📍Jeon's school
.
Setelah pembahasan soal anak tadi, selepas makan malam. Lisa dan Jungkook kini memilih untuk masuk ke kamar mereka, berencana akan langsung tidur.
Tapi, setelah Jungkook ijin untuk tidur, berbeda lagi dengan Lisa. Lisa masih membuka matanya, kenapa matanya tidak mau terpejam? Padahal tubuhnya sendiri sudah sangat lelah.
Daripada melek tidak melakukan apa-apa, lebih baik Lisa melihat kearah belakang, tepat dimana Jungkook sedang tidur. Lebih tepatnya Lisa sedang memperhatikan wajah Jungkook yang menggemaskan seperti bayi ketika sedang tidur.
Lisa terus menggumam kan sebuah kata yang sama sekali belum tentu benar dengan keyakinan hatinya. Lisa hanya masih berat jika harus meninggalkan sekolahnya, apalagi Lisa sudah berada ditahap akhir. Jika keluar begitu saja yang kecewa bukan dirinya sendiri, tapi orang tuanya Juga pasti akan kecewa.
"Jungkook, maafkan aku untuk keinginan mama. Aku tahu mama pasti menginginkan seorang cucu dari pernikahan anaknya, tapi aku belum bisa memberikannya sekarang. Masih ada perjuangan yang harus aku perjuangkan." Gumam Lisa sambil mengelus pipi mulus suaminya.
"Apa aku memang benar-benar harus menyerahkan diriku sepenuhnya padamu? Apa aku merelakan semuanya demi pernikahan ini? Tapi aku masih ragu Jungkook." Gumamnya lagi.
Tangan Lisa bahkan sama sekali belum berhenti mengelus pipi suaminya, malah kepala jungkook sekarang ini berpindah tempat menjadi ke paha Lisa. Jungkook merespon dengan melingkarkan tangannya di pinggang ramping Lisa, dan mau tidak mau Lisa harus bersandar pada kepala ranjang agar badannya tidak merasakan pegal.
"Aku akan mencoba untuk merelakannya mulai dari sekarang. Aku yakin sekolahku akan baik-baik saja. Aku yakin, aku sudah siap."
Aktivitas tangannya yang masih mengelus pipi Jungkook masih berlangsung, namun pikirannya masih mencoba untuk memantapkan keputusannya. Ya, atau tidak. Tapi Lisa harus bisa.
"Jungkook." Lisa mencoba untuk membangunkan Jungkook.
Jam masih menunjukkan pukul 9 malam, lumayan masih tidak terlalu malam.
Sambil membangunkan Jungkook, di dalam hatinya dia masih mencoba memantapkan hati untuk memberikan segalanya.
"Jungkook bangun dulu, ada hal penting yang harus aku bicarakan."
Lisa menepuk pipi kanan Jungkook berharap suaminya itu akan bangun, tapi agaknya usahanya gagal. Jungkook malah menelusup kan kepalanya ke perut Lisa.
"Bayi?" Ucap Lisa mencoba memancing Jungkook dengan kata itu.
Jungkook mengangguk. "Mereka menggemaskan." Jawab Jungkook dengan mata yang masih menutup.
Lisa terkekeh mendengar jawaban Jungkook. "Ya, mereka memang menggemaskan. Kamu bangun dulu ayo, ada hal penting yang harus aku bicarakan. Jika tidak mau tidak apa-apa, tapi kamu jangan menyesal nantinya." Ucap Lisa.
Jungkook membangunkan tubuhnya, lalu mengucek matanya yang masih agak ngantuk itu.
"Ada apa sayang? Kenapa malam-malam begini ingin bicara sesuatu?." Suara serak khas bangun tidur Jungkook membuat Lisa merinding.
Lisa agak gugup ketika akan mengatakan hal yang sudah dia akan katakan tadi, tapi Lisa harus mengatakannya supaya Jungkook tidak kecewa.
"Kenapa?" Tanya Jungkook memastikan.
Lisa berdehem supaya tidak terlalu gugup saat akan mengatakannya, tapi rasanya masih saja gugup.
"I-tu, bukankah kamu menginginkan bayi?" Ucap Lisa sedikit malu, bahkan Lisa memilih memalingkan wajahnya. Wajahnya sudah memerah, Lisa malu.

KAMU SEDANG MEMBACA
[5] KEPALA SEKOLAH.
RomanceOn Going... Happy birthday to me. Semoga di umur yang sekarang selalu diberikan kesehatan, diberikan rezeki lebih, juga diberikan ide-ide lainnya untuk terus berkarya lewat cerita. Thank you untuk semuanya yang sudah mensuport ceritanya sampai di c...