muffin (END)

18

WARNING TYPO

Saint

Semua permasalahan membuat hidup ku semakin runyam. Mengapa Tuhan tidak pernah mempermudah jalan ku..?? Aku tidak pernah membayangkan akan mati dengan tragis, ya.. Kecelakaan itu membuat ku sangat takut.. Aku takut jika Tuhan dengan cepat mengambil nyawaku..?? Bagaimana dengan kedua orang tua ku nanti.. Kakak ku.. Dan.. Perth..

Apapun yang aku lihat, perasaan ku padanya tidak pernah berubah. Aku percaya Perth mencintai ku, tapi setiap kali melihat apa yang Dikirim chompoo, itu membuat ku kecil hati. Aku cemburu tentu saja.. Tapi Perth mengatakan dia mencintaiku jadi aku percaya, hanya saja aku jadi tidak percaya diri.. Kadang sering berpikir berlebihan bagaimana jika Perth benar berpaling dan itu membuat ku merasa tidak nyaman. Aku tidak sempurna untuk Perth, aku takut mengecewakannya.

Sempat berniat ingin memberi Perth hukuman. Aku sangat marah saat dia menuduh ku berselingkuh, aku ingin memberikan Perth pelajaran agar ia merasakan apa yang aku rasakan saat Perth bersama chompoo. Tapi sepertinya niat ku berubah. Setelah mengetahui kenyataan tan sedang sakit, aku sangat iba. Di tambah aku tahu tan menyukai ku, semua semakin beban untuk ku. Andai aku tidak tahu perasaan tan, mungkin aku tidak akan merasa serba salah seperti ini.

Aku harus bertanya pada phi joss, apa yang terjadi dengan tan sebenarnya. Dalam lubuk hatiku, aku takut tan tidak memiliki waktu panjang  aku harus membuatnya bahagia, agar aku tidak merasa bersalah. Bagaimana pun aku berhutang nyawa.

Ah iya.. Saat melihat berita tentang keluarga Perth dan chompoo, aku benar-benar lepas kendali. Aku melampiaskan marah dengan cara membanting gadget milik ayahku. Aku hanya ingin sendiri, menenangkan pikiran. Terpuruk tentu saja itu ku rasakan, mengalami kecelakaan, hampir mati lalu kaki dan tanganku jadi tidak berdaya  setelah sadar melihat berita gila itu. Hah.. Mengapa Tuhan tidak membunuh ku saja saat kecelakaan itu...?

Aku melihat kabar berita yang di berikan perawat saat Sedang menemani ku. Aku senang.. ?? Tentu saja, semua orang jadi tahu jika Perth milikku. Tapi itu hanya akan terjadi jika kami benar-benar akan menikah. Aku tidak mungkin melakukan pernikahan dengan kondisi cacat seperti ini.. Aku memilih untuk membatalkan pernikahan kami, aku ingin mengatakan pada Perth Bagaimana jika di undur sampai aku sembuh, tapi ku urungkan karena saat dia datang membuat ku semakin kesal dan tan yang semakin perhatian membuat ku tidak tega.

Kami memang butuh waktu berdua untuk berbicara, dan ibu ku mengerti lalu keluar dari kamar rawat ku. Setelah berdua, yang kami lakukan hanya berdebat. Seharusnya Perth memberikan ku keyakinan Bukan justru menanyakan tentang perasaan ku , seperti dia tidak merasakan cinta yang selama Ini ku berikan. Dan justru setiap kata yang keluar dari mulutnya hanya memancing emosi ku.
Jika dia memang memahami diriku, seharusnya Perth tahu aku mencintainya. Dan saat ia menjelaskan tentang chompoo, ia mengatakan gadis itu lemah dan sebagainya. sangat gila untuk ku dengar, separah itu Perth tidak  bisa memahami ku. Aku ini memang pria, tapi aku bukan  pria dominan. Aku justru lebih lemah dari wanita itu. Pertanyaan terakhir yang begitu menusuk, PERTH MASIH MEMPERTANYAKAN PERASAAN KU. “Aku MENCINTAINYA atau TIDAK” sekarang siapa yang meragu..? Sudahlah aku lelah, lebih baik batal saja.. Karena emosi yang meluap akhirnya aku mengatakan “TIDAK MENCINTAINYA “. Jika kami menjauh, semoga Perth akan sadar.

Tujuan ku sekarang adalah kesembuhan ku, aku harus sehat seperti semula. Lalu membuat Tan tersenyum sampai ia bisa melakukan operasi dan sembuh dari penyakitnya. Tentang Perth, jika Tuhan  menakdirkan kami bersama walau harus menjaga jarak dan melewati waktu lebih panjang, kami pasti akan bersama. Anggap saja ini hukuman untuk perth.

Normal

Sehari setelah kejadian di rumah sakit, perth lebih banyak diam. Dunianya tiba-tiba menjadi hampa. Kasus saint sudah hampir selesai,masalah  dari semuanya sudah terbongkar berkat bantuan perth. Pihak kepolisian akan segera menangkap tersangka yang sudah di ketahui keberadaannya, hanya tinggal menjemputnya saja.