, mungkin mawar masih disana" ucap Fera menenangkan Wanda yang sedari tadi mengkhawatirkan Mawar sampai dia tidak berangkat kesekolah

Wanda mengecup tangan Fera cepat "dah ma, Assalamualaikum " ucapnya lalu berlari kencang keluar rumah

...

"rumahnya ibu Sofia dimana ya?" monolognya sendiri, Wanda baru sadar saat dijalan jika dia tidak tau dimana alamat rumah Sofia

"lo sih, jadi manusia aneh banget tau orangnya aja enggak apalagi rumahnya"

"mau ke mana nih neng?" tanya Sopir Taksi yang diberhentikan Wanda tapi gadis itu tidak juga naik malah bengong

"maaf pak gak jadi" ucap wanda sopan

"yeuu gimana sih eneng, kalo gak punya duit jangan berhentiin taksi dong" omel Sopir Taksi itu lalu pergi

"siapa juga yang gak punya duit" teriak
"woy!" saking kesalnya wanda melempari sebelah sepatunya kearah taksi yang sudah pergi jauh

tiba-tiba mobil putih berhenti disamping Wanda, terdengar suara yang memanggilnya dari dalam mobil lalu ia menolehkan wajahnya kearah mobil yang kacanya sudah terbuka

dengan cepat Wanda masuk kemobil putih itu, dia memajukan tubuhnya menatap Liam bengis "lo ya yang nyulik mawar" tuduh Wanda sembari menunjukan jarinya tepat didepan wajah Liam

Liam menurunkan tangan wanda lalu menyuruhnya untuk duduk dibangkunya dengan benar, "yang sopan sama yang lebih tua"

"inget juga ternyata kalo dah tua, cepetan lah Insyaf keburu telat"

"kamu sembunyikan mawar dimana? "

...

Marwan menepuk bahu Banu karena ayahnya sedari tadi hanya diam mematung padahal Marwan sudah sangat lelah ingin tidur.
Marwan juga belum menyadari bahwa ada Mawar didalam

Banu merasa ada yang menepuk bahunya seketika tersadar ia lalu berjalan memasuki rumahnya dan menuju kamar tidurnya tanpa menyapa sang istri dan anaknya.

Lia menghembuskan napasnya lega, ternyata suaminya tidak mengusir Mawar.
atau mungkin Banu akan menepati janjinya pada Lia?

"tenang aja ada ibu" ucap lia menenangkan mawar yang tegang, mungkin ia masih takut pada banu

Marwan yang baru saja masuk kerumah kembali berbalik badan dan berjalan meninggalkan rumah tanpa pamit, ia mengendarai mobilnya menuju apartemen nya untuk beristirahat.

sampai saat ini Marwan masih belum bisa menerima keadaan Mawar, meski sejujurnya dia sangat ingin memeluk Mawar tapi Marwan terlanjur membenci Mawar karena gadis itu tidak bisa menjaga kehormatan nya

...

Waktu menunjukkan pukul 19.00, waktunya makan malam, sedari tadi Mawar hanya diam menatap jari-jari tangannya yang bertautan.

suasana makan malam ini sangat hening, Banu menyantap makanannya dengan tenang meski Banu tidak memperlakukan Mawar dengan buruk tapi Mawar masih segan dengan banu karena ayahnya itu tidak menyapa bahkan melirik Mawar sedikit pun tidak

"Ini diminum sayang" ucap Lia memberikan segelas susu hamil dari arah dapur, Mawar segera meminumnya

"Kamu gak makan?" tanya Lia karena piring Mawar masih utuh tidak dimakan sedikit pun
Mawar menggelengkan kepalanya sambil menunduk.

BRAK

Banu mendorong kursi yang ia duduki tadi dengan kencang "Kamu Keruangan saya setelah makan" ucap banu tertuju pada Mawar, Mawar mengangguk cepat lalu Banu meninggalkan ruang makan ia berjalan kelantai dua rumahnya dimana ruang kerjanya berada.

Benarkan, Banu masih benci dengannya bahkan Banu mengucapkan 'Saya' pada Mawar, bukan 'Ayah' seperti dulu

diruang makan Mawar dengan cepat memakan makanannya takut jika terlalu lama Banu akan marah, watak Banu memang keras ia sangat tidak suka jika menunggu lama.

Diruangan nya Banu memikirkan keputusan nya yang akan ia bicarakan nanti pada mawar, banu hanya mempunyai dua pilihan untuk mempertahankan perusahaannya agar tetap berdiri

pilihan pertama Banu harus menerima Mawar meski keadaan Mawar yang berbadan dua jika mau Perusahaan yang ia rintis selama ini tetap berjalan

Atau ia Merelakan Perusahaannya Hancur.

Saat ini Banu tengah pusing dengan Masalah cliennya yang menanam Saham di Perusahaannya meminta Banu menerima Mawar, jangan pernah sekali pun Banu menyakiti Mawar begitu juga dengan Marwan jangan membiarkan Marwan mengucapkan Kata pedas dari mulutnya pada Mawar

Single Mommy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang