5

948 106 29
                                    

WARNING TYPO

||



“Perth..”. Panggil kakek tanapon dengan sedikit berteriak saat cucunya berjalan dengan cepat melewati ruang tamu.

“Ya kek..”.jawab Perth, menghentikan langkahnya menghadap ke arah kakek tanapon dan masih berdiri tegak.

“Kau tidak sarapan..?”. Tanya nya.

“Tidak kek.. Aku harus segera pergi..”. Jawab Perth terburu-buru.

“bagaimana dengan saint..?”.mendengar nama saint, Perth menghentikan langkahnya.

“Dia pria yang manis..”. Jawab Perth dengan seulas senyum mengembang.

“Sepertinya ada yang sudah jatuh cinta..”. Suara ibunya menginterupsi.

Tuan dan nyonya tanapon bergabung bersama kakek tanapon di ruang tamu. Ibunya membawa tiga gelas minuman hangat.

“Pilihan kakek tidak akan pernah salah..”. timpa tuan tanapon dengan bangga.

“Ya.. Kakek yang terbaik..jadi.. sekarang ijinkan aku pergi menjemput tunangan ku...”.

“apa saint sudah setuju..??”. Tanya tuan tanapon. Kakek dan ibunya Perth memelototi tuan tanapon.

“apa maksud pho..?”. Tanya Perth bingung.

Tuan tanapon memperlihatkan cengiran, karena tanpa sengaja mengatakan sesuatu.

“kau harus berjuang untuk mendapatkan hati saint.. Cucuku.. Karena keluarga suppapong tidak akan memaksa jika saint benar-benar menolak di jodohkan..”. Wajah Perth terlihat lesu.

“bukankah mereka setuju..?”. Tanya perth memastikan.

“mereka memang setuju Perth.. Tapi saint sempat menolak dan orang tuanya berhasil meyakinkan saint untuk mengenal mu lebih dulu..”. Mendengar penjelasan ibunya, semangat perth sedikit berkurang.

“kenapa memasang wajah seperti itu..?? Kau seorang tanapon.. Tunjukkan kharisma mu dan berjuanglah..”. Tuan tanapon memberikan semangat anaknya yang terlihat masam.

“aku akan berjuang.. Kalian tenang saja.. sekarang aku akan membuat saint merasa nyaman denganku terlebih dahulu.. Aku pergi na..”. Setelah berpamitan, Perth pun pergi menuju apartemen milik saint.



“Perth..”. Sapa saint saat melihat seorang pria bersandar di mobil BMW hitam dengan setelan jas.

Perth memberikan senyum terbaiknya saat mendengar suara lembut menyapa telinganya.

“ayo..”. Ajak Perth lalu membuka pintu mobil.

“Hah..?”. Saint mengangkat sebelah alisnya.

“aku akan mengantar mu..”. Jawab Perth. Pintu penumpang sudah terbuka namun saint masih berdiri diri di tempat. Perth menggerakkan alisnya dan matanya mengisyaratkan saint agar segera masuk.

“kau tidak perlu melakukan ini..”. Tolak saint, karena memang dirinya merasa tidak ingin merepotkan.

“aku sudah disini.. Apa kau tega kedatangan ku sia-sia..”. Perth memasang wajah sedih.

muffin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang