7

768 95 13
                                    

Warning typo

||








Sudah satu minggu sejak perth berkunjung ke kediaman keluarga suppapong. Hubungan perth dan saint semakin baik. Mereka semakin sering berkomunikasi melalui chat ataupun telepon.  Perth sedang membujuk Rene untuk mengklarifikasi tentang pemberitaan mereka. Perth terkejut saat tahu Rene lah yang melakukan wawancara. Rene yang sudah salah paham terhadap sikap Perth sudah di beri penjelasan dan Rene pun menerima segala penuturan perth, bahwa kebaikan pria berkulit Tan itu tidak lebih hanya menganggapnya seorang sahabat. Perth pun bercerita tentang saint dan perjodohan mereka.

“Ayolah ren.. Ku mohon eem..??”. Perth mendatangi rene di sebuah restoran china.

Perth meminta rene untuk segera melakukan Wawancara, meluruskan kabar berita yang selama ini berhembus. Rene memang kecewa ternyata Perth tidak menyukainya. Rene terkejut saat tahu Perth di jodohkan dengan saint pemilik toko kue dan Perth bahkan mengakui secara jujur jika ia menyukai saint. Perth sangat membantu Karir Rene karena itu Rene mencoba menerima dan masih berhubungan baik dengan Perth.

“aku sudah katakan Perth.. Aku akan melakukannya asal kau mau membantu ku..”. Tegas Rene.

Rene memang bersedia tapi ia meminta pada Perth dengan syarat, Perth harus menemani Rene ke sebuah acara pesta yang banyak di datangi para boss besar dalam dunia industri hiburan.

“Kau tahu.. Aku tidak terlalu suka pesta.. Syarat yang lain saja bagaimana..?”. Tawar Perth dengan wajah mengiba.

“tidak mau..!! Perth disana akan banyak pemilik PH dan boss besar produk ternama.. Jika kau datang menemani ku, itu akan membantu ku mendapatkan pekerjaan dan karir yang bagus..”. Rene masih kekeh dengan keinginannya. Rene bukan picik tapi ia memang seperti itu.

“Daii...!! Baiklah.. Aku akan menemani mu tapi setelah itu kau harus segera mengklarifikasi semua berita itu pada awak media.

Rene tersenyum puas mendengar kalimat yang Perth ucapkan. Secara tidak langsung Rene memang memanfaatkan Perth.

“malam ini kau harus bersiap..”. Rene pun meninggalkan Perth yang masih duduk di dalam restoran

Saint tengah asik menata kue yang baru saja matang dari panggangan.

“Apa kue itu manis seperti pembuatnya..?”. Suara yang berat namun terdengar Lembut menginterupsi saint, ia menoleh ke belakang. Di dapatinya sosok pria tinggi dengan kemeja hijau dan rambut yang tertata rapi.

“phi.. Joss..”. Ucap saint yang tak mengira joss datang, karena pria di depannya itu akan mengabari saint lebih dulu jika ingin datang ke toko kue miliknya.

Joss sering mengirimi pesan pada saint, dan saint akan membalas pesan joss dengan singkat tanpa basa-basi. Semenjak mengenal Perth lebih dekat dan sering berkomunikasi, saint tanpa sadar melupakan joss. Ia bahkan terkadang enggan membalas pesan joss Karena merasa takut memberikan harapan sedangkan ia sendiri tidak tahu hatinya tertuju pada siapa. Saint itu sangat payah soal cinta.

“Kau terkejut..?”. Joss menyamakan tinggi saint, dan menatap saint dengan jarak sejengkal. “jika iya.. Berarti aku berhasil memberikan kejutan..”. Joss tersenyum manis ke arah saint.

“ah.. Aku sedikit terkejut..”. Saint menampilkan cengiran yang kaku. “biasanya phi memberi kabar..”.

“Aku memang sengaja tidak mengabari mu.. Saint.. Ayo makan siang bersama ku..”. Ajak joss, ia memang sengaja datang untuk mengajak saint makan siang.

“baiklah.. Tapi phi harus mentraktir ku..?”. Saint membentuk jari telunjuk dan ibu jarinya seperti pistol.

“tentu saja.. Apapun keinginan mu..”.

muffin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang