"Heh! Kemarin lo gak ke rumah gue ternyata nge-date ama doi, ya!" sambar Rizky cepat.Ia langsung mendudukan dirinya di samping Danu. Di tahun baru ini mereka berempat berkumpul di rumah Azmi sebagai ganti karena tak datang menginap di rumahnya Rizky.
Azmi berdecak pelan seraya memutar bola matanya malas, "Gue gak ada hubungan serius dengan Sila."
Tiba-tiba Danu tersedak es teh buatan pembantu rumah Randika. Ketiga pasang mata langsung tertuju kepadanya. "Trus kemarin kalian berdua ngapain mantai?" tanyanya setelah tak tersedak.
"Jangan bilang lo masih PDKT sama Sila?" Kini giliran Raka ikut bertanya.
"Kenapa kemarin gak langsung jeder aja. 'Kan bagus latarnya, pantai gitu," celoteh Rizky.
Lagi-lagi Azmi berdecak, tatapannnya menurun menatap minuman. "Gue cuma pingin jalan-jalan aja."
Pandangannya bergantian menatap ketiga sahabatnya, "Gue gak lagi PDKT ama Sila dan gue gak ada rasa sama dia. Jadi, gak akan ada kata pacar di antara gue dengan Sila," jelasnya lalu meminum es teh.
Ketiga sahabatnya seketika tertawa hambar, tak percaya dengan penjelasan darinya.
"Bohong lo kentara," balas Raka menatap tajam.
Danu pun sama, "Jangan gantungin sepupu gue kaya ini."
"Calon playboy kek gini nih." Rizky berdecak beberapa kali seraya menunjuk ke arah Azmi.
Azmi meletakan gelasnya kembali ke atas nampan. Kemudian ia berdiri dari duduknya. "Berhenti jomplangin gue dengan Sila. Gue mau fokus dengan sekolah dulu. Gue ke kamar." Ia pun langsung berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua.
"Alasan klasik, Mi. Gue yakin lo ada rasa ama Sila!" teriak Rizky. Tapi Azmi mengacuhkan hal itu.
Ketiga lelaki yang duduk di ruang tamu menatap sebentar kepergian Azmi. Lalu kembali fokus menatap meja di hadapan mereka.
"Kenapa Azmi ngelak perasaannya? Seharusnya dia lebih berani sebagai cowok," dumel Danu. Karena ia tak ingin sepupunya itu terluka dan berakhir air mata lagi.
•••
Reina mengulas senyuman ramah tatkala Sila keluar dari kamar menghampirinya. Ada raut keterkejutan di wajah Sila. "Silakan masuk, Kak." Reina menganggukan kepala lalu duduk di sofa ruang tamu.
"Kak-"
"Panggil gue Reina saja, gak perlu formal kek gitu," potong Reina cepat. Ia menatap ruang rumah yang masih berdiri.
"Oh, Reina." Sila menganggukan kepalanya paham, "Lo mau minum apa?"
Reina sudah menduga Sila akan menanyakan hal itu. "Air putih saja," jawabnya.
"Dan ya ... lo mau makan apa?" tanya Sila lagi.
Reina menampilkan senyumannya kembali, "Seadanya saja."
"Oke. Tunggu bentar, ya." Sila pun berjalan menuju dapur untuk menyiapkan jamuan kepada tamunya.
Selama menunggu Sila yang mulai sibuk di dapur, Reina memilih menelpon seseorang untuk menjemputnya. Karena ia berkunjung ke rumah Sila naik taksi.
Tepat saat Reina mengakhiri panggilannya, Sila datang dengan nampan berisi dua gelas air putih dan setoples kue kering. Setelah itu Sila mendudukan dirinya di kursi seberang Reina.
"Ada hal penting apa yang ingin lo bicarain ke gue?" tanya Sila langsung.
Reina meletakan kembali gelas berisi air putih yang telah ia minum karena ia merasa haus. Ia menatap balik Sila lebih serius.
"Bisakah lo jauhin Azmi?" tanyanya dengan penekanan yang tajam. Kening Sila berkerut tanda bingung.
"Kenapa Azmi bisa kenal orang selemot diri lo, sih?" lanjut Reina mencemooh Sila. Ia mengukir smirk di wajahnya.
Sila menghela napas sejenak--menahan amarahnya, "Karena Azmi bosan kenal orang yang suka ngomong asal." Ia menatap balik tajam kepada Reina.
"Bagaimana perasaan lo saat tahu lelaki yang sudah menjalin kasih dengan lo. Tapi dia malah deket dengan gadis lain?" tanya Reina.
Sila menelan salivanya--gugup, "Bicara yang jelas bisa? Gak perlu basa-basi kek gini."
Senyuman tipis mendarat di bibir Reina, "Gue minta lo jauhin Azmi."
"Lo nyuruh gue kaya ini serasa lo ada hubungan spesial dengan Azmi," balas Sila dengan raut tak suka.
"Pacar."
Kata itu langsung keluar begitu saja dari mulut Reina. Ia tersenyum penuh kemenangan tatkala melihat raut kesedihan di wajah Sila.
"Lo gak lebih dari sekadar teman atau mungkin lo gak ada hubungan apa-apa dengan Azmi."
Entah kenapa ia begitu kecewa mendengar satu kata yang keluar dari mulut gadis di hadapannya. Dari pertama kali bertemu, ia melihat jelas jika gadis itu judes. Ia merasa jika Reina sama seperti Alexa, sama-sama tak menyukainya dekat dengan Azmi.
Reina mengangkat alis kanannya seolah ia bertanya 'benarkah'. Lalu ia terkekeh ringan. Tiba-tiba suara klakson motor mengalihkan fokus dua gadis itu.
Tampak kontras raut bertolak belakang antara Sila dan Reina. Sila yang nampak terkejut bercampur sedih, sedangkan Reina dengan raut penuh kemenangan.
Lelaki yang bertengger di moge di depan pagar rumah Sila memilih untuk menunggu. Terlihat aura dingin terpancar dari sosok Azmi. Lelaki itu menatap lurus tanpa ada ketertarikan melihat dua gadis yang masih menatapnya.
Reina mengalihkan pandangannya menatap Sila yang terdiam. "Pahami kata-kata dari gue. Makasih ya, Ila. Azmi sudah jemput, gue pulang," ucapnya dengan nada memanasi hati Sila. Lalu ia berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri Azmi.
Kedua mata Sila masih menatap Reina dan Azmi yang sudah duduk di motor, bersiap untuk pergi. Azmi menatap sekilas ke arah Sila dengan sorot dingin. Kemudian laju motor milik Azmi meninggalkan kabut penuh kesedihan di hati Sila.
•••
Berita antara Azmi dan Reina kembali menjadi bahan gosip para siswi sekolah. Dari berita yang beredar jika Reina mengaku jika dirinya sebagai kekasihnya Azmi. Hal itu semakin tampak jelas melalui postingan igstory dengan caption love kemarin sore.
Kedua mata Sila menatap ke arah mejanya. Kini kelasnya bebas dari pelajaran karena guru pengampu sedang sakit.
"Jadi, kemarin mereka pergi makan malam bersama," batinnya dengan raut murung.
Entahlah, sejak kemarin sore ia melihat Azmi bersama Reina membuat mood-nya hancur. Ia hanya tak percaya dengan kenyataan yang ia terima sekarang.
Padahal sehari sebelum Reina datang ke rumahnya, terlebih dahulu Azmi mengajaknya belanja untuk ulang tahun Arsya minggu depan.
"Gue mau ke toilet," ucapnya seraya mendorong kursinya ke belakang.
Ketiga sahabatnya langsung mengalihkan fokus mereka ke arah gadis itu. Mereka hanya diam membiarkan gadis itu menenangkan diri.
"Andra, Sila bilang gak ada rasa kepada Kak Azmi. Tapi kenapa Sila terlihat sedih gitu," ujar Kiara setelah Sila keluar dari pintu kelas.
"Sila gak pandai berbohong jadinya kek gitu," balas Andra menatap sebentar gadis yang duduk di kursi belakangnya.
"Tapi kasian Sila. Dia pasti ngrasa diPHP-in sama Kak Azmi." Ferian menatap dua sahabatnya bergantian yang mengangguk setuju dengan pendapatnya.
"Ingin rasanya beri pelajaran kepada Kak Azmi. Tapi setelah berita itu, tampang Kak Azmi makin suram. Kaya dia nyangkal berita itu," jelas Andra dengan raut serius.
"Jadi, Kak Azmi gak pacaran dengan Kak Reina gitu?" tanya Kiara memastikan.
Ferian menganggukan kepalanya samar, "Mungkin saja Kak Reina cuma pansos."
Lalu dengan cepat Andra berdesis menyuruh kedua sahabatnya diam. Karena Sila yang telah selesai dari toilet. Raut gadis itu seketika berubah menjadi begitu dingin sama seperti setelah tiga bulan awal tahun lalu.
Sila memilih untuk tidur setelah duduk di kursinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/258488699-288-k99283.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKSA
Teen FictionTAKSA Arsila, ia telah menemukan obat untuk luka lamanya. Ia sudah mulai bisa tersenyum hangat kepada orang asing. Namun, obat yang telah ia temukan terasa tarka baginya. Ia ingin tahu apa obatnya itu akan bertahan lama untuk dirinya. Jika tidak, ia...