005. ARSILA

21 14 1
                                    

🐻

Bel tanda istirahat kedua telah berbunyi. Namun, di kelas 11 IPS 3 tak ada pelajaran.

Jadilah, gerombolan Azmi yang terdiri dari dirinya, Danu, Rizky, dan Raka memutuskan untuk pergi ke kantin. Mereka ingin makan siang.

Pesanan mereka telah tersaji di meja mereka yaitu semangkuk mie ayam dan segelas es teh. Mereka pun menyantap pesanan mereka dalam ketenangan.

"Nu, yang anter paket ke rumah gue kemarin namanya siapa?" tanya Azmi di sela makannya. Ia kembali menyantap mie ayamnya dengan pandangan masih menatap Danu yang duduk di depannya.

"Namanya Arsila, anak kelas 10 MIPA 5," jawab Danu menghentikan suapan selanjutnya.

"Jago bahasa Prancis dong berarti?" sahut Rizky bertanya.

"Baru juga masuk," timpal Raka.

Namun, baik Danu dan Azmi tak menanggapi ucapan dua sahabatnya itu.

"Arsila Kyaqsa?" tanya Azmi lagi. Tadi ia sempat membaca nametag gadis itu.

Danu menganggukan kepalanya. "Kenapa? Lo ketemu dia tadi?" tanyanya balik. Ia kembali menyelesaikan sisa mie ayamnya.

"Iya, di perpus," jawab Azmi lalu ia meminum es tehnya. Mie ayam yang ia pesan telah habis ia lahap.

"Mi," panggil Rizky.

Azmi menatap balik Rizky yang terlihat kaget. "Iya, tadi gue ngejar tu cewe," jawabnya.

"Mi," panggil Danu. Azmi beralih menatap lelaki itu.

Sekarang giliran Raka ikut-ikutan. "Mi."

Azmi menghela nafas sejenak. Ia menjauhkan gelas es tehnya. "Mau nambah mie ayam lagi?" tanyanya.

"Boleh, asal lo yang bayarin," jawab Rizky cepat dan membuat Azmi mendengus kesal.

Raka berdeham pelan lalu menatap serius ke arah Azmi. "Ternyata ribut-ribut di kelas gegara lo," ucapnya mengganti topik.

"Kok gegara gue?" tanya Azmi mengerutkan dahinya.

"Mas Danu, tolong bukakan berita hari ini. Masa calon ketos gak update berita sekolah," timpal Rizky.

Danu yang baru menyelesaikan makan siangnya buru-buru mengambil ponselnya dari saku celana. "Bentar-bentar, gue itu sibuk tadi. Gak sampe buka hape," jawabnya langsung membuka ponselnya.

"Heleh alesan," balas Rizky dengan raut malas.

Azmi yang diam sebentar memikirkan maksud ucapan Raka tadi. Ia menganggukan kepala. Sekarang ia paham.

Ia pun menatap kembali Raka yang masih menghambiskan mie ayam. "Ka, maksud lo soal cewe tadi?" tanyanya memastikan.

Raka menatap balik Azmi seraya menganggukan kepalanya. Mie ayamnya telah habis. Lalu ia minum es teh miliknya sebentar.

"Gue gak tau bakal kek gimana nasib tu cewe. Pasti bakal diteror 'kan?" tanyanya seraya meraih dua lembar tisu lalu mengelapnya pada bibirnya.

"Eh iya. Bener tu, Mi," sahut Rizky setuju.

Azmi berdecak, pandangannya menatap Danu yang masih membaca isi ponselnya. "Au ah, pusing gue."

"Derita jadi cogan gini ya, Mi?" tanya Rizky. Lalu ia sibuk mencari es batu untuk ia kremus.

Namun, Azmi memilih diam menenangkan pikirannya. Ia meraih gelas es tehnya lalu meminumnya.

"Lo sih, kenapa tiba-tiba care gitu ama tu cewe? Main cekal-cekal segala kek di drama. Ini sekolah woi," lanjut Rizky yang diacuhkan pertanyaannya oleh lelaki yang duduk di samping kirinya itu.

Danu telah membaca berita yang disebarkan di grup whatsapp. Ia menatap serius Azmi.

"Gue gak mau sepupu gue terluka hanya karena kenal sama lo," ucapnya. Azmi pun menganggukan kepalanya saja dan menatap sekilas lelaki di hadapannya.

Selesai makan siang, mereka berempat pergi ke kelas. Tapi saat hendak menaiki tangga menuju kelas mereka.

Raka minta izin pergi ke toilet. Tak lupa ia mengajak Azmi. Mereka pun berpisah. Karena Raka memilih toilet yang berada dekat laboratorium IT.

•••

"Ka, beneran ini salah gue?" tanya Azmi seraya menyandarkan punggungnya pada dinding toilet.

"Iya," jawab Raka malas.

Ia merapikan seragamnya sebentar lalu berjalan terlebih dahulu meninggalkan toilet. Azmi pun mengikuti langkah sahabatnya.

"Kok bisa sih? Masa cuma kek gitu doang, nasib tu cewe bakal diteror. Parah sih," ujar Azmi menggelengkan kepala tak percaya.

"Ya lo sendiri yang mulai. Lo 'kan dikenalnya dingin, sok misterius gitu. Setiap cewe yang deketin lo, gak bakal lo kasih lampu ijo. Lah sekarang? Pasti bakal ngira lo ada rasa ama tu cewe," jelas Raka panjang lebar.

Ia jarang berkata sepanjang itu. Karena ia irit dalam bicara secara langsung maupun pesan.

Azmi menghela nafas sejenak dengan pandangan menatap lurus ke depan. "Trus gue harus gimana?" tanyanya menatap Raka.

"Gatau, tidur aja gimana?" tanya Raka balik.

Rak menatap balik sahabatnya. "Gue ngantuk," lanjutnya lalu menguap tanpa menutup mulutnya.

•••

Tiga mapel terakhir hanya diisi dengan kesibukan masing-masing siswa di kelas 11 IPS 3. Ada yang sibuk mengerjakan tugas, bernyanyi sambil bermain gitar, dan sebagian besar memilih tidur di belakang.

Rizky yang dengan kesukarelaan tinggi membawa satu tikar besar untuk dibuat rebahan anak kelas. Ia menggelar tikar tersebut di bagian kosong belakang kelas. Tak lupa ia membawa satu bantal dan sarung miliknya.

Azmi dan Raka ikut bergabung tidur bersama Rizky dan teman yang lain. Hanya Danu yang masih sibuk dengan organisasinya. Jadilah, sekarang ia tak berada di kelas.

-thanks- 💚

TAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang