🐻
Sila merasa setelah bertemu bahkan mengetahui nama lelaki itu. Ia merasa selalu diawasi. Mungkin hanya perasaannya saja. Tapi ia merasa begitu risih.
Saat waktunya istirahat sebentar, Sila memilih duduk di sebelah kiri mimbar yang digunakan dirigen saat upacara. Karena Andra yang telah duduk di situ melambaikan tangan kepada Sila untuk bergabung.
Setelah mendudukan diri, Sila mengeluarkan botol minumnya. Ia sungguh kelelahan.
"Capek banget ya, be?" tanya Andra menatap gadis di hadapannya yang sedang minum.
Sila menganggukan kepalanya lalu menutup kembali botol minumnya. "Emang lo gak capek? Ketua lo bengok-bengok mulu dari tadi," ucapnya bertanya.
Andra terkekeh sebentar. Ia menolehkan kepalanya menatap Azmi yang sedang minum di seberang sana. "Keras 'kan ketua gue?" tanyanya bangga lalu kembali menatap Sila.
"Tapi beda banget pas ketemu ama gue," jawab Sila menatap sejenak ke arah Azmi.
"Beda gimana?" Andra mengeluarkan snack yang ia bawa. Lalu membukanya dan membaginya dengan Sila.
"Kebalikan dari persepsi banyak orang kalo dia itu orang yang dingin," jawab Sila seraya mengambil tiga potong keripik singkong lalu memakannya.
"Menurut gue, dia gak dingin kalo bareng orang terdekatnya. Kek lo."
"Iya, gue emang dingin," ucap Sila sadar diri. Ia kembali mengemil snack dari Andra.
"Oh ya, tadi gue lihat kalo Azmi tu natap lo pas latihan tadi. Tapi gue gak yakin sih. Mungkin perasaan gue aja," ujar Andra dengan tatapan serius.
Sila menghentikan tangannya yang hendak mengambil potongan singkong. Ia menatap balik Andra. Ia hendak mengatakan sesuatu tapi tertahan. Lalu pandangannya beralih menatap Azmi yang sedang mengobrol.
"Kenapa? Lo ngrasa kalo-"
"Gatau juga. Tapi terserah dia aja mau gimana," potong Sila cepat. Ia kembali menatap Andra dan mengambil potongan renyah itu untuk ia makan.
"Gue gak peduli," lanjutnya lalu memakan keripik tersebut.
Andra tertawa ringan. Ia menatap senang sahabatnya. "Kalo dia suka ama lo gimana?" tanyanya lalu ikut makan.
Sila mengendikan kedua bahunya seraya memakan sisa bumbu yang melekat di jari telunjuk dan ibu jari kanannya. "Gue gak peduli," jawabnya menatap Andra dengan senyuman tipis.
Lalu ia kembali minum karena merasa seret. Andra berdecak dan memilih menghabiskan sisa snacknya.
"Tatapan belum mencerminkan kalo dia punya rasa ama gue," lanjut Sila selesai meminum airnya. Andra menganggukan kepalanya paham dengan mulut penuh keripik yang masih ia kunyah.
•••
"Apa kabar dengan hati Azmi?" tanya Rizky yang langsung duduk di samping kanan Azmi.
"Hati gue sehat," jawab Azmi menatap sekilas sahabatnya.
Rizky berdecak seraya menatap sebal lelaki di sampingnya. "Si doi udah ada pasangan, ya. Akrab gitu, makan bareng," ucapnya mengompori.
"Gue gak punya doi, Ky," balas Azmi malas lalu memainkan botol minumnya.
"Gak usah sedih gitu, Mi."
Azmi menghentikan permainannya pada botol. "Gue gak sedih, ya," balasnya menatap sebentar Rizky dengan tatapan serius.
Lalu Raka datang dan duduk di hadapan mereka berdua. "Sudah jangan berteman," ucapnya.
Rizky langsung melemparkan tatapan tak suka. "Sirik bilang, bos."
Raka mengacuhkan balasan dari Rizky, "Nih." Lalu ia melemparkan satu buah permen kepada Rizky. Lalu kepada Azmi.
"Oh ya ...."
Kemudian mereka berdua mengobrol ringan. Azmi memilih tak ikut nimbrung. Mungkin nanti saat dirinya ingin.
Kemudian entah kenapa pandangannya tertuju pada Sila bersama lelaki yang ia lupa namanya. Yang ia ketahui jika lelaki itu ikut futsal sama sepertinya.
Mereka terlihat begitu akrab. Ia tersenyum samar.
Lalu ia memakan permen pemberian Raka. Ia menatap kedua sahabatnya yang masih asik mengobrol tentang ulangan geografi minggu depan.
Ia pun berdiri dari duduknya. "ISTIRAHAT SELESAI!" teriaknya keras.
Lalu ia bersama anggota futsal lainnya kembali melanjutkan latihan. Ia memilih untuk melakukan game dengan anggota yang telah ia pilih tadi. Ia ingin segera pulang ke rumah dan merehatkan tubuhnya.
•••
Setelah menyelesaikan latihan futsal, Azmi memilih tak pulang bersama kedua sahabatnya.
"Mau jemput doi, ya?" tanya Rizky.
Azmi berdecak pelan. "Engga. Gue rehat dulu di pos satpam. Sekalian nemenin Pak Khan," jawabnya.
"Gak biasanya lo kek gini," timpal Raka.
Lalu mereka berjalan bersama menuju gerbang depan. Karena depan belakang pastilah sudah ditutup.
"Gue gak yakin dengan alasan lo. Tatapan lo gak dukung," ucap Rizky menatap Azmi sebentar.
"Terserah kalian," balas Azmi malas. Kemudian ia berjalan terlebih dahulu menuju pos satpam.
"Dih ngambek ik," komen Rizky.
"Tatapan dia berkata lain," ucap Raka menatap lurus punggung Azmi yang sudah menjauh.
-- happy reading --
🐻🐧
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKSA
Teen FictionTAKSA Arsila, ia telah menemukan obat untuk luka lamanya. Ia sudah mulai bisa tersenyum hangat kepada orang asing. Namun, obat yang telah ia temukan terasa tarka baginya. Ia ingin tahu apa obatnya itu akan bertahan lama untuk dirinya. Jika tidak, ia...